Minggu, 20 Januari 2013

The Lost Memories

Cho Kyuhyun------------------------Han Hye Na-------------------Song Joong Ki


The Lost Memories

Mencintaimu bukanlah separuh kesenangan tapi itulah seluruh kesenangan yang aku dapatkan darimu...


Flasback
At Taman Kota Bucheon

“Oppa.. kau mau kemana?? Apa kau mau pergi jauh meninggalkanku??” Han Hye-Na, 6 tahun menatap pria cilik disampingnya itu, yang lebih tua setahun dengan mata berkaca-kaca.
“Na~ya, aku tak akan pergi jauh darimu, aku akan kembali untukmu. Jadi, kau tunggulah aku di sini. Mau kah kau menungguku??”tanya pria cilik itu tak kalah sedihnya
“Mwo?? Menunggumu?? Arasseo, aku akan menunggumu disini, asalkan kau berjanji akan membawakan aku coklat sebanyak yang aku mau, eotthe??”Hye-Na memberikan jawaban dan pria kecil itu tersenyum bahagia melihat gadis cilik yang berada di sampingnya berjanji akan menunggunya. Setidaknya jawaban itu telah melegakan hatinya karena harus meninggalkan peri kecil itu dalam waktu yang cukup lama. Dia sangat membenci perpisahan yang harus dilakukan, dia pernah berjanji kepada gadis cilik itu akan menjaganya hingga dewasa nanti tapi takdir berkata lain, dia harus pergi dari sisinya dan meninggalkannya. Tapi dia berjanji pada diri nya sendiri, dia akan kembali dan menepati semua janji yang telah di buat. Gadis itu, sangat manis, dalam balutan baby dress berwarna hijau terang kesukaannya. Dan berada di tempat kesukaan mereka, di bawah pohon maple yang sedang berwarna hijau terang, musim kesukaan Hye-Na, gadis cilik itu. Musim semi.
“Nea, aku berjanji. Aku akan membawakan coklat sebanyak yang kau mau. Bagaimana kalau kita saling mengaitkan jari kelingking?? Tanda perjanjian kita” tanya pria cilik itu sambil memberikan jari kelingkingnya
“Hmm... shireo-tidak mau!! aku tidak mau melakukan itu” sungut Hye-Na sambil mengerucutkan bibirnya. Walau dalam keadaan kesal gadis itu tetap kelihatan manis dalam pandangannya. Pria cilik itu tersenyum menatap langit yang sedang berwarna biru cerah, menyerah untuk melakukan mengaitkan jari kelingking itu, dia tahu sekeras apapun dia memaksa, gadis itu tidak akan menurutinya. Tapi, tiba-tiba... Hye-Na mendekatkan dirinya ke arah pria itu dan...
Chuup~kisseu~ dia mencium pipi pria cilik itu sambil menunjukan senyum terbaiknya yang belum pernah dia lakukan sebelumnya. “Aku ingin oppa kembali kepadaku, dan aku pasti menunggumu. ” janji gadis itu. “Cepatlah kembali!” lanjutnya lagi. Pria cilik itu tersenyum malu mendapat ciuman pertamanya, dia menatap Hye-Na yang sedang asik mengayun-ayunkan kakinya yang menggantung di kursi besi yang mereka duduki karena kakinya yang masih jauh dari tanah, tersenyum senang menatap pria itu kembali. Pria cilik itu berharap waktu segera berlalu atau setidaknya berhenti agar dia bisa tetap berada di sisi gadisnya, menjemput peri kecilnya. Cinta pertama di Musim semi yang tak akan pernah terlupakan. Janji masa kecilnya.

***

At Bucheon
07:10

Tok..ttoookkk…tttttooooookkkkk!!!!!!

Terdengar suara ketukan yang amat keras dari balik pintu kamar dan suara Min-In pun mulai membangunkan seorang gadis yang masih dengan asik nya tertidur pulas di kamar.

“Han Hye-Na~ah!! bangun kau!! Ini sudah siang, apa kau tak ingat ini adalah hari pertamamu masuk sekolah!! Apa kau mau terlambat di hari pertamamu masuk!!teriak Min-In dengan lantangnya membangunkan Han Hye-Na, anak gadis satu-satunya yang dia milki

“Nnggggg….. Aku masih mengantuk eomma, apa upacaranya tak bisa di undur saja” jawab Han Hye-Na sambil menggeliatkan tubuh

“APA!! Bagaimana bisa di undur?! Kau ini, sudah dewasa namun tetap saja seperti ini bagaimana gadis seperti kau bisa punya pacar!! Bahkan bangun pun harus aku yang membangunkanmu, main game hingga larut malam!! Cepat bangun atau aku akan mendobrak kamarmu dan memandikanmu langsung di tempat tidur?!ancam Eomma nya tanpa ampun

“Aaiisssshh… Eomma, kenapa kau jahat sekali padaku, gadis mu satu-satunya. Iya, aku akan bangun dan bersiap segera” gerutu Han Hye-Na

“Bagus,  jangan sampai aku berubah pikiran Han Hye-Na~ahancam Eommanya lagi

Terdengar derap langkah eomma menuruni tangga secara perlahan. Dengan malas Han Hye-Na bangun dari tempat tidur dan menatap kasurnya dengan amat sangat menyesal. Han Hye-Na menuju kamar mandi, membersihkan diri dan langsung memakai seragam sekolah untuk pertama kalinya. Seharusnya hari pertama masuk sekolah adalah hal yang terindah buat para siswa-siswi baru seumurannya, berdandan cantik agar di kenal dikalangan siswa, memakai seragam yang cantik, tampil feminim, bertemu dengan orang banyak yang baru di kenal, membuat teman kelompok atau mulai mencari pacar baru, namun itu semua tak berlaku untuk Han Hye-Na yang lebih memilih, tidur, makan dan game karena baginya, selain tiga hal tersebut segalanya akan sangat membosankan.

Gadis itu menuruni tangga dengan sangat malas, menginjakkan kaki di anak tangga dengan amat perlahan. Dia merasa sangat berat untuk meninggalkan kamar kesayangannya apalagi game semalam yang belum dia selesaikan stage permainannya. Aiihhh…Kenapa tanggal masuk sekolah bisa datang secepat ini” runtuknya terus mengeluh dalam hati.

“Eomma, apa hari ini aku harus menghadiri upacara penyambutan siswa baru??” tanya Hye-Na sambil menarik kursi di depan Min-In yang sedang mengoleskan selai coklat ke atas roti

“Hye-Na~ah, Apa yang salah dengan Upacara Penyambutan Siswa Baru? Bukankah kau juga siswa baru di Myung High School” jawab Min-In.  “Sekarang, bisakah kau jelaskan bagaimana kau bisa masuk kesekolah itu?? Aku sampai heran, kau yang seperti ini bisa terdaftar di sekolah terkenal itu” gerutu wanita separuh baya itu kesal

“Eomma, apa kau tak percaya pada anak gadismu ini, kalau aku pintar?? Aku masuk kesana karena ku dengar akan ada banyak pria ganteng dan kaya di sana, jadi aku bisa memilih salah satu dari mereka untuk menjadi menantu idealmu, eotthe??” sarannya setelah meneguk susu coklat kesukaannya

“APA!!! Kau benar-benar Han Hye-Na~ah, mau sampai kapan kau bermain-main seperti ini. Baiklah kalau itu maumu, akan aku sampaikan ke Appa agar mencarikan kau seorang suami segera, eotthe?? Bukankah itu lebih bagus” tantang Min-In sambil melipat kedua tangannya di depan dada, menyandarkan punggung kebangku

Uhhukk.. uhhuukkk.....” Gadis itu tersedak karena kagetnya. “MWO?? Menikah?? Eomma, aku baru masuk sekolah dan sekarang eomma membicarakan pernikahan. Aku masuk ke sekolah ini atas harapan eomma dan appa, apa aku masih membuatmu khawatir??!!! Aku masih ingin menikmati masa mudaku, ingat itu.” tandasnya

“Baiklah, jika itu mau mu. Dan aku harap kau bisa merubah penampilan acak-acakmu itu, kau seharusnya bisa tampil lebih baik di hari pertamamu masuk sekolah. Aku hanya ingin kau terlihat lebih feminim, tidak seperti ini. Jika kau memenuhi permintaanku ini, aku akan memperbolehkan kau main game sesukamu, membeli kaset game sebanyak yang kau inginkan, apapun yang kau ingin lakukan tapi dengan catatan nilai sekolahmu harus bagus, bagaimana??” Min-In mencoba memberikan penawaran

Hye-Na menimbang penawaran yang Eomma ajukan, sebenarnya penawaran yang bagus, dia bisa bermain game sesukanya, tidur kapan pun dia mau dan semua atas kehendaknya tapi kalau untuk tampil feminim sepertinya dia tak akan menyentuh bahkan mencoba bagian itu. Iyyyuuuhh… memikirkannya saja membuatnya mual seketika. Han Hye-Na menatap eomma dan mencoba meninjau penawaran yang eomma buat tapi tetap saja akan sangat sulit bagi nya yang lebih menyukai tampil apa ada nya daripada tampil feminim, “Hhaaaahh…Eomma apa kau tak bosan menyuruhku untuk tampil lebih feminim. Aku kira keadaanku tak seburuk yang eomma dan appa pikirkan.” sergahnya kesal

“Astaga, Hye-Na~ah. Apa itu terlalu sulit untukmu?? Sudahlah jika kau tak ingin, eomma tidak akan memaksamu lagi. Kau bisa berubah kapanpun kau mau. Ok!!!” ucap eomma pasrah. Eomma meneruskan membuat sandwich yang sedang di buat dan memasukkannya ke dalam kotak makan. “Sebaiknya kau berangkat sekarang atau kau akan terlambat Hye-Na~Ah”. Wanita itu menyerahkan kotak makan itu kepada Han Hye-Na.

“Nea, Sepertinya aku benar-benar akan terlambat di hari pertamaku karena perbincangan pagi iniujarnya sambil melihat jam tangan yang terpasang di lengan kanannya, Han Hye-Na langsung bergegas mengambil kotak makan dan langsung berlari keluar pintu dan berteriak di depan pintu rumah, ”Eomma….Aku berangkat!!! Sarangheyo!!” teriaknya lantang

****
At Myung High School
08:00

Myung High School

Han Hye-Na berhenti tepat di depan pintu gerbang sekolah setelah berlarian. Berhenti sejenak untuk menarik napas panjang, badan nya membungkuk dengan menompangkan tangan di atas lutut, menata kembali napas yang tinggal sepenggal-sepenggal. Dia sangat beruntung karena bisa bersekolah di “Myung High School” yang sangat terfavorit di daerah tempatnya tinggal, selain itu lokasinya juga sangat dekat dengan rumah, sekolah ini menjadi list pertama yang masuk kedalam daftar melanjutkan pendidikan, selain keinginan Eomma dan Appa, Han Hye-Na juga mempunyai suatu alasan mengapa dia ingin bersekolah di sini, dan alasan itu adalah gadis itu ingin terus berada di samping seorang namja, lebih tepatnya kakak kelas sekaligus tetangga sebelah rumahnya. Mereka telah mengenal lebih dari 10 tahun, kenyataannya pria itu hanya menganggap Han Hye-Na sebagai dongsaengnya sedangkan Han Hye-Na menganggap pria itu sebagai pangeran idamannya. Terdengar aneh buat dia, awalnya Han Hye-Na hanya menganggap hubungan mereka biasa namun kelamaan perasaan itu terus tumbuh bahkan hampir membuat gadis itu frustasi karena terus menyimpannya hingga saat ini. Pikirnya, mungkin lebih baik keadaan terus seperti ini agar dia bisa dekat dengan namja itu, setidaknya melihatnya tersenyum, itu sudah lebih dari cukup untuknya.

Sekolah ini benar-benar menjadi favorit di daerah Bucheon selain tersedia segala fasilitas, sekolah ini juga bekerjasama dengan universitas terkenal yang ingin merekrut siswa-siswi yang berprestasi agar bisa mendapatkan beasiswa dan berkerja di perusahaan terkenal. Sebenarnya Han Hye-Na tak terlalu berharap banyak di sekolah ini, baginya semua sekolah sama saja, membosankan!!

Sepertinya eomma benar-benar membuat Han Hye-Na datang telat hari ini, di setiap sudut sekolah tampak sepi. Aiish.. aku harus menuju kemana. Semua tempat terlihat sama, sekarang dia berada di koridor panjang yang kanan kirinya terdapat pintu dalam ukuran yang sama, kelihatannya seperti kelas tapi dimana aula utama nya??. Hye-Na berusaha mengecek setiap ruangan, tiba-tiba ada seorang namja yang memukul bahu sebelah kanannya”, Han Hye-Na meringgis dan berteriak, “YAK!!! Apa yang sedang kau lakukan” teriaknya sambil menoleh ke belakang. Ternyata di sana ada seorang namja yang kira-kira seumuran dengannya dan kalau di lihat dari seragamnya sepertinya dia juga siswa baru di sekolah ini. “Justru aku yang sedang bertanya padamu, sedang apa kau di sini?? Seharusnya kau berada di aula utama sekarang karena sedang ada upacara penerimaan siswa baru” jawabnya setengah berteriak.

“Tapi bisakah kau jangan memukulku?? apa kau tahu kalau itu sakit. Dasar namja bodoh!!” gerutu Han Hye-Na sambil mendelik kesal. Namja itu cukup tinggi, tinggi badannya hanya berada tepat di bahu namja itu, rambutnya kecoklatan, kulit yang putih dan matanya yang cukup tajam. Ah, satu lagi, kalau di lihat wajahnya lumayan tampan. Tanpa sadar Han Hye-Na menilai namja itu dari setiap sisi dan sepertinya namja itu menyadari apa yang sedang dia perbuat.  Namja itu mendekat kearah Hye-Na, menunduk dan mendekatkan wajahnya ke depan wajah Hye-Na, “Apa yang sedang kau pikirkan nona? mengapa kau menatapku seperti itu? Apa kau baru melihat cowok tampan sepertiku??” tanyanya meledek sambil menyeringai. “MWO!! Tampan?? Jangan harap kau bisa mendengar kata-kata itu terlontar dari bibirku. Jangan berharap!!cibir Han Hye-Na menjauhkan wajahnya dari namja itu.

 “Tapi aku tahu kau tadi sedang menilaiku, dasar gadis pembohong!!”. Hye-Na hanya merespon dengan senyum sinisnya. “Ya sudahlah. Aku mau ke Aula Utama sekarang, Han Hye-Na~ssi” ujarnya sambil berjalan meninggalkan gadis itu di koridor

Hoh, dari mana namja itu tahu namaku?? Apa dia sudah mengenalku??” gumam Hye-Na sembari berlari kecil mengikutinya dari belakang, “Hei, kau tahu namaku?? Jangan-jangan kau adalah seorang pengemar rahasiaku yah? Atau kau adalah seorang penculik gadis??” tanya Han Hye-Na bertubi-tubi.

 “Cih, penggemar?? Penculik?? Hah, Kau sungguh lucu Han Hye-Na~ssi dan mengapa kau mengikutiku??” desis namja itu tajam.

“Ah maja-benar, kau tak mungkin salah satu itu. Apa kau murid baru juga sepertiku??” tanya Han Hye-Na lagi.

