Cho Kyuhyun------------------------Han Hye Na-------------------Song Joong Ki |
The
Lost Memories
Mencintaimu bukanlah
separuh kesenangan tapi itulah seluruh kesenangan yang aku dapatkan darimu...
Flasback
At
Taman Kota Bucheon
“Oppa.. kau mau kemana?? Apa kau mau
pergi jauh meninggalkanku??” Han Hye-Na, 6 tahun menatap pria cilik
disampingnya itu, yang lebih tua setahun dengan mata berkaca-kaca.
“Na~ya, aku tak akan pergi jauh darimu,
aku akan kembali untukmu. Jadi, kau tunggulah aku di sini. Mau kah kau
menungguku??”tanya pria cilik itu tak kalah sedihnya
“Mwo?? Menunggumu?? Arasseo, aku akan
menunggumu disini, asalkan kau berjanji akan membawakan aku coklat sebanyak
yang aku mau, eotthe??”Hye-Na memberikan jawaban dan pria kecil itu tersenyum
bahagia melihat gadis cilik yang berada di sampingnya berjanji akan
menunggunya. Setidaknya jawaban itu telah melegakan hatinya karena harus
meninggalkan peri kecil itu dalam waktu yang cukup lama. Dia sangat membenci
perpisahan yang harus dilakukan, dia pernah berjanji kepada gadis cilik itu
akan menjaganya hingga dewasa nanti tapi takdir berkata lain, dia harus pergi
dari sisinya dan meninggalkannya. Tapi dia berjanji pada diri nya sendiri, dia
akan kembali dan menepati semua janji yang telah di buat. Gadis itu, sangat
manis, dalam balutan baby dress berwarna hijau terang kesukaannya. Dan berada
di tempat kesukaan mereka, di bawah pohon maple yang sedang berwarna hijau
terang, musim kesukaan Hye-Na, gadis cilik itu. Musim semi.
“Nea, aku berjanji. Aku akan membawakan
coklat sebanyak yang kau mau. Bagaimana kalau kita saling mengaitkan jari
kelingking?? Tanda perjanjian kita” tanya pria cilik itu sambil memberikan jari
kelingkingnya
“Hmm... shireo-tidak mau!! aku tidak
mau melakukan itu” sungut Hye-Na sambil mengerucutkan bibirnya. Walau dalam
keadaan kesal gadis itu tetap kelihatan manis dalam pandangannya. Pria cilik
itu tersenyum menatap langit yang sedang berwarna biru cerah, menyerah untuk
melakukan mengaitkan jari kelingking itu, dia tahu sekeras apapun dia memaksa,
gadis itu tidak akan menurutinya. Tapi, tiba-tiba... Hye-Na mendekatkan dirinya
ke arah pria itu dan...
Chuup~kisseu~ dia mencium pipi pria cilik itu sambil menunjukan senyum terbaiknya yang belum pernah dia lakukan sebelumnya. “Aku ingin oppa kembali kepadaku, dan aku pasti menunggumu. ” janji gadis itu. “Cepatlah kembali!” lanjutnya lagi. Pria cilik itu tersenyum malu mendapat ciuman pertamanya, dia menatap Hye-Na yang sedang asik mengayun-ayunkan kakinya yang menggantung di kursi besi yang mereka duduki karena kakinya yang masih jauh dari tanah, tersenyum senang menatap pria itu kembali. Pria cilik itu berharap waktu segera berlalu atau setidaknya berhenti agar dia bisa tetap berada di sisi gadisnya, menjemput peri kecilnya. Cinta pertama di Musim semi yang tak akan pernah terlupakan. Janji masa kecilnya.