Tiba-tiba namja itu menghentikan langkahnya secara mendadak hampir menabrak Han Hye-Na yang masih mengikutinya, dia membalikkan badan ke arah Hye-Na dan menundukkan kepala menunjukkan wajah serius, “Dengar, bisakah kita sudahi percakapan ini. Apa kau tahu akibatnya kalau kita masih berada di sini??” Tanyanya serius.  “Aniyo.” jawab gadis itu singkat sembari menggelengkan kepala

“Kau akan di hukum nona.” jawabnya dengan ekspresi dan nada menakutkan.  
****

Ternyata benar apa yang namja itu katakan, Hye-Na di hukum, lebih tepatnya dipermalukan didepan seluruh siswa yang sekarang sedang menatap dan berbisik-bisik dibelakangnya. Sedangkan namja itu terkikik di barisan paling ujung bersama teman-temannya. Dia telah tertipu, beberapa menit yang lalu setelah dia mengatakan itu, Hye-Na terus mengikutinya dan mereka sampai di Aula Utama. Semua telah berkumpul, dia menyuruh Hye-Na untuk menemui guru yang berada di barisan paling ujung dekat pintu utama yang mereka masuki. Namja itu berkata, “Jika kau tak ingin di hukum, kau harus menemui guru itu dan bilang kau akan menjelaskan segalanya”. Ternyata maksud dari kata itu adalah Hye-Na mengajukan diri sebagai perwakilan murid baru yang memperkenalkan diri di depan seluruh siswa Myung High School. “Oh, Damn it!!!” Gerutunya. Hye-Na di persilakan maju ke atas podium dan memulai perkenalan terkutuk itu.  Dia bisa melihat seluruh siswa dengan jelas, disana, tepat dibarisan kedua dari depan, oppa Song Joong Ki sedang menatapnya dan tersenyum, “Eotthoke??apa yang harus aku lakukan sekarang!! Pria itu harus mati di tanganku!!” bisiknya kesal

Hye-Na memberanikan diri dan membiarkan imajinasinya membayangkan mereka semua seperti alien yang harus di basmi, seperti dalam game yang biasa dia mainkan. “Ehm, Annyeonghaseyo, naneun Han Hye-Na imnida, aku adalah siswi baru di sekolah ini. Pagi ini sebenarnya aku tak berharap bahkan aku tak bermimpi bisa tampil di sini tapi berkat seseorang yang sangat baik hati yang telah menipuku hingga kalian sekarang akan bosan mendengar pidato yang akan aku berikan”. Terdengar koor tawa dari para siswa. Dengan percaya diri dia melanjutkan pidato, “ Seperti yang kalian lihat aku adalah siswi baru, memakai seragam baru, wajah yang belum pernah kalian lihat, berpenampilan biasa, ah ani, amat biasa dan hanya berharap bisa lulus dan bisa keluar dengan terhormat dari sekolah ini” Hye-Na menarik napas mencoba menghalau grogi. “Dan tak lupa mencari namja keren untuk aku jadikan sebagai menantu yang baik untuk eomma ku kelak. Karena eomma sangat menyesal mempunyai anak perempuan sepertiku, yang menurutnya lebih baik aku terlahirkan sebagai seorang pria karena kelakuanku seperti mereka”. Terdengar lagi koor tawa dan semua guru pun tersenyum. “Sekian pidato perkenalan siswa baru pagi hari ini, aku berharap kita semua bisa berkerja keras dan mari berjuang bersama!! Hwaiting!!!!”. Dia mengahkiri pidato itu dengan baik dan Hye-Na baru sadar apa yang barusan dia perbuat, sangat memalukan.
Semua orang bertepuk tangan, Hye-Na melihat namja sialan itu tertawa amat bahagia, memberikan dua jempolnya kepadanya. Hye-Na melemparkan tatapannya ke arah oppa Song Joong Ki berada, dia melemparkan senyum yang amat memukau, membuat Hye-Na semakin pusing melihatnya. “Oppa, apa kau tahu perasaanku?!” bisiknya dalam hati sambil tersenyum kearah Joong Ki.

****

At Class
14:30

Kelas
Kami semua memasuki kelas yang sudah di tentukan oleh setiap wali kelas yang sudah di pilih untuk memonitor setiap siswa. Hye-Na menempati kelas di koridor kedua berbatasan dengan kelas dua yang berada tepat di belakang kelasnya. Dia duduk di meja kedua dari belakang, sepertinya dia akan cepat mempunyai teman baru di kelas. Tiba-tiba saja ada seorang yeoja-wanita cantik, manis, berambut hitam panjang sepinggang, menghampiri dan duduk di samping kirinya. Dia menatap Hye-Na dan langsung tersenyum manis, “ Annyeonghaseyo, naneun Kim Hyun-Na imnida. Aku akan menjadi temanmu sekarang. Mohon kerjasamanya” ucapnya memperkenalkan diri sembari membungkukkan badan. Hye-Na menatapnya bingung dan menjawab, “ Nea, naneun Han Hye-Na imnida. Mohon kerjasamanya”
Gadis itu, Hyun-Na, meletakkan tas di samping kursi. Mendekatkan tubuhnya ke Hye-Na. “Ah, Nea. Aku tadi melihatmu di atas podium. Kau sungguh keren, apa benar eomma mu ingin mempunyai menantu seperti itu??” tanyanya penasaran sambil menatapnya takjub

“Hah, nea... hahaha...” jawab Hye-Na  diiringi tawa kecil, tak yakin menemukan pria seprti itu di hidupnya

“Aku juga berharap seperti itu, menemukan pria manis, ganteng, lucu dan baik hati bukankah itu bagus??” ucap Hyun-Na sambil menerawang. “ Hah, benar!! Bagaimana kalau kita mencoba mencarinya di sekolah ini, aku dengar di sekolah ini banyak pria keren. Hmm... kita mulai dari mana?? Tipe namja seperti apa yang kau suka??” lanjutnya lagi memberi ide menunjukkan muka berpikir keras dengan mengetuk-ngetukkan jari telunjuk kanannya ke bibir bawah

Hye-Na berpikir, tipe seperti apa yang dia sukai. Sepertinya semua tipe ideal yang dia harapkan sudah ada di oppa Song Joong Ki, ganteng tak diragukan, baik dan ramah, pintar, kaya, senyumnya yang selalu membuatnya tak bisa bernapas dengan benar, tatapan matanya yang lembut membuat Hye-Na tak mampu berkedip sedetik pun. Ahhh... dia memang tipe pacar dan suami yang tepat. Apalagi yang dia butuhkan?? Sepertinya tak ada. Segalanya sempurna.

“Helloooo.... Han Hye-Na~ssi... kau sedang memikirkan apa??” Kim Hyun-Na melambaikan tangan di depan wajahnya seakan tahu pikiran Hye-Na sedang tidak berada di tempat yang benar

“Ah, sepertinya kau sedang memikirkan seseorang pria. Nugusseyo-siapa?? Pacarmu??”

“Mwo?? Ani, dia hanya seorang yang ku kenal. Bisa di bilang seorang teman. Teman yang sudah ku kenal lebih dari 9 tahun, tetangga sebelah rumahku” jawabnya membenarkan setelah tersadar dari lamunan

“Chingu-teman?? Geuneun eotteon salam-ibnikka-dia orang yang seperti apa?? Menurutku saat kau mengatakan ‘Chingu’ ekspresimu berbeda, seperti ada yang terpendam disana. Apa kau menyukai temanmu itu?? Apalagi kau telah mengenalnya lebih dari 9 tahun”. Hyun-Na menatap Hye-Na penasaran

Sebelum Hye-Na sempat menjawab, ada seseorang namja yang memanggilnya dari arah pintu kelas, “Hoy, gadis pencari pria keren, Han Hye-Na~ssi, bisakah kau ke kesini” seru namja itu. Ternyata itu adalah namja yang telah menipunya mentah-mentah. Sekarang apalagi tujuannya memanggil dirinya. Hye-Na masih kesal dengan kejadian yang barusan terjadi, dia harus membunuh pria itu secara keji karena telah membuatnya mengalami kejadian memalukan seperti itu.

“Hye-Na~ah, siapa itu? Temanmu??” sela Hyun-Na

“Chingu?? Aku bahkan tak mengenalnya, yang ku tahu sekarang aku harus membunuhnya!!” desis Hye-Na kesal

“MWO?? Membunuh?? Apa kau serius??” ucap Hyun-Na kaget

Hye-Na bangun dari tempat duduknya, berjalan menuju pintu kelas dan Hyun-Na, teman baru nya itu hanya mampu melihat tanpa berkomentar banyak. Sepertinya Hyun-Na melihat aura membunuh yang kuat mulai terpancar dari tubuh Hye-Na. Hye-Na telah memikirkan berbagai cara yang tepat agar namja sialan itu bisa mati dengan tersiksa, berani-beraninya dia telah menipu Hye-Na begitu saja. Dengan melihatnya saja sudah membuat Hye-Na ingin mengulitinya hidup-hidup.

“Sedang apa kau di sini?? Berani-beraninya kau menunjukkan muka di hadapanku. Apa kau sedang mencari mati, hah!!!” desis Hye-Na  berkacak pinggang

“Aigoo~~ kau sungguh menakutkan Ha Hye-Na~ssi, aku hanya ingin mengucapkan terima kasih padamu karena kau bersedia melakukan pidato itu. Gomawoyo-terima kasih. Tanpa kau mungkin perkenalan siswa baru itu akan sangat membosankan. Perkenalkan, naneun Cho Kyuhyun imnida”. ucapnya memperkenalkan diri

Hye-Na menatap Kyuhyun tajam dan berkata sadis, “Cih, atas dasar apa kau membuatku melakukan itu?? Dan aku tak menerima ucapan terima kasihmu. Apa kau benar-banar ingin mati di tanganku??”

“kekeke~~ Hye-Na~ssi, aku tak bermaksud untuk  melakukan itu. Aku hanya di tugaskan seorang guru untuk mencari siswi atau siswa yang tepat untuk melakukan perkenalan itu. Dan saat aku mencari orang itu aku melihatmu di koridor kelas dengan wajah yang sulit di gambarkan. Jadi, aku memutuskan kau orang yang tepat. Mianheyo-maaf..” Kyuhyun menjelaskan dan mencoba meminta maaf kepada Hye-Na

“Mwoya? Wajah yang sulit di gambarkan, apa maksud dari ucapanmu itu” sergah Hye-Na

Kyuhyun tak mampu berbicara yang sebenarnya, saat dia melintasi koridor kelas untuk kembali ke Aula Utama dia melihat seorang gadis yang sepertinya sedang kebingungan. Antara perpaduan cantik dan manis, gadis itu telah membuatnya terpesona hanya dalam hitungan detik dalam pandangan pertama. Love at first sight in a few second. Dia mengikuti gadis itu pergi dan tanpa sadar dia sudah menepuk bahu gadis itu. Apa dia percaya dengan hal bodoh semacam itu?? Tapi sepertinya dia harus mulai percaya, karena dia mengalami itu sekarang. Dia kehilangan pijakannya untuk sesaat saat melihat gadis itu berbicara padanya, gadis itu telah mengalihkan pandangannya. Dan sekarang dia memberanikan diri untuk menemui gadis itu lagi, walau dia tahu dia akan tersiksa karena melihatnya dalam jarak pandang yang akan semakin dekat, yang akan membuatnya semakin menyukai gadis itu.
“ Yah, seperti itu. Mungkin kau akan menyadarinya suatu saat nanti”. gumam Kyuhyun

“Yak!!! Apa yang kau katakan barusan. Jelaskan kepadaku!!” teriak Hye-Na

“Aiish.. kenapa kau harus berteriak seperti itu. Kau ingin membuatku tuli, hah!! Karena kau pendek!! Puas!!” balas Kyuhyun teriak lalu meninggalkan Hye-Na sendiri memasuki kelas yang sama

“MWO?!! Pendek?! Cho KyuHyun!!!! Mau kemana kau, masalah ini belum selesai dan mengapa kau masuk kedalam kelasku?” ujar Hye-Na sambil mengikuti Kyuhyun dari belakang berusaha untuk mensejajarkan langkah

Namja itu semakin membuat Hye-Na kesal bukan main, bisa-bisanya dia meninggalkan Hye-Na saat minta penjelasan, di tambah lagi dia telah mengatai Hye-Na pendek. Apa-apan dia. Membuat Hye-Na benar-benar akan membunuhnya. Tanpa diduga Hye-Na menarik baju Kyuhyun dari belakang membuat bunyi “brettt” seperti ada yang robek di sana. Dan benar lengan baju Kyuhyun robek begitu saja. Hye-Na hanya terpaku dengan perbuatannya barusan, Kyuhyun berhenti dan memeriksa bagian mana yang telah robek. Robek itu cukup besar membuat lengannya yang putih terlihat.

“YAK!!! Gadis macam apa kau hingga bisa merobekkan baju ku!!! Apa kau tak ingat ini hari pertamaku masuk sekolah dan seragam baruku yang bagus kau robekkan begitu saja!! Kau sungguh menyeramkan Han Hye-Na~ssi!!” sergahnya mendelikkan mata

Hye-Na hanya diam karena masih kaget dengan apa yang dia lakukan barusan. Kyuhyun tak menyangka gadis itu dengan gampangnya bisa merobek bajunya. Apa dia sangat kuat?? Apa dia semacam gadis mutan?? Apa yang harus dia katakan kepada eomma nya kalau hari pertamanya masuk sekolah  di warnai insiden seperti ini. Eomma pasti menyangka dia berkelahi lagi.

“Mianhe... Jeongmalyo Mianhe-benar benar minta maaf” Ahkirnya Hye-Na mulai berbicara menundukkan kepala memutus keheningan. Seluruh siswa-siswi di kelas sekarang menatap mereka berdua, seperti mendapatkan tontonan yang bagus untuk di saksikan. Pertama masuk sekolah mereka mendapatkan drama yang bagus tanpa susah payah mereka cari di channel televisi. “Aku, aku tak bermaksud untuk merobek bajumu. Kau saja yang terlalu lemah saat aku menarikmu” lanjutnya lagi membela diri

“Kau telah merobekkan bajuku dan sekarang mengatakan aku lemah?? Di bagian mana aku lemah Han Hye-Na~ssi?? Apa kau mau aku mencoba nya??” tantang Kyuhyun sambil berjalan mendekati Hye-Na

Hye-Na sepertinya merasakan sesuatu yang  buruk akan terjadi, dia melihat Kyuhyun semakin mendekati tempatnya berdiri. Wajah Kyuhyun berubah menjadi seperti setan yang menginginkan sesuatu, senyumnya membuatnya bergidik, dingin dan menakutkan. Hye-Na merasakan aura gelap mulai membayangi Kyuhyun begitu saja, tapi mengapa wajahnya semakin membuat    Hye-Na terpukau saat menatap Kyuhyun. Ingin menghindari tapi dia menginginkannya. “Astaga!!! Han Hye-Na apa yang sedang kau lakukan. Bisa-bisanya kau berpikiran seperti itu”  Bisik Hye-Na dalam hati. Jarak mereka tinggal beberapa centimeter, Hye-Na hanya mampu mundur dan ahkirnya mereka sampai di sudut kelas. “Cho Kyuhyun!! Apa yang sedang kau lakukan!!!” tanya Hye-Na ketakutan

“Menunjukkan kepadamu seberapa lemahnya aku” potong Kyuhyun. “Apa kau tahu aku berencana mengikuti Klub Basket dan Klub Taekwondo?? Apa aku masih cukup lemah buatmu??” Kyuhyun menyeringai. Kyuhyun menyudutkan Hye-Na, menaruh tangannya di tembok tepat di kanan kiri wajah Hye-Na yang pucat pasi. Dia mendekati wajahnya ke wajah Hye-Na yang tinggal beberapa centi, entah dorongan apa yang membuat Kyuhyun bisa melakukan itu.  Wajah gadis itu terlalu menyilaukan matanya, matanya yang bulat, bibirnya yang tipis dan merah, langsung membuat kepalanya pening jika harus menatapnya dalam jarak sedekat ini.

Hye-Na menatap Kyuhyun dengan takut, kenapa auranya sangat menakutkan?? Matanya, aku bisa melihat perlindungan dan ambisi di sana walau kelihatannya sangat menakutkan. Hye-Na tersadar dari lamunannya, dia tahu dia harus bertindak sebelum kejadian yang tak di inginkan terjadi. Dia tak ingin menjadi gadis populer saat ini karena menjadi bahan perbincangan setiap siswa dengan topik ‘di tindas oleh seorang namja bodoh’. Tanpa berpikir Hye-Na menggerakkan kakinya dengan sekuat tenaga menendang ke arah sensitif para pria. “Bruukkk” bunyi yang cukup keras hingga membuat Kyuhyun meringgis kesakitan dan jatuh terduduk sambil memegang area sensitifnya yang mungkin bisa menjadikan dirinya gagal menjadi seorang pria tulen. Hye-Na sukses melancarkan balas dendamnya, setidaknya tendangan tadi sudah membayarkan kejadian yang telah terjadi. Terdengar tepuk tangan dan sorak sorai dari siswa yang menonton sedari tadi. Beberapa pria berusaha membantu Kyuhyun untuk berdiri namun tampaknya Kyuhyun masih merasakan sakit yang luar biasa. Hye-Na berjongkok di depan Kyuhyun sambil tersenyum mengatakan, “Mungkin ada baiknya kau harus tahu, aku sudah mendapatkan sabuk hitam di Taekwondo.  Kau harus belajar lebih baik lagi Cho Kyuhyun~ssi. Arraseo!!” Selesai mengucapkan itu Hye-Na menepuk pundak Kyuhyun dan menyengir puas.

****

At Kantin
16:10


Kantin
“Wwooooaaaahhh..... Hye-Na~ah kau benar-benar keren”. Ucap Hyun-Na dengan wajah terkagum-kagum diiringi tepukan tangan “Darimana kau mempelajari tendangan itu?? Bisakah kau mengajarkannya kepadaku??” lanjutnya lagi

“Itu hanya gerakan refleks untuk menyelamatkan diri dari seorang pria bodoh yang sok kuat. Mungkin suatu hari aku akan mengajarkannya padamu. Agar pria-pria bodoh di luar sana tidak meremehkan kita sebagai perempuan”

Hye-Na mengingat kejadian yang barusan terjadi di ruang kelas, dia melihat Kyuhyun sepertinya sangat kesakitan, apa dia terlalu keras menendang namja bodoh itu?? Gadis itu kembali ketempat duduknya seolah tak terjadi apa-apa dan beberapa teman laki-lakinya berusaha membantu Kyuhyun untuk membawanya keklinik sekolah. Jam pelajaran pertama pun di mulai, wali kelas masuk dan mulai menerangkan visi misi sekolah dan mulai mempersilakan para murid untuk memperkenalkan diri di depan kelas secara satu-persatu. Di saat bagiannya maju untuk memperkenalkan diri, Kyuhyun masuk kedalam kelas dengan melewatinya, menunjukkan tatapan mata yang sangat menusuk dan dendam membara, sepertinya lonceng perperangan telah dimulai. Hye-Na mulai menyesal masuk ke sekolah ini, kehidupan sekolahnya akan berjalan amat merepotkan dan dia tahu, dia harus menyiapkan diri untuk melewatinya. Ditambah kenyataan yang makin membuatnya kaget bukan main, namja bodoh yang belakangan dia kenal bernama Cho Kyuhyun memilih duduk tepat di sebelah kanannya yang hanya dipisahkan dengan ruang jalan untuk para siswa. Hidupnya benar-benar tidak akan berjalan dengan mudah.

“Ah, aku beruntung berteman denganmu. Ngomong-ngomong apa kau mengenal Cho Kyuhyun, aku dengar dia salah seorang anak dari pemilik saham di sekolah ini. Dia sungguh tampan, jago bermain basket yang katanya akan di pasangkan dengan Song Joong Ki oppa dari kelas dua itu. Pasangan yang menakjubkan sepanjang sejarah sekolah Myung High School” terang Hyun-Na Hye-Na hanya mendengarkan penjelasan yang di berikan Hyun-Na sambil menikmati bekal yang di bawakan eomma tanpa menyelanya sedikit pun karena ada informasi Song Joong Ki oppa di sana. Sedang asik-asiknya makan, tiba-tiba ada yang duduk disebelahnya tanpa di suruh, menempel kepadanya seakan perbuatan itu amat sering terjadi. Dia menoleh dan mendapati Song Joong Ki oppa di sampingnya. Hye-Na tak bisa berkedip untuk sesaat melihat ketampanan Joong Ki berada di depan matanya saat ini. “Oppa, sedang apa oppa di sini??” tanya Hye-Na penasaran karena dari pagi belum bisa menyapanya seperti biasa yang dia lakukan di rumah. Beberapa hari ini Joong Ki oppa jarang bermain kerumahnya mungkin sedang sibuk dengan teman-teman klub basketnya. Biasanya dia akan datang sambil membawakan kaset game dan minuman coklat panas untuknya.

“Annyeong Hye-Na~Ah, aku hanya ingin menyapamu karena belakangan ini aku tak melihatmu. Mianhe, aku tak bisa berangkat bersama tadi pagi karena aku ada rapat Klub untuk mempersiapkan pembukaan penerimaan anggota baru. Kau sudah memilih akan masuk klub apa?? Bukankan kau harus mengikuti klub jika ingin lulus karena itu persyaratannya setidaknya hingga kau kelas dua nanti. Ah, iya bagaimana kabar eomma?? Aku ingin makan kue beras buatan eomma mu”

“Ah, nea. Aku belum memutuskannya oppa, lagipula kau kan tahu aku tak terlalu menyukai kegiatan seperti itu. Tapi kalau harus memilih mungkin aku akan mengikuti klub fotografi, ahkir-ahkir ini aku menyukai memotret. Eomma akan marah besar jika aku mengikuti Klub Taekwondo lagi. Kalau saja ada klub game aku akan sangat menyukainya. Hahaha...” terang Hye-Na. “Eomma baik-baik saja, hanya saja semakin hari eomma semakin cerewet. Dia memintaku untuk berubah menjadi feminim. Diluar kebiasaan yang aku lakukan” sungut Hye-Na

Joong ki oppa tertawa dan mengelus lembut atas kepala Hye-Na, kebiasaan yang selalu Joong Ki oppa lakukan yang membuat Hye-Na terkadang salah tingkah. “Ah, itu bagus untukmu. Mencoba sesuatu yang baru. Kenapa kau tidak mencoba mengikuti Klub Basket saja?? Akan lebih bagus jika aku bisa menjagamu.” ajak Joong Ki sambil menurunkan tangannya dari atas kepala Hye-Na

“Kenapa itu tak terpikir olehku? Aku bisa terus berdekatan dengannya, ah bukankah itu bagus??” Bisik Hye-Na dalam hati. “Ah, Nea oppa akan aku pikirkan” Jawab Hye-Na

Song Joong Ki melihat kearah Kim Hyun-Na yang sedari tadi hanya melihat saja. “Annyeong, mianhe aku tak menyapamu. Apa kau teman baru Hye-Na~ah?? Naneun, Song Joong Ki, kakak laki satu-satunya yang dia miliki, kakak kelas Hye-Na sekaligus tetangga sebelah rumahnya” ucap Joong Ki memperkenalkan diri ke Hyun-Na

“Ah, Nea. Tak apa-apa Joong Ki oppa.” Hyun-Na tersenyum senang. “Ye, aku teman baru Hye-Na, naneun Kim Hyun-Na. Senang berkenalan denganmu.”  Hyun-Na memperkenalkan diri sambil setengah membungkuk

“Ah, nea. Senang berkenalan denganmu juga. Kau sungguh manis Hyun-Na~ssi, beruntung sekali kau Hye-Na~ah bisa mendapatkan teman semanis ini.” canda Joong Ki

“Hahahaaaa....Gomawo.” Hyun-Na tertawa dan tersipu setelah di puji

“Aiisshh,,, oppa kau sama saja seperti eomma, apa kau menyesal mengenalku yang seperti ini??” gerutu Hye-Na kesal menampakkan muka cemberut

“Hahahaaa~ kau juga sungguh sangat manis Hye-Na~ah dan akan tetap seperti itu. Jika ada waktu aku akan mengunjungimu. Ah, aku dengar kau telah membuat keributan dengan menendang seorang pria di kelasmu, apa itu benar??”

“Mwo? apa kau mengetahuinya juga oppa?? Pria itu telah membuatku kesal jadi aku hanya membuat pelajaran sedikit untuknya”

“Aigooo~ kau benar-benar gadis yang kuat. Tapi lain kali bersikap lah seperti gadis yang seharusnya. Jangan membuatku khawatir Hye-Na~ah. Kau akan tetap menjadi gadisku yang manis. Arraseo-mengerti?!!” Joong Ki oppa mengingatkan

“Nea, oppa...Arraseo” jawab Hye-Na patuh

Joong Ki oppa tersenyum lembut yang makin membuat Hye-Na tersenyum senang, mengelus puncak kepala Hye-Na lagi dan sedikit mengacak-acak rambutnya.
“Bagus. Hye-Na, sampaikan salamku untuk eomma mu. Aku harus kembali ke kelas sekarang. Ah, pidatomu sangat bagus tadi, semoga kau bisa menemukan pria yang tepat untukmu. Kalau kau memerlukan sesuatu kau bisa mengirimiku pesan atau langsung ke kelasku yang berada di belakang kelasmu. Oke!!” Joong Ki oppa menjelaskan

Ternyata Hye-Na baru mengetahui kalau kelasnya bersebelahan dengan pria idamannya dan itu membuatnya mencoba menyukai sekolah ini. Entah sampai kapan dia bisa menyimpan perasaannya, menutupnya rapat-rapat tapi yang jelas dia menyukai saat-saat seperti ini. Dan itu tak bisa terbayarkan dengan apapun. Belum sempat Hye-Na menjawab, Joong Ki oppa bangkit dari tempat duduknya dan meninggalkan mereka berdua.

“Bye Hye-Na~ah... bye Hyun-Na ~ah” Joong Ki melambaikan tangan
“Bye~~ Joong Ki oppa” sahut mereka berbarengan sambil membalas melambaikan tangan

****

At Home
19:00

“Aku pulang eomma....” Teriak Hye-Na dari depan pintu rumah

Hye-Na meletakkan sepatu di tempatnya dan langsung menemui Min-In, eomma nya di ruang makan. Memeluknya dari belakang. “Eomma.. aku merindukanmu.” ucapnya manja

“Yak, Hye-Na~ah. Kenapa kau jadi manja seperti ini?!! Aigooo~ gadis kecilku ternyata sudah besar yah. Baru sehari saja kau masuk sekolah, kau sudah manja seperti ini” Eomma mengelus rambut Hye-Na lembut. “Lebih baik, kau membersihkan diri dan bersiap untuk makan malam. Sebentar lagi appa akan pulang”.

“Appa pulang??? Ah, senangnya. Pasti Appa akan membawakan aku kaset game terbaru lagi” ujar Hye-Na senang

Plakk~ Min-In memukul kepala Hye-Na dengan daun bawang yang sedang dipegangnya untuk di masak, “Aisshh... kau, dalam pikiranmu hanya game saja. Sudah sana, cepat mandi dan bantu Eomma mempersiapkan makan malam”

“Aaaa... nea, Eomma..” sahut gadis itu sambil mengelus kepalanya yang telah dipukul Min-In tadi

****
Ruang Tamu
20:00

“Aku pulang....” sahut seseorang dari luar pintu rumah

“Appa!!” teriak Hye-Na sambil berlari menghampiri Appa nya di ruang tamu. Hye-Na memeluk pria setengah baya itu dengan sangat eratnya karena sudah lama tak bertemu. Dia sangat merindukan Appa nya yang hanya bisa dia temui beberapa bulan sekali.

“Aigooo~~ Hye-Na~ah, gadisku satu-satunya. Sepertinya kau sangat merindukan Appa yah, kau sudah sangat besar. Gadisku sudah besar”. ucap Appa nya dengan rindu yang sama

“Yak, Hye-Na~ah. Biarkan Appa mu masuk dahulu. Kau benar-benar seperti anak kecil saja”. sela Min-In Eomma Hye-Na

“Hahaha~ Biarkan sayang, mungkin dia sangat merindukan Appa nya. Ayo Hye-Na~ah apa kau tidak lapar?? Sepertinya Eomma mu memasak makanan enak. Appa sangat lapar sekarang” ajak Appa nya

Hye-Na melepaskan pelukannya dan menggandeng tangan Appa nya ke arah  ruang makan. Setelah selesai mempersiapkan makan malam. Keluarga kecil itu memulai makan malam dengan sangat bahagia karena bisa berkumpul kembali.

“Appa, apa kau membawa kaset pesananku??” tanya Hye-Na sambil mengunyah makanannya

“Yak, Hye-Na~ah. Di pikiranmu hanya ada kaset game. Kenapa tak kau ceritakan bagaimana hari pertama sekolahmu tadi??” protes Min-In

“Ah, benar sayang. Aku jadi ingat harus menceritakan sesuatu. Saat aku di tugaskan berada di Jepang beberapa hari yang lalu, aku bertemu dengan kawan lama ku. Cho Young-Hwan. Kami sudah 25 tahun tak bertemu dan ternyata dia sekarang tinggal di daerah Bucheon, baru pindah beberapa minggu yang lalu. Ketika itu dia sedang membereskan beberapa barang yang masih tertinggal di Jepang dan dari keterangan yang dia berikan sepertinya anak lelaki satu-satunya bersekolah di Myung High School, tempatmu bersekolah sekarang dan dia juga baru masuk di sana sama denganmu Hye-Na~ah. Aku lupa menanyakan nama nya, tapi aku sudah memberitahukan namamu padanya, mungkin kalian bisa bertemu dan berteman baik dengannya”. Han Seuk-Gil menjelaskan

“Cho??”. Sepertinya marga itu terdengar similiar di telinganya. Tapi Hye-Na lupa di mana dia bisa mengingatnya.

“Bagaimana dengan hari pertama sekolah mu Hye-Na~ah, apakah sangat menyenangkan??” tanya Appa nya melanjutkan perbincangan

“Ah, Nea. Sepertinya”. jawab Hye-Na asal

“Sepertinya?? Apa kau tidak berangkat bersama dengan Song Joong Ki?? Bukankah dia juga bersekolah disana?? Apakah ada kejadian yang tak kau sukai??” lanjut Appa nya bertanya

“Aku hanya bertemu dengannya di kantin sekolah, dia bilang sangat merindukan kue beras Eomma dan sedang sibuk dengan Klub Basketnya jadi tak bisa mampir ke rumah. Aku hanya berharap masa High School ku segera berahkir Appa”. Hye-Na dengan malas menceritakan semua kejadian yang terjadi selama di sekolah tadi pagi sambil mengaduk-aduk makanan yang ada di piring

“Mwo?? Kenapa seperti itu?? Kau seharusnya menikmati masa muda mu karena itu akan menjadi kenangan yang amat manis untuk di kenang nanti sayang. Jadi, nikmatilah”.