Chuup~kisseu~ dia mencium pipi pria cilik itu sambil menunjukan senyum terbaiknya yang belum pernah dia lakukan sebelumnya. “Aku ingin oppa kembali kepadaku, dan aku pasti menunggumu. ” janji gadis itu. “Cepatlah kembali!” lanjutnya lagi. Pria cilik itu tersenyum malu mendapat ciuman pertamanya, dia menatap Hye-Na yang sedang asik mengayun-ayunkan kakinya yang menggantung di kursi besi yang mereka duduki karena kakinya yang masih jauh dari tanah, tersenyum senang menatap pria itu kembali. Pria cilik itu berharap waktu segera berlalu atau setidaknya berhenti agar dia bisa tetap berada di sisi gadisnya, menjemput peri kecilnya. Cinta pertama di Musim semi yang tak akan pernah terlupakan. Janji masa kecilnya.
***
At Bucheon
07:10
Tok..ttoookkk…tttttooooookkkkk!!!!!!
Terdengar suara
ketukan yang amat keras dari balik pintu kamar dan suara Min-In pun mulai
membangunkan seorang gadis
yang masih dengan asik nya tertidur pulas di kamar.
“Han Hye-Na~ah!! bangun kau!! Ini
sudah siang, apa kau tak ingat ini adalah hari pertamamu masuk sekolah!! Apa
kau mau terlambat di hari pertamamu masuk!!” teriak Min-In dengan lantangnya membangunkan Han Hye-Na, anak gadis satu-satunya
yang dia milki
“Nnggggg….. Aku masih
mengantuk eomma, apa upacaranya tak bisa di undur saja” jawab Han Hye-Na sambil menggeliatkan tubuh
“APA!! Bagaimana bisa
di undur?! Kau ini, sudah dewasa namun tetap saja seperti ini bagaimana gadis seperti kau
bisa punya pacar!! Bahkan bangun pun harus aku yang membangunkanmu, main game
hingga larut malam!! Cepat bangun atau aku akan mendobrak kamarmu dan memandikanmu
langsung di tempat tidur?!” ancam Eomma nya
tanpa ampun
“Aaiisssshh… Eomma,
kenapa kau jahat sekali padaku, gadis mu satu-satunya. Iya, aku akan bangun dan
bersiap segera” gerutu Han
Hye-Na
“Bagus, jangan sampai aku berubah
pikiran Han Hye-Na~ah” ancam Eommanya lagi
Terdengar derap
langkah eomma menuruni tangga secara perlahan. Dengan malas Han Hye-Na bangun
dari tempat tidur dan menatap kasurnya dengan amat sangat menyesal. Han Hye-Na menuju kamar
mandi, membersihkan diri dan langsung memakai seragam sekolah untuk pertama
kalinya. Seharusnya hari pertama masuk sekolah adalah hal yang terindah buat
para siswa-siswi baru seumurannya, berdandan cantik agar di kenal dikalangan siswa,
memakai seragam yang cantik, tampil feminim, bertemu dengan orang banyak yang
baru di kenal, membuat
teman kelompok atau mulai mencari pacar baru, namun itu
semua tak berlaku untuk
Han Hye-Na yang lebih memilih, tidur, makan dan game karena
baginya, selain tiga hal tersebut segalanya akan sangat membosankan.
Gadis itu menuruni tangga dengan sangat malas,
menginjakkan kaki di anak tangga dengan amat perlahan. Dia merasa sangat berat untuk meninggalkan kamar kesayangannya apalagi game
semalam yang belum dia selesaikan stage permainannya. “Aiihhh…Kenapa tanggal masuk sekolah bisa datang
secepat ini” runtuknya terus mengeluh dalam hati.
“Eomma, apa hari ini
aku harus menghadiri upacara penyambutan siswa baru??” tanya Hye-Na sambil menarik kursi
di depan Min-In yang sedang mengoleskan selai coklat ke atas roti
“Hye-Na~ah, Apa yang
salah dengan Upacara Penyambutan Siswa Baru? Bukankah kau juga siswa
baru di Myung
High School” jawab Min-In. “Sekarang, bisakah
kau jelaskan bagaimana kau bisa masuk kesekolah itu?? Aku sampai heran, kau yang
seperti ini bisa terdaftar di sekolah terkenal itu” gerutu wanita separuh baya itu kesal
“Eomma, apa kau tak percaya pada
anak gadismu ini, kalau aku
pintar?? Aku masuk kesana karena ku dengar akan ada banyak pria ganteng dan
kaya di sana, jadi aku bisa memilih salah satu dari mereka untuk menjadi
menantu idealmu, eotthe??” sarannya setelah meneguk susu coklat kesukaannya
“APA!!! Kau benar-benar Han Hye-Na~ah, mau sampai kapan kau bermain-main
seperti ini. Baiklah kalau itu maumu, akan aku sampaikan ke Appa agar
mencarikan kau seorang suami segera, eotthe?? Bukankah itu lebih bagus” tantang Min-In sambil melipat
kedua tangannya di depan dada,
menyandarkan punggung kebangku
“Uhhukk.. uhhuukkk.....” Gadis itu tersedak karena kagetnya. “MWO??