“Kenangan manis?? Hah, sepertinya tidak akan pernah” bisik Hye-Na dalam hati

****
At Bucheon
07:10

Beberapa bulan setelah kegiatan sekolah di mulai dan Hye-Na menjalani nya dengan amat menyesal. Dia dan Kyuhyun seperti musuh bebuyutan yang tak akan pernah ada kata damai. Selain itu sekolahnya menjadi amat membosankan karena lelaki yang sangat di harapkan tidak pernah mengunjunginya lagi di rumah atau pun di kelas. Gadis itu hanya mampu memandanginya dari balik jendela kamar yang kebetulan bersebrangan dengan kamar Joong Ki Oppa. Joong Ki oppa terlalu sibuk dengan kehidupan sekolahnya sekarang. Terkadang di sekolah pun Hye-Na hanya mampu memandanginya dari jauh. Melihatnya bermain basket atau merasa iri saat dia melihat Joong Ki Oppa sedang berkumpul dengan teman-temannya. Dia merasa kehilangan namja itu, pria yang menjadi harapan satu-satunya. Semakin hari perasaan yang dia simpan terasa begitu menyesakkan. Ingin rasanya dia membuangnya tapi seakan dia tak akan mampu untuk melakukannya. Hye-Na hanya mampu diam dan memendam perasaan itu jauh-jauh, mengunci kuat-kuat. Namun pagi ini sangat berbeda. Hye-Na sangat menyukai pagi hari ini. Semua terasa indah dan berbunga, karena hari ini Joong Ki oppa mengajaknya pergi bersama ke sekolah. Ahhh, semua terasa indah bukan??. Setelah beberapa bulan tak bisa berbicara bahkan untuk memandangnya secara dekat, membuat kadar ketampanan Joong Ki oppa bertambah berkali-kali lipat. Dia merasakan pandangan matanya berubah saat melihat Hye-Na, seperti ada yang di sembunyikan di sana. Namun itu tetap mata yang sama bagi Hye-Na, mata yang selama ini menatapnya dengan lembut dan mata yang selalu ada di saat dia merindukannya. Berjalan beriringan menuju sekolah, tidak ada yang lebih menyenangkan dari itu semua, termasuk mendapatkan point tertinggi dalam bermain game.

“Hye Na~ah, Mianhe.. Aku baru bisa pergi sekolah bersamamu hari ini. Kau tidak marah denganku, kan??” tanya Joong Ki sambil menatap Hye Na lembut

“Ah, nea oppa. Tak apa-apa, aku tahu kesibukkanmu ahkir-ahkir ini karena sebentar lagi ada pemilihan pemain inti dalam Turnamen Basket antar High School. Aku dengar kau sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti tes itu?? Bukankah oppa sudah menjadi pemain tetap dalam Klub Basket dan menjadi pemain inti di sana??” tanya Hye Na balik

“Ya, tapi aku masih harus mengikuti tes lagi jika ingin menjadi pemain inti dalam turnamen besok agar tidak ada diskriminasi antara anggota Klub Basket”.  terang Joong Ki

“Ah, benar” jawab Hye Na singkat sambil tersenyum ke arah Joong Ki

“Dengar, Hye Na~ah” potong Joong Ki dan menghentikan langkahnya. Mengarahkan tubuhnya ke arah Hye-Na. “Aku sepertinya harus memberitahukan sesuatu yang mungkin bisa merubah keadaan kita sekarang tapi aku bingung harus memulai dari mana. Hah, bisakah kau menunggu saat itu tiba hingga aku bisa membicarakan semuany kepadamu??” pinta Joong Ki sambil mengenggam kedua tangan Hye-Na. Hye-Na merasakan jarinya gemetar karena di genggam kuat oleh Joong Ki.

“Ini bukan tentang reaksi apa yang akan kau berikan kepadaku nanti. Atau bagaimana kita akan menjadi setelahnya setidaknya aku sudah mencapai proses itu.” lanjut Joong Ki serius

Hye-Na bingung harus menjawab apa dari pembicaraan tersebut namun nampak nya ini akan menjadi pembicaraan yang paling serius yang pernah mereka miliki. Joong Ki menatapnya serius, menunggu jawaban yang akan Hye-Na berikan. “Baiklah Oppa, aku akan menunggu saat itu tiba” jawab Hye-Na

Joong Ki mengelus puncak kepala Hye-Na sambil tersenyum dan berkata, “Gomawo Hye-Na~ah”

****

At Class
08:00

“Annyeong Hye-Na~ssi, kenapa wajah mu seperti itu?? Apakah kau baik-baik saja??” tanya Hyun-Na yang baru memasuki kelas dan langsung duduk di samping Hye-Na yang masih melamun

“Annyeong, Hyun-Na~ssi. Ah, aku tak apa-apa hanya sedikit bingung” jawab Hye-Na

“Apa ini mengenai Joong Ki oppa?? Kapan kau akan memberitahukan perasaanmu padanya. Apa itu sangat sulit?? Kalian sudah saling mengenal lebih dari 9 tahun, apalagi yang harus kau tunggu. Dan sampai kapan kau bisa menyimpan perasaan mu ini kepadanya??”

“Entahlah, aku hanya takut mengungkapkan perasaanku langsung kepadanya. Aku takut dia kan menolakku dan hubungan yang selama ini telah aku jalin akan hancur begitu saja. Terkadang aku berpikir, menjadi adik perempuan yang baik atau menjadi kekasihnya?? Sebuah pilihan yang amat sulit untukku” ujar Hye-Na depresi sambil membenamkan wajahnya di lipatan tangan di atas meja

Hyun-Na bingung dengan sikap teman nya itu. Mungkin jalinan persahabatan yang mereka miliki baru berumur beberapa bulan namun dia merasa Hye-Na adalah teman yang baik. Dia menyukai sikap Hye-Na yang apa adanya tanpa melihat seberapa tinggi status orang tersebut dan terkadang dia bisa di jadikan bodyguard pribadi.
“Ah, maja!!! Hye-Na~ah, apa kau mempunyai pulpen warna merah? Dan juga penghapusan?” ucap Hyu-Na menunjukkan wajah seperti mendapatkan ide cemerlang

“Mwo?? Pulpen dan penghapusan?? Untuk apa??” jawabnya sambil memberikan kedua barang tersebut kepada Hyun-Na

“Begini, karena kau tak berani mengungkapkan perasaanmu kepada Joong Ki oppa ada satu cara yang mungkin bisa kau lakukan walau aku tak tahu ini bisa berhasil atau tidak. Sebenarnya ramalan ini sedang nge-tren belakangan ini. Tulis nama orang yang kau sukai di penghapus, lalu tutup dengan bungkusnya. Katanya kalau memakai ini tanpa di ketahui orang lain, cinta kita bisa tersampaikan”. ujar Hyun-Na bersemangat menjelaskan

“Mwoya!! Bagaimana bisa, kau seperti anak kecil saja Hyun-Na. Darimana kau mendapatkan informasi seperti itu” seru Hye-Na tak percaya

“Ya sudahlah jika kau tak percaya, sini aku pinjam pulpen merahnya”. ujar Hyun-Na sedikit memaksa  

“Memangnya kau akan menulis nama siapa di penghapus itu??” tanya Hye-Na penasaran dengan tingkah teman nya itu

“Hehehe.....” Hyun-Na berusaha menjadi misterius

“Andwae!!! Jangan bilang kau akan menulis nama Cho Kyuhyun disana?!” cegah Hye-Na

“Sepertinya kau benar”. Sebelum Hye-Na menjawab Hyun-Na melanjutkan perkataanya,     “ Apa kau tak tahu belakangan ini Cho Kyuhun dan Song Joong Ki sedang diperbincangkan di kalangan murid dan guru. Siapa yang akan masuk tim inti dalam turnamen nanti. Dan Cho Kyuhyun oppa ahkir-ahkir ini menjadi sangat keren. Wajahnya sangat tampan dan juga misterius”

“Cih, dia bertanding dengan Joong Ki oppa. Apa bisa namja bodoh dan arogan seperti dia bisa menang dari Joong Ki oppa yang jelas-jelas sudah menjadi Shooter terbaik di sekolah ini”

Tanpa Hye-Na harapkan, dia mendapatkan timpukan pulpen di belakang kepalanya dan dia bisa menebak mahluk seperti apa yang bisa berbuat seperti ini kepadanya. Cho Kyuhyun. Musuh satu-satunya di sekolah ini. Bahkan dalam hidupnya.

“YAK!!!” teriak Hye-Na sambil menoleh kebelakang

“Kenapa kau membandingkan aku dengan Joong Ki?? Apa yang bodoh dari ku?? Dasar pendek!!” tandasnya Kesal

“Pendek??!! Dasar Cho Kyuhyun babbo!!!” balas Hye-Na

“Lihat saja kau, gadis pendek. Akan aku buktikan siapa yang paling hebat antara aku dan Joong Ki Hyung!! Jika aku bisa mengalahkannya kau harus rela menjadi budak ku untuk dua bulan kedepan, eotthe??

“Cih, bermimpi saja kau Cho Kyuhyun. Aku akan buktikan Joong Ki oppa 100% lebih baik darimu”

Melihat suasana makin panas antara Hye-Na dan Kyuhyun. Hyun-Na merasa harus turun tangan untuk menghentikan perkelahian mereka berdua atau semua nya akan menjadi lebih buruk dari sebelumnya. “Ya,ya,ya.. Apa kalian berdua tidak bisa untuk tidak berkelahi sejam saja. Bisakah kalian berdamai demi kelangsungan ekosistem yang ada??” ucap Hyun-Na mencoba mendamaikan

“Padahal di dunia ini banyak gadis manis seperti Hyun-Na~ah tapi kenapa di sebelahku duduk gadis pendek dan ganasnya minta ampun” sahut kyuhyun

“Apa maksud dari perkataan mu, hah??!!” sengit Hye-Na

“Bukan apa-apa” jawab Kyuhyun singkat sambil duduk di tempatnya memperlihatkan muka polos

“K-A-U!!!!!” ucap Hye-Na penekanan di setiap huruf

“Sudah, Hye-Na~ah. Kau akan semakin tua jika marah. Biarkan saja Kyuhyun berbicara apa” Hyun-Na berusaha meredakan amarah Hye-Na

Jam pelajaran pun di mulai karena merasa bosan Hye-Na mencoret-coret buku yang dia miliki dan teringat kembali ramalan yang Hyun-Na ceritakan. Dia sempat berpikir, “Kenapa tak aku coba, mungkin saja akan berhasil” dibalas dengan gelengan kepala merasa itu adalah perbuatan bodoh tapi pada ahkirnya dia mengambil penghapusnya, membuka bungkusnya dan mulai menuliskan sebuah nama di sana. Setelah beberapa menit barulah dia sadar apa yang barusan dia lakukan. “Perbuatan bodoh, bagaimana bisa perbuatan anak kecil seperti ini bisa terkabulkan” bisiknya dalam hati. Gadis itu langsung menutup penghapusnya dan berusaha untuk langsung menyembunyikannya karena jika ada seseorang yang tahu mungkin itu adalah aib yang tak akan pernah dia lupakan. Ketika dia akan memasukkan penghapus itu kedalam tas, tiba-tiba Kyuhyun merebut penghapus itu dari gengamannya. Hye-Na hanya mampu terpaku dan melongo.

“Gadis pendek, aku pinjam penghapusnya” ujar Kyuhyun mengembalikan kesadaran Hye-Na yang sempat hilang

“Yak, Namja Babbo!! Bisa kau kembalikan penghapusku!!!” teriak Hye-Na berusaha merebut penghapus dari tangan Kyuhyun

Ternyata yang di dapati Hye-Na hanya bungkus penghapusnya saja. Penghapusnya masih dalam gengaman Kyuhyun. Hye-Na berpikir cepat bagaimana mengambil penghapus yang ada tulisan nama seseorang disana tanpa Kyuhyun menyadarinya, tapi sepertinya semua sudah terlambat, Kyuhyun menyadari itu semua dan membaca dengan jelas nama siapa yang berada di penghapus itu. Kyuhyun merasa dirinya mendapatkan jaminan seumur hidup untuk bisa menyiksa Hye-Na dengan benar. Kyuhyun menyeringai, memamerkan senyum setannya. Hye-Na menatapnya dengan perasaan takut luar biasa karena dia tahu hidup nya tidak akan lama lagi.

Bel pulang berbunyi seperti biasanya menandakan jam sekolah pun telah selesai. Hye-Na membereskan peralatan sekolahnya dengan gontai tak bersemangat. Hyun-Na bingung dengan sikap aneh temannya itu. Apalagi saat melihat Kyuhyun yang memancarkan aura kesenangan yang luar biasa. Seakan-akan hidupnya akan di penuhi dengan kegembiraaan yang tak akan pernah habisnya. Suasana hati yang sangat bertolak belakang. Tapi dia semakin menyukai sosok Kyuhyun yang seperti itu, bagi Hyun-Na, Kyuhyun sudah di jadikan pria satu-satu nya dalam hidupnya. Terkadang dia merasa iri dengan Hye-Na yang bisa bersikap semaunya di depan Kyuhyun, sedangkan dia harus mencari berbagai cara untuk bisa berbicara dengan pria itu. Melihatnya dari jauh saja sudah membuat jantungnya berdetak dengan sangat cepat, apalagi harus bertingkah semaunya, bisa-bisa dia bisa kehilangan detak jantungnya saat itu juga. Hyun-Na sangat menyukai Kyuhyun. Hyun-Na berusaha mencari tahu apa yang sedang terjadi pada Hye-Na, “Hye-Na~ah, apa yang sedang terjadi padamu? Apa kau sakit?? Mukamu pucat sekali”

“Ah, Hyun-Na~ah, gwenchana??. Kau pulang saja duluan aku ada keperluan sebentar” jawab Hye-Na malas

“Benar kau tak apa-apa?? Apa perlu aku panggilkan Joong Ki oppa untuk mengantarmu pulang?” Hyun-Na mencoba memberi saran

“Aniyo-tidak usah, kau tak perlu memanggil Joong Ki oppa. aku baik-baik saja”

“Ah, Nea. Kalau kau perlu apa-apa, kau bisa mengirimiku pesan. Aku pulang duluan Hye-Na~ah. Jaljayo~” pamit Hyun-Na

Sepeninggalan Hyun-Na, Hye-Na merasakan kerah kemeja belakangnya di tarik, hanya bisa mendengar suara Kyuhyun berkata, “ Ikut aku sekarang juga!!” tanpa bisa melihat wajah pria itu. Kyuhyun dengan mudahnya menarik Hye-Na tanpa perlawanan, karena Hye-Na tahu, pintu nerakanya baru saja dibuka. Kyuhyun membawanya ke taman belakang sekolah, disana ada beberapa bangku kayu yang melingkar dan di sekelilingnya terdapat pohon-pohon Maple yang daunnya sedang berwarna hijau terang pertanda musim semi telah tiba. Hye-Na sangat menyukai memandang pohon Maple ketika musim berganti  karena warna daun-daun itu akan berubah sesuai musim, menjadi merah ketika musim gugur datang, berwarna hijau ketika musim panas tiba dan jika musim dingin tiba tak ada satu pun daun yang menempel di dahannya, semua daun berguguran seakan kehidupan baru akan di mulai. Seharusnya pemandangan ini menjadi pemandangan yang sangat indah untuk di lihat olehnya saat pertama kali di sekolah Tapi Hye-Na harus buang jauh-jauh kata ‘indah’ dalam kamusnya sekarang.

“YAK, CHO KYUHYUN!!! Bisa kau lepaskan tanganmu dari bajuku!!!” Ahkirnya Hye-Na memberanikan diri untuk berontak

“Baiklah, Nona Han Hye-Na~ssi” jawab Kyuhyun dengan senyum setannya. Kyuhyun melepaskan tangannya dari kerah baju Hye-Na, menepukkan kedua tangannya seperti membersihkan debu yang melekat setelah memegang baju Hye-Na. Kyuhyun tahu, sebenarnya Hye-Na bisa melawan ketika di tarik olehnya tapi sepertinya gadis mutan itu tak bisa melawan lagi karena kartu AS Hye-Na sudah berada di tangannya. Sekarang dia sedang mencari cara agar gadis mutan itu bisa tersiksa setiap harinya.
“Apa yang kau harapkan Cho Kyuhyun dari ku, hah?? Sekarang bisa kau jelaskan atau kau kembalikan penghapusku dan tutup mulutmu itu!!” perintah Hye-Na

“Molla-tidak tahu... Aku bingung harus memilih yang mana.” jawab Kyuhyun acuh sambil duduk di bangku kayu seakan tak mengerti

“Aisshh, sudahlah. Jangan kau sembunyikan wajah setanmu itu. Aku tahu kau ingin membalas dendam kepadaku, kan?!!” desak Hye-Na yang seakan mengerti arti senyum setan yang Kyuhyun tunjukkan

“Hmm.... mungkin”. Kyuhyun mulai menyukai permainan ini

“Kyuhyun... jebal-tolong. Kita lupakan semua yang terjadi. Dengar, aku bisa melakukan apapun untukmu asal kau mengembalikan penghapusku dan menutup rapat-rapat mulutmu, eotthe??!”

“Melakukan apapun untuk ku?? Sepertinya itu ide yang bagus Hye-Na~ssi” jawab Kyuhyun senang

“Aiisshh... Sepertinya aku telah salah berbicara hingga membuat setan itu tersenyum senang” gumam Hye-Na kesal

“Mwo, apa yang kau ucapkan??” tanya Kyuhyun karena tak mendengar apa yang Hye-Na ucapkan

“Ani, Aniyo... aku tak mengatakan apa-apa”. ujar Hye-Na sambil menggerakkan tangan. “Dengar, Kyuhyun~ah. Itu hanya lelucon, jadi kumohon jangan katakan pada siapapun termasuk Joong Ki oppa, aku hanya bermaksud memendamnya di dalam hati. Kumohon lupakanlah” mohon Hye-Na dengan amat memelas. Kyuhyun sepertinya benar-benar tidak akan melepaskan kesempatan itu begitu saja. Sekarang Hye-Na benar-benar merasa menderita.

“Eiiiii~ Menurutku, perasaan itu harus segera di ungkapkan bukan!! Kalau tidak, kau akan menyesal jika tak bisa menyampaikan perasaan itu. Apa, aku saja yang harus menyampaikannya pada Joong Ki hyung??” Kyuhyun mencoba memberi saran

“ANDWAE!!! Kau tidak bisa melakukan itu. Dia hanya menganggapku sebagai dongsaengnya, jadi lupakan soal  ‘menyampaikan’ itu. Jebal...Kyuhyun~ah”. rengek Hye-Na memohon mengosok-gosokkan kedua tangannya

“Baiklah jika itu mau mu. Sepertinya aku menerima penawaran yang kau ucapkan. Hitung saja sebagai tutup mulut. Kau harus melakukan apapun mau ku. Kedengarannya memang sangat bagus” Kyuhyun tersenyum miring

“Aiishh.. Kau benar-benar menyebalkan Kyuhyun~ah, memakai kelemahanku untuk membalas dendam”.

“Selama itu bisa dilakukan kenapa tidak!! Apa kau tak ingat, kau yang menawarkan itu padaku!!” sanggah Kyuhyun

“Oke...Oke... Aku menyerah. Aku akan melakukan apa pun mau mu selama sebulan?? Eotthe??” tawar Hye-Na

“Aniyo... aku ingin waktunya 5 bulan” jawab Kyuhyun tidak terima

“Aiisshhh... Kau ingin membunuhku!! Tiga bulan, atau tidak sama sekali!!”

Kyuhyun berpikir keras, jika dia menolak yang ini dia akan melewatkannya begitu saja. Dia tahu Hye-Na adalah gadis yang bisa mengambil resiko apa saja. Kesempatan untuk membalas dendam bisa hilang. Jadi kyuhyun menyerah dan menjawab, “ Oke, aku setuju. tiga bulan cukup”.
“Untuk kau mengingatku kembali” bisiknya dalam hati

****
At Kamar Hye-Na
05:30

Hari-hari kelam Hye-Na pun di mulai. Siksaan pertama untuk Hye-Na. Pagi-pagi sekali Kyuhyun mengiriminya pesan yang isinya, “Hye-Na~ah, si gadis pendek. Kau harus datang pagi ini lebih awal. Kutunggu kau jam 06:00 di lapangan basket belakang sekolah. Bawakan aku sandwich dan susu coklat panas. Dan kau harus siap untuk menjadi partner tandingku. Bawa pakaian ganti, Arraseo!!! ᕦ(ò_óˇ)ᕤ”.  Hye-Na dengan setengah tersadar membaca pesan itu, dia tidak memperdulikannya sama sekali. Pikirnya buat apa pagi-pagi ke taman hanya menuruti permintaan Kyuhyun Babbo-bodoh itu, membuang jam tidurnya begitu saja bagi Hye-Na amat sangat merugikan. Baru 10 menit Hye-Na terlelap lagi, ponselnya berbunyi dengan keras pertanda ada telepon masuk. Hye-Na mengambil ponselnya dan melihat nama yang tertera di layar ponsel dan sial nya nama ‘Kyuhyun Bodoh’ ada di sana. Baru saja dia memencet tombol menerima panggilan masuk, di sebrang sana sudah terdengar suara yang sangat keras, “YAK!!!! GADIS BODOH!! CEPAT DATANG ATAU KAU AKAN MATI!!!” ucap Kyuhyun keras. Dalam hitungan detik Hye-Na langsung terjaga dalam tidurnya. “YAAAKKK!!! PRIA BODOH!!! KENAPA AKU HARUS MENURUTIMU!! AKU MASIH INGIN TIDUR. JANGAN GANGGU AKU. MENGERTI KAU!!” balas Hye-Na tak kalah kerasnya.              “Oh, kau sudah melanggar kesepakatan kita rupanya. Oke, kau boleh tidur kembali dan jangan harap kau bisa melihat sekolah lagi. Akan aku sebarkan semuanya langsung ke Joong Ki Hyung tanpa ada kata yang dihilangkan satupun.”ancam Kyuhyun langsung mematikan telepon. Hye-Na kesal bukan main, dia langsung mengacak-acak rambutnya dengan kesal, “Aaiisshhhh…..kenapa mahluk itu selalu menganggu hidupku!!!” keluh Hye-Na.

Walaupun kesal gadis itu langsung menyiapkan semua apa yang diinginkan Kyuhyun. Tanpa sarapan dia langsung berangkat begitu saja dan pamit kepada Eomma nya, Min-In sangat aneh melihat tingkah anak gadisnya itu, apalagi jika dia harus menyiapkan sandwich dan susu coklat kesukaannya sendiri. Dia hanya mampu mengeleng-gelengkan kepala melihat tingkah anak perempuan satu-satunya. Dengan amat terburu-buru Hye-Na sampai di taman belakang sekolah, lapangan basket. Dia melihat Kyuhyun sedang mencoba long shoot, namun gagal berkali-kali. Dia mendrible bolanya secara perlahan dan mencoba lagi dan ahkirnya bola itu masuk kedalam keranjang dengan sempurna. Tanpa sadar Hye-Na tersenyum senang dan Hye-Na langsung bingung mengapa dia bisa tersenyum, apa karena bola masuk kedalam keranjang atau karena dia melihat Kyuhyun bisa tersenyum dengan lepas, bahagia. Pria itu kelihatan berbeda dari biasanya, mengapa sekarang dia kelihatan begitu menyilaukan. Perasaan aneh mulai merasuk ke dalam pikiran Hye-Na, tapi dia hanya menganggapnya sebagai angin lalu karena dia tahu hati nya hanya untuk Joong Ki oppa. Gadis itu menghampiri Kyuhyun yang sedang mengelap keringat dengan handuk di wajahnya, menyodorkan susu coklat panas dan kotak makan tepat di depan wajah Kyuhyun. Pria itu langsung menatap Hye-Na dengan sadis, memicingkan mata dan berkata, “Kau!!! Apa kau benar-benar ingin mati di tanganku, hah!!! Aku bilang jam 06:00 tapi mengapa kau datang jam 07: 20? Kau tuli atau bodoh? Kau, ingin main-main denganku!!”

“Cih, bocah ini masih saja marah. Padahal aku sudah menuruti apa yang dia pinta. Benar-benar menyusahkan” gumam Hye-Na. “Yak!! Cho Kyuhyun. Bisakah kau menghargai apa yang sudah aku lakukan, kau pikir untuk berjalan kesini aku tak membutuhkan waktu apalagi harus membuatkanmu susu dan sandwich itu!! Kau pikir, kau siapa, hah?!”. sergah Hye-Na

“Karena aku adalah raja mu dan kau adalah budak ku sekarang, apa kau ingat pembicaraan kita kemarin, nona?!” seru Kyuhyun

“Aihhh… kau benar-benar...jawab Hye-Na tanpa menyelesaikan kata-katanya, dia malas membahasnya lebih jauh. Dia berjalan menuju bangku besi yang berada di ujung lapangan basket sekolah.
 Hye-Na duduk di bangku, di bawah pohon Cherry Blossom, Azalea, yang sedang berbunga dengan indahnya. Menikmati segarnya udara pagi di bawah bunga Cherry Blossom membuatnya malas untuk bertengkar, apalagi belakangan ini dia masih bingung dengan kata-kata yang di ucapkan Joong Ki oppa waktu itu. Setelah pembicaraan itu, Joong Ki oppa seperti menghindar dari nya, Hye-Na pernah melihat Joong Ki oppa dengan wanita lain, teman kelas Joong Ki oppa di koridor sekolah sepertinya wanita itu sangat dekat dengan Joong Ki oppa, dia sangat cantik. Rambutnya pirang panjang dan ikal di ujung rambutnya, tubuhnya tinggi, langsing dan sangat feminim berbanding terbalik dengan diri nya. Mereka berdua tertawa lepas, seakan-akan mereka sering menghabiskan waktu berdua dan baru kali itu Hye-Na bisa melihat Joong Ki oppa bisa tertawa seperti itu, membuatnya sangat iri. Hye-Na tahu kalau Joong Ki oppa bukan hanya miliknya, ia bisa bebas memilih wanita manapun untuk dijadikan pedamping hidupnya, toh, mereka hanya sebatas tetangga dan teman jadi Hye-Na hanya bisa merelakannya walau itu perih.

“Hhaaaaahhhh….” desah Hye-Na, menarik napas panjang berusaha mengilangkan sedikit beban yang terus mengelayut dipikirannya. Menggembungkan mulutnya. “Kau sedang apa pendek!!!” sahut Kyuhyun menggamburkan lamunan Hye-Na menghampiri gadis itu.

“Molla-tidak tahu, aku tak mengerti apa yang sedang aku pikirkan” jawab Hye-Na asal

Plaakk~ karena kesal Kyuhyun memukul kepala Hye-Na, “Bisakah kau bersikap dewasa sedikit!! Jika kau memang mencintainya kau bisa menyampaikan perasaanmu itu. Kau itu seperti burung yang terbang tanpa arah. Kau menyukainya dan dia menyukaimu, jadi buatlah menjadi lebih sulit Hye-Na, mudahkan?!” cibir Kyuhyun

 “Yak, Bisakah kau jangan memukulku!! Aku wanita, babbo!!! Dan apa maksud perkataanmu, dia menyukaiku??” tanya Hye-Na balik tak mengerti apa yang barusan Kyuhyun ucapkan

“Kenapa kau begitu bodoh Hye-na~ssi!! Suatu saat kau akan mengerti. Aku ingin kembali ke kelas sekarang, Ah Maja!! tugas kedua mu, Besok setelah jam sekolah kau harus datang ke sini dan bawakan aku manisan lemon, Arraseo!!” Kyuhyun membereskan barang-barangnya dan melanjutkan perkataannya lagi, “ Awas kalau kau tak datang!!!” ancam Kyuhyun menatap     Hye-Na tepat di manik matanya sambil mengacungkan jari telunjuknnya di depan wajah Hye-Na

Kyuhyun meninggalkan Hye-Na yang masih duduk di bangku besi lapangan basket, sebenarnya Kyuhyun bisa dengan mudahnya mengatakan kalau dia juga mempunyai perasaan kepada     Hye-Na. Dia mencintai gadis itu, gadis yang selama ini dia nantikan, gadis yang menjadi cinta pertamanya. Saat melihat Hye-Na pertama kali di koridor kelas, di saat pertama kalinya dia bisa melihat Hye-Na sudah beranjak dewasa. Gadis itu kelihatan begitu sempurna untuknya. Baginya tak ada yang lebih indah di saat matanya bisa melihat senyuman menghiasi wajah polos gadisnya itu. Dia tahu perasaannya tak akan pernah tersampaikan, Karena Hye-Na mencintai pria lain, tetangganya. Joong Ki Hyung, kakak kelasnya. Seandainya waktu bisa berputar kembali ingin rasanya dia mengulang masa kecilnya. Gadis itu telah dia kenal sejak kecil, persahabatan di mulai dari kedua ayah mereka. Kyuhyun kecil sering sekali mengunjungi rumah Hye-Na karena dulu mereka tinggal berdekatan, bersebelahan. Dia bisa menghabiskan separuh hari nya di kamar Hye-Na, bermain bersama, game yang menjadi favorit mereka. Kyuhyun sangat menyukai kenangan-kenangan yang ia miliki saat bersama Hye-Na, seperti merebut susu coklat milik   Hye-Na, menarik rambutnya, mencium pipinya di saat Hye-Na tertidur karena lelah atau melihat Hye-Na tersenyum bahagia jika mendapatkan kaset game terbaru. Saat itu Hye-Na berumur 6 tahun dan Kyuhyun 7 tahun, Kyuhyun ingin bisa membayar semua kenangan itu kembali. Mungkin Hye-Na tidak akan pernah ingat siapa dirinya, karena kebersamaan nya hanya bertahan 2 tahun. Appa Kyuhyun harus pindah rumah ke jepang karena di tuntut pekerjaan. Kyuhyun sangat sedih karena harus meninggalkan peri kecilnya yang mengantarkan kepergiannya dengan airmata yang mengalir deras. Hye-Na menangis dan dia pun sangat sedih, namun dia berjanji akan kembali dan menemui peri kecilnya itu walau kenyataannya sekarang Hye-Na tak mengenali dirinya sedikit pun. Apa gadis itu telah menghapus kenangan bersama dirinya? Melupakan begitu saja, janji yang pernah mereka buat.

****

At Myung High School
18:00

Entah atas dorongan apa Hye-Na bisa berada di Lapangan basket sekolah sore ini. Ditambah dia membawa manisan lemon yang dia buat kemarin malam. Dia memotong lemon itu secara berantakan, menaburkan gula dan menyimpannya di dalam lemari es, seperti yang Kyuhyun intruksikan karena dia belum pernah membuat manisan itu. Sore ini lapangan basket di penuhi para anggota Klub Basket yang akan berlatih, sekarang Kyuhyun dan Joong Ki oppa sedang bermain di lapangan. Mereka tim yang hebat. Sama-sama menjadi Forward atau penyerang, saling mengoper bola. Joong Ki oppa mengoper bola secara over head pass dan di terima Kyuhyun, lalu dia mendibblenya secara perlahan dan melakukan jump shoot. Ternyata membawa kemenangan di tim mereka. Kyuhyun telah mencetak angka. Hye-Na sangat senang menonton pertandingan itu, dia bisa melihat dengan jelas sorotan mata Kyuhyun saat melakukan jump shoot, seakan-akan dia hanya menginginkan keranjang itu. Ada sinar ambisi di sana dan dia berhasil mendapatkan apa yang dia inginkan. Dari sekian banyak orang di lapangan saat ini mengapa tujuan arah mata Hye-Na hanya terarah kepada Kyuhyun, seperti magnet yang menarik arah pandangannya.