Menikah?? Eomma, aku baru masuk sekolah dan
sekarang eomma membicarakan pernikahan. Aku masuk ke sekolah ini atas
harapan eomma dan appa, apa aku masih membuatmu khawatir??!!! Aku masih ingin
menikmati masa mudaku, ingat itu.” tandasnya
“Baiklah, jika itu mau mu. Dan aku
harap kau bisa merubah penampilan acak-acakmu itu, kau seharusnya bisa tampil
lebih baik di hari pertamamu masuk sekolah.
Aku hanya ingin kau terlihat lebih feminim, tidak seperti ini. Jika kau
memenuhi permintaanku ini, aku akan memperbolehkan kau main game sesukamu, membeli kaset game sebanyak yang kau inginkan, apapun
yang kau ingin lakukan tapi dengan catatan nilai sekolahmu harus bagus, bagaimana??” Min-In mencoba memberikan penawaran
Hye-Na menimbang
penawaran yang Eomma ajukan, sebenarnya penawaran yang bagus, dia bisa bermain game sesukanya, tidur kapan pun dia mau dan semua atas kehendaknya tapi kalau untuk tampil feminim sepertinya dia tak akan menyentuh bahkan mencoba bagian itu. Iyyyuuuhh… memikirkannya
saja membuatnya mual
seketika. Han Hye-Na menatap
eomma dan mencoba meninjau penawaran
yang eomma buat tapi tetap saja akan sangat
sulit bagi nya yang lebih menyukai tampil apa ada nya daripada tampil feminim, “Hhaaaahh…Eomma
apa kau tak bosan menyuruhku untuk tampil lebih feminim. Aku kira keadaanku tak
seburuk yang eomma dan appa pikirkan.” sergahnya kesal
“Astaga, Hye-Na~ah. Apa itu terlalu
sulit untukmu?? Sudahlah jika kau tak ingin, eomma tidak akan memaksamu lagi.
Kau bisa berubah kapanpun kau mau. Ok!!!” ucap eomma pasrah.
Eomma meneruskan membuat sandwich
yang sedang di buat dan memasukkannya ke dalam kotak makan. “Sebaiknya kau
berangkat sekarang atau kau akan terlambat Hye-Na~Ah”. Wanita itu menyerahkan kotak makan itu kepada Han Hye-Na.
“Nea, Sepertinya aku benar-benar akan
terlambat di hari pertamaku karena
perbincangan pagi ini” ujarnya
sambil melihat jam tangan yang terpasang di lengan kanannya, Han Hye-Na langsung bergegas mengambil kotak
makan dan langsung berlari keluar pintu
dan berteriak di depan pintu rumah,
”Eomma….Aku berangkat!!! Sarangheyo!!” teriaknya
lantang
****
At Myung High School
08:00
Myung High School |
Han Hye-Na berhenti
tepat di depan pintu gerbang sekolah setelah
berlarian. Berhenti sejenak untuk menarik napas panjang, badan nya membungkuk dengan menompangkan tangan di atas lutut, menata
kembali napas yang tinggal sepenggal-sepenggal. Dia sangat beruntung karena bisa bersekolah di “Myung High
School” yang sangat terfavorit di daerah tempatnya tinggal, selain itu lokasinya juga sangat dekat dengan rumah, sekolah ini menjadi list
pertama yang masuk kedalam daftar melanjutkan pendidikan, selain keinginan
Eomma dan Appa, Han Hye-Na juga
mempunyai suatu alasan mengapa dia ingin
bersekolah di sini, dan alasan itu adalah
gadis itu ingin terus berada di samping seorang namja, lebih tepatnya kakak kelas
sekaligus tetangga sebelah rumahnya. Mereka telah mengenal lebih dari 10
tahun, kenyataannya pria itu hanya
menganggap Han Hye-Na sebagai
dongsaengnya sedangkan Han Hye-Na menganggap pria itu
sebagai pangeran idamannya.