“Yak, Hye-Na~ssi ...” teriak Kyuhyun dari tengah lapangan sambil melambaikan tangan. Dia berlari kecil menghampiri Hye-Na yang berada di pinggir lapangan. Semua mata siswa dan siswi melihat kepada mereka tak terkecuali Joong Ki oppa yang sedang berbicara dengan manajer Basket. “Yak, Hye-Na~ssi, gadis pendek. Apa kau membawa pesananku??” tanya Kyuhyun tersenyum senang

“Nih, sesuai pesananmu” jawab Hye-Na meyodorkan kotak makan

“Aish, mengapa kau mengupas kulitnya?? Bentuknya menjadi tak karuan seperti ini dan rasanya pun asam. Kau kurang banyak menaruh gulanya. Bagaimana kau ini!!” gerutu Kyuhyun sambil memakan lemon yang masih terasa asam

“Mwo??!! Apa kulitnya tak harus di kupas?? Apa rasanya tak manis?? Tapi kenapa kau masih memakannya, bodoh!!”

“Lemon walau mentah pun masih bisa di makan. Gadis bodoh”  terang Kyuhyun

Hye-Na melihat Joong Ki oppa sedang memperhatikan mereka saat ini. Tatapan mereka pun bertemu namun Joong Ki oppa langsung membuang wajahnya dan meninggalkan lapangan. “Apa, Joong Ki oppa marah padaku??” tanya Hye-Na dalam hati. Hye-Na bingung dengan sikap Joong Ki oppa ahkir-ahkir ini. Ingin rasanya dia menanyakan kapan dia akan memdengar apa yang ingin Joong Ki oppa katakan, namun dia hanya sanggup bertanya dalam hati tanpa bisa menanyakannya langsung.

****
At Bucheon
06:00am

Minggu pagi, seharusnya Hye-Na masih terdampar di tempat tidur nya hingga matahari beranjak tinggi. Kecuali, hari minggu ini. Kyuhyun sudah mengirimi nya pesan tadi malam kalau dia harus menemani Kyuhyun berlatih basket di lapangan sekolah. Sepertinya Kyuhyun mempunyai kegemaran lain yaitu ‘menyiksa hidup Hye-Na sampai ke akar-akarnya’. Kemarin malam     Hye-Na baru bisa tidur ketika jam menunjukkan jam tiga pagi karena level game yang semakin sulit untuk di mainkan, dia hanya mempunyai tiga jam untuk tidur dan tak terbayangkan rasa mengantuknya sekarang. Hanya menyisakan lingkaran hitam di bawah matanya. Hye-Na bangun dengan malas, membersihkan diri, menguncir rambutnya menjadi satu menjadikannya seperti ekor kuda, memakai kaos kebesaran di tubuhnya, celana training dan sepatu skets. Penampilannya sudah seperti atlet handal yang siap bertanding di segala pertandingan. Dia berkacak pinggang di depan kaca dan dia baru menyadari dia cukup manis sebagai gadis dan menyesalkan mengapa Joong Ki oppa tak bisa melihat hanya kepada dirinya. “Pikiran yang bodoh!!” gumamnya. Dia langsung pergi kelantai bawah menuju dapur, mengambil manisan lemon, sandwich, dan susu coklat panas, yang biasa di inginkan Kyuhyun.

Sementara Kyuhyun sedang berlatih menshoot bola menunggu kedatangan Hye-Na yang di rasakannya lama sekali. Seminggu lagi tes mencari tim inti akan di laksanakan, Kyuhyun tidak berharap banyak bisa mengalahkan Joong Ki hyung di pertandingan besok, karena dia tahu Joong Ki hyung adalah pemain inti kebanggaan Myung High School yang sudah mengantarkan sekolahnya selalu dalam juara tiga besar antar sekolah, tapi Kyuhyun selalu berpikir ‘setidaknya harapan itu selalu ada untuk orang yang berusaha menjalankan mimpinya walau hasilnya tidak sesuai dengan apa yang dia harapkan’. Dia hanya perlu berlatih lebih keras dari sebelumnya. Hye-Na sampai di lapangan sesuai waktu yang di janjikan, dia langsung mencari tempat yang nyaman untuk menonton latihan Kyuhyun, pria itu kelihatan berbeda saat di lapangan, sorot matanya sangat tajam namun lembut. Hye-Na melihat Kyuhyun begitu bersinar di bawah sinar mentari pagi, semakin lama Hye-Na merasakan perasaan hangat mengalir dalam hatinya. Pria itu menjadi begitu sempurna di hadapannya sekarang. Matanya melihat setiap gerak yang Kyuhyun lakukan.  Dia sangat suka ketika Kyuhyun berhasil memasukkan bola ke dalam keranjang, kelihatan.. begitu.. tampan... dan bersinar... “Aiisshhh... aku sudah hilang akal jika berpikir seperti itu!!! Kenapa aku sekarang menganggapnya menjadi tampan?? Aahh, ada yang salah dengan otakku ini!!” umpat Hye-Na sambil mengacak-acak rambutnya.

“Yak, Hye-Na~ssi , apa yang kau lakukan dengan rambutmu itu??” teriak Kyuhyun di samping Hye-Na

“Mwo?!” ucap Hye-Na kaget dengan keberadaan Kyuhyun yang ada di sampingnya sekarang. Hye-Na merapikan kembali rambutnya yang telah berantakan karena kelakuannya yang di luar kebiasaan. Hye-Na tak ingin pikiran bodohnya yang menganggap Kyuhyun tampan di ketahui namja bodoh itu. “Tapi melihatnya berkeringat, rambutnya yang berantakan dan penampilannya seperti ini kenapa terlihat jauh lebih tampan dari yang sebelumnya” pikir Hye-Na lagi. “Arrggggggghhh~~” Hye-Na berteriak.

“Gadis pendek, kenapa kau!!! Kau benar-benar aneh.” selidik Kyuhyun terus menatap Hye-Na

“Aiisshh... tidak usah kau pedulikan apa yang sedang ku lakukan. Kau makan saja semua pesananmu itu!!” jawab gadis itu meninggalkan Kyuhyun sendiri menghabiskan bekal yang dia bawa. Dia tak ingin pikiran kotornya terus datang silih berganti. Sepertinya ada yang salah pada dirinya, bukan Kyuhyun yang seharusnya dia pikirkan tapi Joong Ki oppa. Hye-Na mengambil bola dan mencoba memasukannya kedalam keranjang untuk menghilangkan pikiran bodoh itu namun tak pernah berhasil. Tiba-tiba saja Kyuhyun ada di belakangnya, memegang tangannya, dan dia merasakan napasnya berhenti saat itu juga. Menyadari Kyuhyun di dekatnya sekarang membuat jantungnya berdetak dengan sangat cepat tak terkendali, paru-parunya berhenti bekerja, dia kehilangan oksigennya untuk bernapas.

“Gadis bodoh, kau tidak akan bisa memasukkan bola jika tangan dan posisimu seperti itu. Kau harus membentuk tanganmu seperti ini” perintah Kyuhyun memberikan contoh sambil memegang tangan Hye-Na

Tapi bukan itu yang ada di pikiran Hye-Na sekarang, dia hanya berusaha mengembalikan napasnya yang terhenti begitu saja. Mencari kembali oksigennya. Dia kehilangan kesadarannya. Hye-Na berusaha mengembalikan kesadarannya, menghirup oksigen sebanyak-banyaknya.
“Yak, Kyuhyun~ah,  jangan dekat-dekat denganku!!!” usir Hye-Na

“Apa kau bilang!! Apa aku membawa virus bagimu!! Terserah kau saja!!” teriak Kyuhyun melepaskan tangannya dari tangan Hye-Na

“Aisshhh... namja yang aneh”. Hye-Na sudah kehilangan mood nya bermain basket. Dia kembali ke bangku besi dan mendapati kotak makannya benar-benar kosong

“Yak, Kyuhyun bodoh!! Kau telah memakan semua nya tanpa menyisakanku?!” tanya Hye-Na

“Kali ini manisan mu tepat Hye-Na~ah, kau telah lulus. Hahahhaa...” Kyuhyun menghampiri Hye-Na yang menunjukkan wajah merenggut dan mengacak-acak rambutnya. Kyuhyun tersenyum lebar.

****

At Lapangan Basket
17:00

Hari pemilihan tim inti pun dimulai, kedua orang itu Joong Ki dan Kyuhyun menghadap ke arah wasit melakukan jumpball, setelah bola di lemparkan bola di kuasai oleh Joong Ki, Man to man defence, satu pemain menjaga pemain lawan. Kyuhyun berusaha merebut bola dari Joong Ki namun gagal. Bola langsung di Shoot Joong Ki dari jauh dan bola pun masuk kedalam keranjang, Joong Ki mendapatkan point 2, tepuk tangan pun terdengar menyemangati kedua orang tersebut. Hye-Na menahan napas, entah siapa yang harus mendapat dukungannya, Joong Ki oppa atau Kyuhyun. 45 menit pun berlalu, skor kedua peserta pun saling mendahului, Joong Ki 6 point sedangkan Kyuhyun 5 point. Waktu bertanding tinggal 45 detik lagi, kali ini sorot mata Kyuhyun benar-benar serius, dia berusaha mengambil bola yang sedang di dribbel, Kyuhyun berhasil mengambil bola tersebut, Joong Ki menghalangi Kyuhyun yang ingin memasukkan bola, Kyuhyun memcoba peruntungannya kali ini, dia sudah berlatih dengan sangat keras dan dia tidak mau semua nya hancur begitu saja. Kyuhyun menahan napas begitu pun Hye-Na yang hanya memperhatikan gerakan Kyuhyun dari awal hingga ahkir pertandingan padahal hari ini dia datang atas ajakan Joong Ki oppa tadi pagi. Kyuhyun melakukan long shoot, bola memutar di lubang keranjang, berharap keajaiban terjadi, berharap bola masuk tapi nyatanya bola itu terjatuh tanpa masuk kedalam keranjang dan game pun berahkir.
Joong Ki terpilih sebagai tim inti dan Kyuhyun terlihat kecewa namun dia tetap menerima kekalahannya secara adil. Kyuhyun memeluk dan memberi semangat kepada Joong Ki. Hye-Na bisa melihat jelas kesedihan yang sedang dirasakan Kyuhyun. Dia menghampiri mereka, Kyuhyun melihat Hye-Na mendekat dan memanggil dia, “Hye-Na~ssi, Joong Ki oppa telah masuk tim inti sekarang saatnya kau mengungkapkan perasaanmu padanya” ucapnya
“Apa kau tahu Hyung, demi cinta nya dia telah menulis namamu di penghapus” lanjut Kyuhyun beralih ke Joong Ki

“Mwo???”  sahut Hye-Na dan Joong Ki bersamaan

“Dan kau harus tahu Hye-Na~ssi. Joong Ki Hyung bilang ahkir-ahkir ini gadis tetangganya  bertambah manis jadi dia sedang berusaha mengumpulkan keberanian untuk mengungkapkan perasaannya padamu” terang Kyuhyun lagi membuat keadaan jadi hening seketika
Jadi, kalian berdua tidak usah saling membohongi perasaan, kenapa kalian tidak jadian saja?” saran Kyuhyun

“KYUHYUN BODOH!!”  teriak Hye-Na dan berlari meninggalkan mereka berdua.

Joong Ki berusaha mengejar Hye-Na yang berlari dan menemukan gadis yang dia sukai itu sedang terduduk di taman belakang sekolah. Hye-Na sedang memikirkan semua yang terjadi ahkir-ahkir ini, kenapa Kyuhyun dengan bodoh nya bisa mengatakannya, apa pria itu tidak tahu kalau ahkir-ahkir ini dia melakukan semua bukan karena perjanjian itu tapi karena Hye-Na ingin berdekatan dengan Kyuhyun,  hanya ingin melihat senyumnya. Hanya ingin melihat wajahnya. Hye-Na masih belum mengerti apa yang dia rasakan saat ini yang dia tahu dia menyukai menghabiskan waktu bersama Kyuhyun.

Joong Ki memberanikan diri mendekati Hye-Na dan duduk di sampingnya, Hye-Na menyadari kehadiran Joong Ki oppa. Hye-Na menoleh dan tersenyum. Ah, dia sangat menyukai saat melihat gadis itu tersenyum, membuat hati nya bahagia. “Hye-Na~ah, aku senang sekali ternyata kau memiliki rasa yang sama denganku. Aku menyukaimu.” ungkap Joong Ki

“Oppa..... tapi...” jawab Hye-Na bimbang

“Pembicaraan kita waktu itu sebenarnya aku ingin mengungkapkan perasaanku padamu, karena takut kau akan menolaknya jadi aku membutuhkan waktu untuk memikirkan semuanya. Berusaha untuk menerima jawaban apa yang akan kau berikan tapi ternyata kau juga menyukaiku, senangnya. Jadi.... kita saling menyukaikan?!” tanya Joong Ki berusaha meyakinkan diri

“Ah, oppa.. aku...” Ingin rasanya Hye-Na menjawab tidak bisa, hatinya telah berubah namun lidahnya kelu untuk berbicara yang sesungguhnya

“Mulai besok aku akan berangkat bersama denganmu, menjadi kekasihmu. Aku pergi dulu    Hye-Na~ah kembali ke Klub, bye~~” Joong Ki pergi begitu saja, Hye-Na ingin menjelaskan kalau dulu dia memang menyukai pria itu tapi sekarang telah berubah. Perasaannya telah beralih ke pria lain namun terlambat Joong Ki oppa telah salah paham.

****


At Home
20:00

“Annyeonghaseyo.... “ teriak seseorang di luar

“Ye, nuguseyo??” sahut Min-In sambil membukakan pintu

“Naneun, Cho Young Hwan imnida. Teman Han Seuk Gil, apakah beliau ada di rumah??”