Terdengar aneh buat dia, awalnya Han Hye-Na hanya menganggap hubungan mereka biasa namun
kelamaan perasaan itu terus tumbuh bahkan hampir membuat gadis itu frustasi karena terus menyimpannya hingga saat ini.
Pikirnya, mungkin lebih baik keadaan terus seperti ini agar dia bisa dekat dengan namja itu, setidaknya melihatnya tersenyum, itu
sudah lebih dari cukup untuknya.
Sekolah ini benar-benar menjadi
favorit di daerah Bucheon selain tersedia segala fasilitas, sekolah ini juga bekerjasama
dengan universitas terkenal yang ingin merekrut
siswa-siswi yang berprestasi agar bisa
mendapatkan beasiswa dan berkerja di perusahaan terkenal. Sebenarnya Han Hye-Na tak terlalu berharap banyak di
sekolah ini, baginya semua sekolah
sama saja, membosankan!!
Sepertinya eomma benar-benar
membuat Han Hye-Na datang telat hari ini, di setiap sudut sekolah tampak sepi. “Aiish.. aku harus menuju kemana”.
Semua tempat terlihat sama, sekarang dia
berada di koridor panjang yang
kanan kirinya terdapat pintu dalam ukuran yang sama, kelihatannya seperti kelas
tapi dimana aula utama nya??. Hye-Na berusaha mengecek
setiap ruangan, tiba-tiba ada
seorang namja yang memukul bahu sebelah kanannya”, Han Hye-Na
meringgis dan berteriak, “YAK!!! Apa yang sedang kau lakukan” teriaknya sambil menoleh ke belakang. Ternyata di sana ada seorang namja yang kira-kira seumuran dengannya dan kalau di lihat dari seragamnya
sepertinya dia juga siswa baru di sekolah ini. “Justru aku yang sedang bertanya
padamu, sedang apa kau di sini?? Seharusnya kau berada di aula utama sekarang
karena sedang ada upacara penerimaan siswa baru” jawabnya setengah berteriak.
“Tapi bisakah kau jangan
memukulku?? apa kau tahu
kalau itu sakit. Dasar namja bodoh!!” gerutu Han Hye-Na sambil
mendelik kesal. Namja itu cukup tinggi, tinggi badannya hanya berada tepat di bahu namja itu, rambutnya kecoklatan, kulit yang putih dan matanya
yang cukup tajam. Ah, satu lagi, kalau di lihat wajahnya lumayan tampan. Tanpa
sadar Han Hye-Na menilai namja itu dari setiap sisi
dan sepertinya namja itu menyadari apa
yang sedang dia perbuat. Namja itu
mendekat kearah Hye-Na, menunduk dan mendekatkan wajahnya ke depan wajah
Hye-Na, “Apa yang sedang kau pikirkan nona? mengapa kau menatapku seperti itu?
Apa kau baru melihat cowok tampan sepertiku??” tanyanya meledek sambil menyeringai. “MWO!! Tampan?? Jangan harap kau bisa mendengar kata-kata itu terlontar dari
bibirku. Jangan berharap!!” cibir Han Hye-Na menjauhkan wajahnya dari namja itu.
“Tapi aku tahu kau tadi sedang menilaiku, dasar gadis pembohong!!”. Hye-Na hanya merespon
dengan senyum sinisnya. “Ya sudahlah. Aku mau ke Aula Utama sekarang, Han Hye-Na~ssi” ujarnya sambil berjalan meninggalkan gadis itu di koridor
“Hoh, dari mana namja itu tahu namaku?? Apa dia sudah mengenalku??”
gumam Hye-Na sembari berlari kecil mengikutinya dari belakang, “Hei, kau tahu namaku?? Jangan-jangan
kau adalah seorang pengemar rahasiaku
yah? Atau kau adalah seorang penculik gadis??”
tanya Han Hye-Na bertubi-tubi.
“Cih, penggemar?? Penculik?? Hah, Kau sungguh lucu Han Hye-Na~ssi dan
mengapa kau mengikutiku??” desis namja itu tajam.
“Ah maja-benar, kau tak mungkin
salah satu itu. Apa kau murid baru juga sepertiku??” tanya Han Hye-Na lagi.
Tiba-tiba namja itu menghentikan
langkahnya secara mendadak hampir menabrak Han Hye-Na yang masih mengikutinya, dia membalikkan
badan ke arah Hye-Na dan menundukkan
kepala menunjukkan wajah serius, “Dengar, bisakah kita sudahi percakapan ini. Apa kau tahu akibatnya kalau
kita masih berada di sini??” Tanyanya serius. “Aniyo.” jawab gadis itu singkat
sembari menggelengkan kepala
“Kau akan di
hukum nona.” jawabnya dengan ekspresi dan nada menakutkan.
****
Ternyata benar
apa yang namja itu katakan, Hye-Na di
hukum, lebih tepatnya dipermalukan
didepan seluruh siswa yang sekarang sedang menatap dan berbisik-bisik
dibelakangnya. Sedangkan
namja itu terkikik di barisan paling ujung bersama teman-temannya. Dia telah tertipu, beberapa menit yang lalu setelah
dia mengatakan itu, Hye-Na terus
mengikutinya dan mereka sampai di
Aula Utama. Semua telah berkumpul, dia menyuruh Hye-Na untuk menemui guru yang berada di barisan paling ujung dekat pintu utama yang mereka masuki. Namja itu berkata, “Jika kau tak ingin di
hukum, kau harus menemui guru itu dan bilang kau akan menjelaskan segalanya”.
Ternyata maksud dari kata itu
adalah Hye-Na mengajukan diri sebagai perwakilan
murid baru yang memperkenalkan diri di
depan seluruh siswa Myung High School. “Oh, Damn it!!!” Gerutunya. Hye-Na di
persilakan maju ke atas podium dan memulai perkenalan terkutuk itu. Dia bisa melihat seluruh siswa dengan jelas,
disana, tepat dibarisan kedua dari depan, oppa Song Joong Ki sedang menatapnya
dan tersenyum, “Eotthoke??apa yang harus aku lakukan sekarang!! Pria itu harus
mati di tanganku!!” bisiknya kesal
Hye-Na memberanikan diri dan membiarkan imajinasinya membayangkan mereka
semua seperti alien yang harus di basmi, seperti dalam game yang biasa dia
mainkan. “Ehm, Annyeonghaseyo, naneun Han Hye-Na imnida, aku adalah siswi baru
di sekolah ini. Pagi ini sebenarnya aku tak berharap bahkan aku tak bermimpi
bisa tampil di sini tapi berkat seseorang yang sangat baik hati yang telah
menipuku hingga kalian sekarang akan bosan mendengar pidato yang akan aku
berikan”. Terdengar koor tawa dari para siswa. Dengan percaya diri dia melanjutkan
pidato, “ Seperti yang kalian lihat aku adalah siswi baru, memakai seragam
baru, wajah yang belum pernah kalian lihat, berpenampilan biasa, ah ani, amat
biasa dan hanya berharap bisa lulus dan bisa keluar dengan terhormat dari
sekolah ini” Hye-Na menarik napas mencoba menghalau grogi. “Dan tak lupa
mencari namja keren untuk aku jadikan sebagai menantu yang baik untuk eomma ku
kelak. Karena eomma sangat menyesal mempunyai anak perempuan sepertiku, yang
menurutnya lebih baik aku terlahirkan sebagai seorang pria karena kelakuanku
seperti mereka”. Terdengar lagi koor tawa dan semua guru pun tersenyum. “Sekian
pidato perkenalan siswa baru pagi hari ini, aku berharap kita semua bisa
berkerja keras dan mari berjuang bersama!! Hwaiting!!!!”. Dia mengahkiri pidato
itu dengan baik dan Hye-Na baru sadar apa yang barusan dia perbuat, sangat
memalukan.