“Ah, nea.. “ ujar Min-In sambil membuka pintu dan membiarkan Cho Young-Hwan masuk. “Annyeonghaseyo, mianhe.. aku tak tahu kau akan berkunjung. Silakan masuk, aku akan memanggilnya di dalam. Apa kau berkunjung sendiri?? Sudah lama kita tak bertemu Young Hwan~ssi ”

Young-Hwan duduk dan menjawab, “Ah, Nea sudah lama tidak berjumpa. Aniyo, aku datang dengan istri dan anak-anakku. Tapi sofa tapi di cegah Min-In. “Sebentar, kau duduk saja di sini biar anak perempuanku yang memanggil mereka”. Young-Hwan duduk kembali dan tersenyum, “Ye... Ghamsapnida-terima kasih”

“Hye-Na~ah, bisakah kau turun sebentar. Ada tamu disini.” teriak Min-In

“Eomma~~ aku sedang sibuk” sahut Hye-Na dari kamar

“Cepat kebawah atau kau harus merelakan semua kasetmu itu!!” ancam Min-In kesal melihat tingkah anak perempuannya yang tak kenal sopan santun itu

“Aiisshh... ye, aku turun kebawah” Hye-Na turun dan menghampiri Eommanya yang ada di dapur, melihat sekilas keruang tamu ada seorang pria berumur di sana

“Eomma, siapa di sana?? Ada keperluan apa memanggilku, aku sedang mengerjakan sesuatu eomma” sungut Hye-Na

Plaakk~ Min-In memukul kepala Hye-Na, “Bisakah kau sebentar saja membantu Eomma, orang itu teman Appa mu. Kau bisa melanjutkan game mu itu setelah memanggil istri dan anaknya di depan rumah” 

“Issshh,, appo Eomma!! Ye, aku akan memanggil mereka” ucap Hye-Na kesakitan

Hye-Na keluar pintu menuju mobil yang terpakir di depan halaman rumah. Dia paling kesal kalau kegiatan favoritenya di ganggu orang meskipun itu orang tua sendiri, apalagi dia sedang punya mood yang buruk ahkir-ahkir ini. Seharusnya dia bahagia tidak bertemu lagi dengan pria bodoh itu, Kyuhyun, tapi malah membuatnya makin uring-uringan. Dia ingin mendengar suara namja bodoh itu, ingin mendengarnya berteriak, menyuruhnya dan melihatnya tersenyum. Otaknya benar-benar rusak, seharusnya dia sadar sekarang ada Joong Ki oppa di sampingnya, pacarnya. Baru dia akan mendekati mobil itu seseorang pria keluar dari sana, seseorang yang dia kenal. Namja yang menyita seluruh pikirannya belakangan ini. Cho Kyuhyun. Dia benar-benar merasakan otaknya benar-benar rusak,  dia berhalusinasi atau dia sedang bermimpi?? Hye-Na mengedipkan matanya berkali-kali, menggigit bibir bawahnya, mencoba meyakinkan penglihatannya. Dan berkali-kali itu juga dia melihat Kyuhyun sedang menatapnya dengan pandangan aneh. “Aaiissshh... apa benar itu dia?!” gumam Hye-Na meyakinkan diri kalau yang dilihatnya nyata bukan ilusi. “Yak, gadis bodoh apa yang sedang kau lakukan disana?” sahut Kyuhyun sambil terkikik melihat tingkah Hye-Na yang aneh. Dia berjalan mendekat dan menyentil kening Hye-Na. “Kau terlihat bodoh dengan tampang polosmu itu. Sebegitu terpesonanya-kah kau kepadaku sampai harus mengigit bibirmu itu?”

“Mwo? Yak, kau!! “ Hye-Na mendelik kesal. “Sedang apa kau di sini?” tanyanya. Hye-Na melihat dua orang perempuan juga keluar dari mobil itu, memperhatikan dengan senyum kepada Hye-Na dan Kyuhyun. “Annyeonghaseyo.. Naneun Han Hye-Na imnida” salam Hye-Na sambil membungkukkan kepala. “Annyeonghaseyo.. apa kau teman Kyuhyun dan anak perempuan dari Han Seuk-Gil??” tanya Kim Ha-Na ibu dari Kyuhyun. “Ah, nea.. Ajumma-bibi. Aku anak perempuannya dan teman sekelas Kyuhyun”. “Kau sudah dewasa Hye-Na~Ah menjadi gadis yang cantik” tambah Kim Ha-Na lagi sambil tersenyum. Cho Ah-Ra menyeletuk dan menatap Kyuhyun, “Ah, jadi ini gadis itu Kyu~ah. Dia cantik. Pantas kau bertingkah seperti itu”. Cho Ah-Ra mendekati Hye-Na dan memeluknya lembut, “Hye-Na~ah, kau sudah dewasa. Lihatlah! kau begitu cantik sudah begitu lama aku tak melihatmu. Senang bisa memelukmu lagi” ucap Cho Ah-Ra sambil melepaskan pelukkannya.  “Gomawoyo Onnie Ah-Ra” ujar Hye-Na tersenyum. “Mwo?? Bertingkah seperti itu? Apa maksudnya?” tanya Hye-Na dalam hati

“Yak Noona!! bisakah kau tutup mulutmu itu.Aiishh.. jinjja” sergah Kyuhyun

“Eiiiiiii~~” dibalas senyum menggoda Ah-Ra kepada adik laki-lakinya itu. “Yak, gadis pendek! Bisakah kau tunjukan pintu rumahmu, aku bisa mati kedinginan di sini” seru Kyuhyun sebelum kakak perempuannya menggodanya lagi. Kyuhyun tidak ingin Hye-Na menyadari kalau mukanya sudah semerah kepiting rebus yang siap di santap. “Mwo?? Pendek!! Cih, Kau benar-benar menyesalkan Kyuhyun~ssi” dengus Hye-Na

****

“Ah, jadi kalian sekelas?? Apa kalian berteman dengan baik??” tanya Han Seuk-Gil, ayah Hye-Na  melihat kearah Kyuhyun dan Hye-Na

“Nea, Ajusshi-paman. Kami sangat berteman baik dan kami juga duduk bersebelahan walau tidak sebangku” sahut Kyuhyun ringan diiring senyum

“Uuuhhukkk...uhuukk” Hye-Na tersedak makanan yang sedang dikunyahnya ketika menjawab pertanyaan yang di lontarkan Appa nya itu

“Kau kenapa Hye-Na~ah, ini minum” tanya Min-In, eomma nya, sambil memberikan segelas air putih

Hye-Na menggeleng dan mengambil gelas dari tangan Eomma nya dan menengak semua isinya hingga habis. Hye-Na merasakan ada yang aneh dengan namja di hadapannya sekarang. Sejak kapan mereka berteman baik?? Kyuhyun bertingkah sangat sopan dan bagi Hye-Na malah membuat Kyuhyun tampak mengerikan karena bertingkah seperti itu. Kyuhyun melihat tatapan Hye-Na yang menatapnya aneh dan tak percaya dia bisa menjawab seperti itu. Dia menjawab tatapan itu dengan mengangkat bahu dan tersenyum manis.

“Seuk-Gil~hyung bagaimana kalau kita menjodohkan anak kita? Sepertinya itu akan menjadi rencana yang sangat bagus untuk mempererat hubungan kita selama ini?” ujar Cho Young-Hwan memberi inisiatif kepada sahabatnya itu

“Sepertinya itu ide yang bagus” jawab Appa Hye-Na

“Uuhhukkkk...uuhhukkkk” Hye-Na dan Kyuhyun tersedak secara bersamaan, kaget mendengar apa yang ayah mereka bicarakan

“Mwoya?!! Menjodohkan? Appa~ apa maksudnya itu?” tanya Hye-Na

“Menjodohkanmu dengan kyuhyun. Ah, apa kau sudah punya pacar Hye-Na~ah” sela Cho Young-Hwan, Appa nya Kyuhyun

“Ah, aniyo Ajusshi. Tapi setahuku ini abad ke dua puluh apa hukum perjodohan itu masih ada?? Dia juga bukan tipe pria yang baik”

Hahaha~ semua orang di ruang makan itu tertawa mendengar perkataan Hye-Na, kecuali Hye-Na dan Kyuhyun yang sekarang saling menatap kikuk. “Benar Appa, kalau aku jadi Hye-Na aku tidak mau di jodohkan dengan pria macam Kyuhyun, beraura gelap dan menakutkan. Lagipula Kyuhyun menyukai gadis berpenampilan feminim. Bukan begitu Kyu~ah?!” sahut Ah-Ra sambil menyikut Kyuhyun yang berada di sampingnya

“Yak, noona!! Berhenti mengangguku!!” desis Kyuhyun dengan muka memerah

“Sudah Ah-Ra~ah jangan kau ganggu adikmu itu. Biarkan mereka memilih pasangan yang tepat untuk mereka berdua, kita sebagai orang tua hanya bisa mendukung dan berdoa selama mereka bahagia. Itu lebih baik” Kim Ha-Na merelai kedua anaknya

“Nea, itu benar” jawab Min-in setuju

****
Hye-Na Room’s
22:22

“Aaaah, jadi ini ruang kramatmu??” ucap Kyuhyun sembari melihat sekeliling ruangan yang sering dia masuki dulu. Tiada yang berubah, warna cat yang sama, aroma yang sama, Lily. Kyuhyun menujukan matanya kearah meja belajar yang berada di depan jendela, ada beberapa pigura di sana. Matanya hanya tertuju pada satu pigura, berwarna merah bata dengan ukiran yang berbentuk daun maple yang berwarna kecoklatan. Itu adalah fotonya bersama gadisnya, foto yang diambil 10 tahun yang lalu, dia ingat saat itu mereka sedang berada di taman kesukaannya, duduk di bawah pohon maple di musim semi. Dia ingat itu adalah hari terahkirnya berada didekat gadisnya itu, ketika dia harus meninggalkannya sendiri. Memori yang sangat di bencinya. Di foto itu wajahnya kelihatan sedih kelihatan kontras sekali dengan gadis yang di sebelahnya yang menampakkan wajah bahagia karena akan dijanjikan coklat yang banyak untuknya. Ternyata Hye-Na masih menyimpan foto ini, foto kenangan mereka berdua. Apakah Hye-Na sudah mengingat dirinya? Mengingat janjinya dulu kepada gadis itu?

“Yak, Kyuhyun~ssi, sedang apa kau di situ??” ucap Hye-Na membuyarkan lamunannya

“Ah, aku hanya melihat foto ini. Foto siapa disana?” tanya Kyuhyun mencoba menyelidiki

“Oh, sepertinya dia teman kecilku dulu tapi aku tak begitu mengingatnya. Saat itu aku berumur 5 atau 6 tahun, bagaimana aku bisa mengingatnya?? Entahlah.. tapi pasti aku menyukai ekspresi pria kecil dalam foto itu dan sepertinya ada sesuatu yang terjadi antara aku dan dia”

“Mwo?? Kau benar-benar tak ingat siapa pria itu?”

“Hem...Nea, aku tak mengingatnya. Memang nya kenapa? Apa kau mengenalnya?” tanya Hye-na balik

“Aniyo, hanya saja... Ya, sudahlah tak usah kau paksakan untuk mengingatnya”
****

At Bucheon
08:00

Baru dua minggu yang lalu Hye-Na dan Joong Ki berpacaran dan Hye-Na harus bisa menerima kenyataan kalau Kyuhyun pun telah menjalin hubungan dengan temannya Hyun-Na. Gadis itu melihat Kyuhyun dan Hyun-Na sedang berkencan di taman hiburan sama seperti dirinya dengan Joong Ki oppa, mereka sesekali bercanda dan tertawa lepas. Saling berpegangan tangan. Seharusnya dia yang ada di posisi Hyun-Na sekarang, memegang tangan itu dengan erat, tertawa bersama. Gadis itu sedang bersama dengan Joong Ki oppa namun pikirannya melayang hanya tertuju pada Kyuhyun. Dia merasa tak mampu untuk menahannya bahkan untuk mengungkapkan segalanya yang sebenarnya kepada Kyuhyun, Joong Ki oppa atau pada Hyun-Na tenang perasaannya.

Dia menjalani hubungan ini dengan setengah hati, berharap perasaannya bisa kembali seperti dulu. Tetap mencintai Joong Ki oppa bukan Kyuhyun. Tapi sepertinya itu tak akan pernah terjadi lagi. Hati dan perasaannya telah berubah

****
Beberapa hari sebelumnya “Hyun-Na Pov’s”
At Home
21:50

Saat di sekolah tadi, Aku memberanikan diri menyatakan perasaan kepada Kyuhyun saat jam istirahat. Walau aku tahu sebenarnya Kyuhyun hanya melihat Hye-Na, temannya. Aku juga menyadari kalau temannya, Hye-Na  juga mempunyai perasaan yang sama dengan Kyuhyun, tapi aku juga ingin memiliki Kyuhyun di sisiku hanya untukku. Aku tahu aku egois, aku bukan sahabatnya yang baik tapi apa aku salah kalau aku menyukai orang yang sama dengan sahabatku sendiri??

“Kyuhyun~ah, aku menyukaimu. Bisakah kau menjadi pacarku?? Aku tahu kau menyukai Hye-na~ssi tapi bisakah kau mencoba denganku?? Aku mohon...” Aku mengucapkannya begitu saja ketika mengetahui kalau Hye-Na sudah menjalin hubungan dengan Joong Ki oppa. Walau sebenarnya aku juga tahu Hye-Na tidak mempunyai rasa yang sama dengan sebelumnya kepada Joong Ki oppa.

“Kau tahu aku menyukai Hye-Na~ah, apa kau bermaksud untuk mengatakan itu padanya??” Kyuhyun bertanya dengan sikap hati-hati 

Aku menggeleng dan menjawab, “Ah, Ani... aku tak akan mengatakannya”

“Mianhe-maaf, aku tak bisa Hyun-Na~ssi, aku menyukai Hye-Na~ssi, hanya dia yang selalu ada dalam hati dan pikiranku. Jadi mianhe, jeongmal mianhe. Aku mohon tolong rahasiakan perasaanku kepada Hye-Na~ssi aku tak ingin merusak hubungannya dengan Joong Ki hyung, Arraseo?!” Kyuhyun memohon kepadaku, wajahnya tampak kelelahan. Kyuhyun, namja yang aku kenal tidak seperti ini. Dia bisa melakukan apa pun yang dia inginkan dengan usaha yang maksimal namun kenapa dia membiarkan perasaannya begitu saja. Sedangkan aku, memohon kepadanya agar bisa mencintaiku. Kau gadis yang bodoh Hyun-Na~ah, kau benar-benar gadis yang bodoh, umpatku dalam hati, memohon cinta kepada seorang namja yang tak mencintaimu karena mencintai sahabatmu itu sangat menyedihkan.

“Aah, nea. Tapi bisa kah kau pura-pura menjadi pacarku untuk sebulan saja Kyuhyun~ah?? Jebal... Aku... ” Aku menghentikan kata tak tahu harus berkata apalagi agar Kyuhyun menerima perasaanku. Mungkin cukup bagiku untuk mencintainya tanpa dia harus menerima cintaku. Ah, mataku terasa panas. Aku menundukkan pandangan dan siap meninggalkan Kyuhyun karena aku tahu dia tidak akan menerimaku. Setidaknya aku telah menggungkapkannya.

“Ahhh,,,, Nea.. akan aku lakukan” jawab Kyuhyun pasrah

“MWO?! Kau.. kau benar menerimaku?” ucapku kaget mendengar apa yang barusan Kyuhyun katakan.

“Heemm.. mungkin kita bisa mencoba nya dalam sebulan Hyun-Na~ssi, aku juga tak ingin terus terpuruk karena gadis yang aku cintai bersama pria lain. Aku masih termasuk pria tampan kan Hyun-Na?!” canda Kyuhyun tersenyum 

“Tentu saja, kalau kau tidak tampan, mengapa aku bisa menyukaimu!” seruku sambil tertawa

“Hahaha~~ kau benar”

“Gomawo Kyuhyun~ssi, mohon kerjasamanya” Tanpa sadar aku tersenyum dengan sangat bahagia

****


Hye-Na sedang duduk sendirian di bangku taman belakang sekolah, menikmati hembusan angin yang perlahan bertiup, bunyi gemerisik dedaunan yang saling bersentuhan seakan meredakan beban yang sedang ia tanggung. “Hah, kenapa semua ini menjadi benar-benar sulit sekarang” Keluhnya. Gadis itu mencintai Cho kyuhyun, namja sial itu selalu membayangi kemana pun ia melangkah. Hye-Na hanya berpikir tentangnya, bagaimana caranya melihat senyumnya, hanya ingin menghirup aroma tubuhnya, ingin menatap matanya, tersenyum karenanya, semua hanya tentangnya. Kemarin dia sangat membenci apa saja yang Kyuhyun lakukan dan kenapa sekarang ia hanya ingin berada di dekatnya, meneriaki apapun kesalahan yang dia perbuat. Hye-Na berpikir ia sangat bodoh bahkan perasaan ini pun sangat bodoh. “Apa yang harus aku lakukan? Kemana perginya perasaan yang ku simpan 10 tahun lebih ke oppa Song Joong Ki?? Seharusnya ku bahagia sekarang karena Song Joong Ki juga mencintaiku seperti aku dulu mencintainya tapi rasanya sangat menyesakkan dada, semua menghimpit secara bersamaan” bisik Hye-Na. Dia merasakan matanya amat panas, perlahan airmata pun mengalir tanpa dia cegah. Dia membiarkan semua jatuh, mengalir deras. Hye-Na tersenyum bodoh, menertawakan semua kebodohan yang telah dia perbuat, kenapa dengan bodohnya gadis itu menyerahkan semua perasaannya ke namja bodoh yang bahkan tak pernah ada sebelumnya. Semua bodoh. Haruskah Hye-Na membiarkan hubungan yang tak ia inginkan, tetap bersama Song Joong Ki atau mengatakan perasaan itu kepada Cho Kyuhyun?? Bagaimana dengan Kim Hyun-Na, sahabatnya, yang jelas-jelas telah menjadi pasangan Kyuhyun sekarang.  Perasaan ini benar-benar sangat menyiksa. Sepertinya ia harus mengahkiri semuanya, ia harus memilih. Hye-Na tak ingin menyakiti siapapun itu.