Semua orang bertepuk tangan, Hye-Na melihat namja sialan itu tertawa amat
bahagia, memberikan dua jempolnya kepadanya. Hye-Na melemparkan tatapannya ke
arah oppa Song Joong Ki berada, dia melemparkan senyum yang amat memukau,
membuat Hye-Na semakin pusing melihatnya. “Oppa, apa kau tahu perasaanku?!” bisiknya
dalam hati sambil tersenyum kearah Joong Ki.
****
At Class
14:30
Kelas |
Kami semua memasuki kelas yang sudah di tentukan oleh setiap wali kelas
yang sudah di pilih untuk memonitor setiap siswa. Hye-Na menempati kelas di koridor
kedua berbatasan dengan kelas dua yang berada tepat di belakang kelasnya. Dia
duduk di meja kedua dari belakang, sepertinya dia akan cepat mempunyai teman
baru di kelas. Tiba-tiba saja ada seorang yeoja-wanita cantik, manis, berambut hitam
panjang sepinggang, menghampiri dan duduk di samping kirinya. Dia menatap
Hye-Na dan langsung tersenyum manis, “ Annyeonghaseyo, naneun Kim Hyun-Na
imnida. Aku akan menjadi temanmu sekarang. Mohon kerjasamanya” ucapnya
memperkenalkan diri sembari membungkukkan badan. Hye-Na menatapnya bingung dan
menjawab, “ Nea, naneun Han Hye-Na imnida. Mohon kerjasamanya”
Gadis itu, Hyun-Na, meletakkan tas di samping kursi. Mendekatkan tubuhnya
ke Hye-Na. “Ah, Nea. Aku tadi melihatmu di atas podium. Kau sungguh keren, apa
benar eomma mu ingin mempunyai menantu seperti itu??” tanyanya penasaran sambil
menatapnya takjub
“Hah, nea... hahaha...” jawab Hye-Na diiringi tawa kecil, tak yakin menemukan pria
seprti itu di hidupnya
“Aku juga berharap seperti itu, menemukan pria manis, ganteng, lucu dan
baik hati bukankah itu bagus??” ucap Hyun-Na sambil menerawang. “ Hah, benar!! Bagaimana
kalau kita mencoba mencarinya di sekolah ini, aku dengar di sekolah ini banyak
pria keren. Hmm... kita mulai dari mana?? Tipe namja seperti apa yang kau suka??”
lanjutnya lagi memberi ide menunjukkan muka berpikir keras dengan
mengetuk-ngetukkan jari telunjuk kanannya ke bibir bawah
Hye-Na berpikir, tipe seperti apa yang dia sukai. Sepertinya semua tipe
ideal yang dia harapkan sudah ada di oppa Song Joong Ki, ganteng tak diragukan,
baik dan ramah, pintar, kaya, senyumnya yang selalu membuatnya tak bisa bernapas
dengan benar, tatapan matanya yang lembut membuat Hye-Na tak mampu berkedip
sedetik pun. Ahhh... dia memang tipe pacar dan suami yang tepat. Apalagi yang
dia butuhkan?? Sepertinya tak ada. Segalanya sempurna.
“Helloooo.... Han Hye-Na~ssi... kau sedang memikirkan apa??” Kim Hyun-Na
melambaikan tangan di depan wajahnya seakan tahu pikiran Hye-Na sedang tidak
berada di tempat yang benar
“Ah, sepertinya kau sedang memikirkan seseorang pria. Nugusseyo-siapa??
Pacarmu??”
“Mwo?? Ani, dia hanya seorang yang ku kenal. Bisa di bilang seorang teman. Teman
yang sudah ku kenal lebih dari 9 tahun, tetangga sebelah rumahku” jawabnya
membenarkan setelah tersadar dari lamunan
“Chingu-teman?? Geuneun eotteon salam-ibnikka-dia orang yang seperti apa?? Menurutku
saat kau mengatakan ‘Chingu’ ekspresimu berbeda, seperti ada yang terpendam
disana. Apa kau menyukai temanmu itu?? Apalagi kau telah mengenalnya lebih dari
9 tahun”. Hyun-Na menatap Hye-Na penasaran
Sebelum Hye-Na sempat menjawab, ada seseorang namja yang memanggilnya dari
arah pintu kelas, “Hoy, gadis pencari pria keren, Han Hye-Na~ssi, bisakah kau
ke kesini” seru namja itu. Ternyata itu adalah namja yang telah menipunya
mentah-mentah. Sekarang apalagi tujuannya memanggil dirinya. Hye-Na masih kesal
dengan kejadian yang barusan terjadi, dia harus membunuh pria itu secara keji
karena telah membuatnya mengalami kejadian memalukan seperti itu.
“Hye-Na~ah, siapa itu? Temanmu??” sela Hyun-Na
“Chingu?? Aku bahkan tak mengenalnya, yang ku tahu sekarang aku harus membunuhnya!!”
desis Hye-Na kesal
“MWO?? Membunuh?? Apa kau serius??” ucap Hyun-Na kaget
Hye-Na bangun dari tempat duduknya, berjalan menuju pintu kelas dan
Hyun-Na, teman baru nya itu hanya mampu melihat tanpa berkomentar banyak. Sepertinya
Hyun-Na melihat aura membunuh yang kuat mulai terpancar dari tubuh Hye-Na.
Hye-Na telah memikirkan berbagai cara yang tepat agar namja sialan itu bisa
mati dengan tersiksa, berani-beraninya dia telah menipu Hye-Na begitu saja. Dengan
melihatnya saja sudah membuat Hye-Na ingin mengulitinya hidup-hidup.
“Sedang apa kau di sini?? Berani-beraninya kau menunjukkan muka di
hadapanku. Apa kau sedang mencari mati, hah!!!” desis Hye-Na berkacak pinggang
“Aigoo~~ kau sungguh menakutkan Ha Hye-Na~ssi, aku hanya ingin mengucapkan
terima kasih padamu karena kau bersedia melakukan pidato itu. Gomawoyo-terima
kasih. Tanpa kau mungkin perkenalan siswa baru itu akan sangat membosankan. Perkenalkan,
naneun Cho Kyuhyun imnida”. ucapnya memperkenalkan diri
Hye-Na menatap Kyuhyun tajam dan berkata sadis, “Cih, atas dasar apa kau
membuatku melakukan itu?? Dan aku tak menerima ucapan terima kasihmu. Apa kau
benar-banar ingin mati di tanganku??”
“kekeke~~ Hye-Na~ssi, aku tak bermaksud untuk melakukan itu. Aku hanya di tugaskan seorang
guru untuk mencari siswi atau siswa yang tepat untuk melakukan perkenalan itu. Dan
saat aku mencari orang itu aku melihatmu di koridor kelas dengan wajah yang
sulit di gambarkan. Jadi, aku memutuskan kau orang yang tepat. Mianheyo-maaf..”
Kyuhyun menjelaskan dan mencoba meminta maaf kepada Hye-Na
“Mwoya? Wajah yang sulit di gambarkan, apa maksud dari ucapanmu itu” sergah
Hye-Na
Kyuhyun tak mampu berbicara yang sebenarnya, saat dia melintasi koridor
kelas untuk kembali ke Aula Utama dia melihat seorang gadis yang sepertinya sedang
kebingungan. Antara perpaduan cantik dan manis, gadis itu telah membuatnya
terpesona hanya dalam hitungan detik dalam pandangan pertama. Love at first
sight in a few second. Dia mengikuti gadis itu pergi dan tanpa sadar dia sudah
menepuk bahu gadis itu. Apa dia percaya dengan hal bodoh semacam itu?? Tapi
sepertinya dia harus mulai percaya, karena dia mengalami itu sekarang. Dia
kehilangan pijakannya untuk sesaat saat melihat gadis itu berbicara padanya,
gadis itu telah mengalihkan pandangannya. Dan sekarang dia memberanikan diri
untuk menemui gadis itu lagi, walau dia tahu dia akan tersiksa karena melihatnya
dalam jarak pandang yang akan semakin dekat, yang akan membuatnya semakin
menyukai gadis itu.