****

Pov’s Hye-Na
At Bangku Taman Sekolah

Puff~~ Bunyi dering pesan masuk dalam ponselku, tertera nama Song Joong Ki disana, aku menghapus bekas airmata yang telah mengering dan tanpa semangat aku membuka pesan itu, “Hye-Na~ah, dangsin-eun eodiiss-eo-dimana kau sekarang?? Aku mencarimu ke kelas tapi kau tidak ada disana?? Apa kau terluka?? Aku mengkhawatirkanmu, kabari aku, jebal”. Puff~~ bunyi dering pesan kedua masuk dalam ponsel, aku langsung membukanya, Na~ya, eodiss-eo-dimana?? Apa kau tahu Song Joong Ki hyung sangat mengkhawatirkanmu. Apa yang terjadi padamu?? Apa kau selalu seperti ini pendek?? Aku akan langsung berada di sampingmu jika kau membutuhkanku. Ku mohon, kabari aku!!”. “ Babbo, aku menyukai saat kau memanggilku Na~ya dan mengapa kau sangat menyukai kata “pendek”?! aku tak pendek tahu, Cho Kyuhyun babbo!!!” Aku meneriaki ponsel yang aku pegang dan menertawai diri sendiri. “ Kau memang pendek Na~ya jadi jangan kau pungkiri itu, kau tahu!!” terdengar sahutan dari arah belakang. Aku menoleh dan melihat Kyuhyun di sana menyeringai memperlihatkan senyum miringnya dan seperti biasa aku menyukainya. “ Cih,  sedang apa kau disini? Dan darimana kau tahu aku ada di sini?” tanyaku kecut. Dia berjalan mendekatiku, berjalan perlahan sambil memasukkan kedua telapak tangannya kedalam saku jins, dan dia langsung duduk di sampingku.

Dia menatap langit dan berkata, “Hah, udara musim semi memang selalu segar dan manis, bukan?? Musim kesukaanmu. Aku tahu kau akan berada di sini karena lokasi ini juga menjadi tempat favoritku, tempat aku bertemu denganmu”.  Setelah mengucapkan itu dia menengokkan wajahnya sambil tersenyum manis, menatapku. “Ah, nea. Kau benar. Seorang pria bodoh akan selalu bertemu dengan wanita cantik di tempat yang indah. Hahaha..” jawabku

“MWO!! Aku bodoh dan kau cantik?? Teori darimana itu Na~ya?? Selamanya kau akan jelek dan pendek. Kau tahu itu!!!” dengus Kyuhyun.

“Yak!! Bisakah kau berhenti mengatakan aku pendek!! Aku rasa pendek itu bukan kata yang tepat tapi mungil kelihatannya lebih bagus. Eotthe??” aku merajuk.

 “Hah, mungil. Kau jangan pernah membuatku menyesal terlahir di dunia karena harus mengakui kau mungil Na~ya” cemoohnya. Sebenarnya Kyuhyun bisa mengganti predikat itu dengan mudah. Ingin rasanya dia meneriakkan pujian yang tak akan habis di ucapkan untuk wanita satu-satunya yang ada di pikirannya saat ini. Satu-satunya gadis yang dia pikirkan saat akan membuka mata di pagi hari sampai malam menutup mata. Haruskah dia memberitahukan kalau dia telah melakukan kesalahan terbesar dalam hidupnya karena telah bersikap bodoh dengan menutupi perasaan yang menyesakkan ini. Sekarang dia tak berharap untuk bisa memaksakan keegoisannya untuk memiliki gadis itu, yang dia tahu sekarang harus melihat dan membuat gadisnya bisa bahagia walau tanpa dia di sisinya. Toh, Song Joong Ki pria yang baik dan Han Hye-Na juga mencintainya, itu lebih baik.

“Hahaha.. Kyuhyun~ssi bodoh”.

 “Yah, aku memang bodoh Na~ya karena harus merelakan gadis yang aku cintai jatuh dalam pelukan orang lain” bisik Kyuhyun tersenyum kecut

“Mwo??? Apa yang kau katakan barusan Kyuhyun~ah, aku tak mendengarmu” tanyaku penasaran karena tak mendengar apa yang barusan kyuhyun ucapkan.

“Ah, ani... Aku tak mengatakan apa-apa”. Kyuhyun menatap Han Hye-Na lembut dan melihat sesuatu yang aneh di wajah gadisnya itu. Apa dia habis menangis? Apa Song Joong Ki telah menyakitinya? Tanpa sadar dia mengulurkan tangan menyentuh pipi gadis itu dan terasa lembab disana. Menghapus sisa airmata di sana. Ini salah Na~ya, seharusnya kau bahagia bukan seperti ini. Apa yang salah??

“Na~ya, apa kau habis menangis?? Apa kau tak bahagia??” ujarnya masih dengan tangan di pipi Han Hye-Na

Aku hanya diam dan tersenyum, membiarkan tangan yang biasa dia hayalkan bisa dia gengam dengan erat dan mengapa tangan itu terasa lebih hangat di banding tangan Song Joong Ki yang selalu menggengamnya. “Aniyo, aku hanya menikmati pemandangan di sini dan tanpa terasa aku menangis begitu saja. Kau kan tahu aku gadis sentimentil, gampang bersedih karena hal yang sepele. Aku bahagia Kyuhyun~ah, kau tak perlu mengkhawatirkanku. Kim Hyun-Na lebih pantas mendapatkan itu”. Ucapan bodoh terlontar begitu saja, menggambarkan kalau aku iri dengan keadaan sekarang

Kyuhyun menurunkan tangannya dari pipi Han Hye-Na. Menghela napas. Mungkin ini saat nya mengungkapkan semuanya tanpa harus dia menanggungnya lagi. Walau semuanya akan berubah setidaknya dia bisa jujur pada dirinya sendiri, kalau dia benar-benar mencintai peri kecilnya itu.

“Na~ya....” Panggil Kyuhyun. Hye-Na menoleh dan mendapati wajah Kyuhyun merubah sangat serius. “Dengar, mungkin ini bisa di bilang sesuatu hal yang bodoh dan akan membuatmu merasa membenciku. Aku akan menerima semua konsekwensi yang akan terjadi nanti.” Kyuhyun menyiapkan diri dan mulai menatap Hye-Na tepat di manik matanya. “Aku tak pernah menjalin hubungan dengan Hyun-Na~ssi, dia memang mengungkapkan perasaannya kepadaku tapi aku hanya memberinya kesempatan untuk mencobanya, berusaha menghilangkan sesosok yang sangat ingin aku miliki. Ternyata itu kesalahan selanjutnya yang aku perbuat. Tanpa sadar aku menyakiti perasaan Hyun-Na yang tulus menyayangiku sedangkan hatiku tak pernah ada untuknya.”

“MWO!!! Bagaimana bisa kau seperti itu?! Kau menyakiti perasaan mu terlalu jauh Kyuhyun~ssi. Kenapa kau tidak menyampaikan perasaanmu kepadanya??” tanyaku yang pertanyaan itu lebih di tujukan untuk dirinya sendiri

“Karena orang yang aku sukai itu adalah kau, Na~ya. Peri kecilku.” Kyuhyun ahkirnya menyampaikan hal yang sebenarnya

“MWOYA!!! Hahaha.... Aku?? Cho Kyuhyun, kau tidak salah kan? Atau kinerja otakmu terganggu??” ucapku kaget tak percaya dan... senang

“Isshhh.... kau!!! Apakah salah kalau aku menyukaimu?? Aku tahu kau menyukai Joong Ki hyung jadi aku tak berharap kau bisa menerima perasaanku ini, cukup kau mengetahuinya dan aku harap kita bisa berteman seperti biasanya. Aku tak ingin kehilanganmu. Aku bisa bahagia jika melihat kau dengan orang yang kau sukai.”

“Hahahaha....” Aku hanya bisa tertawa keras hingga mengeluarkan airmata.

“YAK!!!! Kau, benar-benar gadis menyebalkan Hye-Na~ssi!! Bisa-bisanya kau tertawa di saat seperti ini” teriak Kyuhyun kesal

“Haahahaaa.... Kau tahu tuan Cho Kyuhyun.” Aku menarik napas, “Aku juga merasakan hal yang sama. Nado Sarangheyo” ujarku ahkirnya. Sepertinya semua beban terangkat begitu saja. Setidaknya dia juga merasakan hal yang sama. Ah, biarlah aku menyakiti orang lain, aku hanya ingin jujur pada diriku sendiri.

Kyuhyun kaget dengan pernyataan Hye-Na tadi, gadisnya juga menyukainya. Tanpa sadar dia tersenyum lepas dan memeluk Hye-Na, membisikkan kata, “Sarangheyo, Na~ya. Aku telah menyimpan perasaan ini lebih dari 10 tahun. Jangan pernah lagi meninggalkanku, walau untuk sedetik saja. Arahkan pandanganmu hanya kepadaku”. Aku kaget dengan reaksi Kyuhyun yang memelukku begitu saja. Perasaan hangat langsung menyelubungi hatiku, apakah ini rasanya jika orang yang kita sayangi, menyayangi kita juga?? Ingin rasanya waktu berhenti dan dia bisa merasakan perasaan ini selamanya. Kyuhyun melepaskan pelukannya dan tersenyum dengan sangat lembut, tatapan matanya membuatku tenang. Aku mengengam tangannya, tangan yang selama ini ingin aku rasakan kehangatannya. Ternyata tangan itu lebih hangat dari yang terlihat.

“Kenapa kau tak memberitahukanku sejak dulu, Kyuhyun~ah??”

“Hmm... apa??”

“Perasaanmu itu padaku?? kenapa kau mengatakan kepada Joong Ki oppa kalau aku menyukainya?? Apa kau tahu saat kau mengatakan itu, aku membencimu. Kau telah menyakiti perasaanku. Kau bodoh Kyuhyun~ah”

“Yak, aku hanya berusaha ingin membuatmu bahagia Na~ya, karena aku tahu kau menyukai Joong Ki hyung. Setidaknya Joong Ki hyung bisa memperlakukanmu dengan baik karena dia juga mencintaimu”

“Tapi kau bodoh!!! Kau tak tahu perasaanku yang sesungguhnya. Kau... yang dengan beraninya mencuri perasaanku begitu saja. Apa kau tahu? Joong Ki oppa lebih baik tampan darimu” dengus ku sambil mengerucutkan bibir

“Aigoo~~, kau memang gadis bodoh karena menyukaiku Na~ya. Hahaha...” ujar Kyuhyun senang

“Ya, aku tahu aku gadis bodoh yang dengan bodohnya memberikan hatiku secara percuma kepadamu. Aku adalah gadis tercantik, kau tahu itu!!” ucapku percaya diri

“Aiisshh.. kau cepat sekali besar kepala, Nona Hye-Na~ssi. Apa kau tahu kalau aku adalah anak dari sahabat ayahmu?? Yang pernah menempati sebelah rumah mu sebelum Joong Ki hyung? Anak kecil yang ada di foto, di kamar mu itu. Apa kau tak ingat??” Kyuhyun menatap Hye-Na dengan intens, berusaha membuat Hye-Na mengingat tentang dirinya, tentang janji mereka.

“Heem... apakah itu benar?!” jawabku acuh seperti mengingat itu bukan hal yang menarik

“Ah, kau benar-benar telah melupakan aku. Saat itu aku pernah berjanji kepadamu di bangku taman di bawah pohon Maple, aku akan kembali kepadamu dan menjadikanmu satu-satunya milikku, kau menjawab bersedia. Apa kau benar lupa kejadian itu?”

“Hmm... sepertinya aku melupakan kejadian itu, tapi ada satu kenangan manis yang ku ingat saat itu” Aku tersenyum berusaha membuat Kyuhyun penasaran

“Apa??” tanya Kyuhyun penasaran

Cuupph~~Kisseu~..

Aku mencium pipi Kyuhyun, seperti kejadian 10 tahun yang lalu. Di bawah pohon Maple, saat dia berjanji kepadaku untuk kembali. Di musim yang sama, musim semi. Aku mengingat semua yang terjadi 10 tahun yang lalu, namja yang aku cintai sejak kecil. Namja yang selama ini aku tunggu kedatangannya dan dengan mencium pipinya berharap dia akan selalu ingat dengan janji nya tersebut. Dan harapan itu pun terjadi. Cho Kyuhyun, kenangan yang hilang telah kembali. Kami pun tertawa bahagia bersama.

****
Song Joong Ki Pov’s
At Bangku Taman Sekolah

Aku melihat mereka disana, gadisku dan sahabatku. Mereka tertawa bahagia, sepertinya Hye-Na sudah mengungkapkan perasaannya atau Kyuhyun yang terlebih dahulu mengungkapkan perasaan tapi yang jelas aku mengetahuinya. Mereka saling menyukai dan itu membuatku menderita. Tapi aku tak bisa membuat Hye-Na lebih menderita lagi, dia harus bersama dengan pria yang dia cintai. Aku tak bisa memaksakan segalanya, walau itu menyakiti diriku sendiri. Hye-Na, gadis yang aku cintai akan lebih bahagia bersama dengan pria yang dia cintai juga. Aku tersenyum melihat mereka mengalahkan airmata yang seharusnya jatuh. Aku akan tetap mendukung mereka apapun yang terjadi karena hanya itu yang bisa aku lakukan. Melepaskan orang yang kita cintai adalah cinta terbesar daripada harus memiliki, itu yang terbaik.


THE END~



Kyaaaa......Kyyaaaaaaaa~~ #Goyang-goyang#

Finally FF ketiga yang paling selesai pertama #Sigh#, Daebak!!!! 54 page dan enggak percaya atas apa yang telah saya perbuat walau aku tahu FF ini tidak apa-apa nya tapi yang pasti "Im proud with my self"... Sejarah FF ini ada karena Yuli Pritania mengadakan sayembara untuk memperingati annivesary Blognya yang kedua. Tidak menang sih, tapi cukup berpuas diri...#Pow pow#. Saya persembahkan FF ini untuk para Ruangkers yang setia menemani saya selama ini. Hikssss... Mohon komentarnya yah...Pleeaasssee...

Selamat Menikmati....~ Annyeong....Bow~~

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Nice story,,, Kisah sekolah yang cukup manis.. Keep trying girl!!

Hyun Na mengatakan...

Ghamsapmida~~ Bow~~

Posting Komentar

Yours Comment