“ Yah, seperti itu. Mungkin kau akan menyadarinya suatu saat nanti”. gumam
Kyuhyun
“Yak!!! Apa yang kau katakan barusan. Jelaskan kepadaku!!” teriak Hye-Na
“Aiish.. kenapa kau harus berteriak seperti itu. Kau ingin membuatku tuli,
hah!! Karena kau pendek!! Puas!!” balas Kyuhyun teriak lalu meninggalkan Hye-Na
sendiri memasuki kelas yang sama
“MWO?!! Pendek?! Cho KyuHyun!!!! Mau kemana kau, masalah ini belum selesai
dan mengapa kau masuk kedalam kelasku?” ujar Hye-Na sambil mengikuti Kyuhyun
dari belakang berusaha untuk mensejajarkan langkah
Namja itu semakin membuat Hye-Na kesal bukan main, bisa-bisanya dia
meninggalkan Hye-Na saat minta penjelasan, di tambah lagi dia telah mengatai
Hye-Na pendek. Apa-apan dia. Membuat Hye-Na benar-benar akan membunuhnya. Tanpa
diduga Hye-Na menarik baju Kyuhyun dari belakang membuat bunyi “brettt” seperti
ada yang robek di sana. Dan benar lengan baju Kyuhyun robek begitu saja. Hye-Na
hanya terpaku dengan perbuatannya barusan, Kyuhyun berhenti dan memeriksa
bagian mana yang telah robek. Robek itu cukup besar membuat lengannya yang
putih terlihat.
“YAK!!! Gadis macam apa kau hingga bisa merobekkan baju ku!!! Apa kau tak
ingat ini hari pertamaku masuk sekolah dan seragam baruku yang bagus kau
robekkan begitu saja!! Kau sungguh menyeramkan Han Hye-Na~ssi!!” sergahnya
mendelikkan mata
Hye-Na hanya diam karena masih kaget dengan apa yang dia lakukan barusan. Kyuhyun
tak menyangka gadis itu dengan gampangnya bisa merobek bajunya. Apa dia sangat
kuat?? Apa dia semacam gadis mutan?? Apa yang harus dia katakan kepada eomma nya
kalau hari pertamanya masuk sekolah di
warnai insiden seperti ini. Eomma pasti menyangka dia berkelahi lagi.
“Mianhe... Jeongmalyo Mianhe-benar benar minta maaf” Ahkirnya Hye-Na mulai
berbicara menundukkan kepala memutus keheningan. Seluruh siswa-siswi di kelas
sekarang menatap mereka berdua, seperti mendapatkan tontonan yang bagus untuk
di saksikan. Pertama masuk sekolah mereka mendapatkan drama yang bagus tanpa
susah payah mereka cari di channel televisi. “Aku, aku tak bermaksud untuk
merobek bajumu. Kau saja yang terlalu lemah saat aku menarikmu” lanjutnya lagi
membela diri
“Kau telah merobekkan bajuku dan sekarang mengatakan aku lemah?? Di bagian
mana aku lemah Han Hye-Na~ssi?? Apa kau mau aku mencoba nya??” tantang Kyuhyun
sambil berjalan mendekati Hye-Na
Hye-Na sepertinya merasakan sesuatu yang
buruk akan terjadi, dia melihat Kyuhyun semakin mendekati tempatnya
berdiri. Wajah Kyuhyun berubah menjadi seperti setan yang menginginkan sesuatu,
senyumnya membuatnya bergidik, dingin dan menakutkan. Hye-Na merasakan aura
gelap mulai membayangi Kyuhyun begitu saja, tapi mengapa wajahnya semakin
membuat Hye-Na terpukau saat menatap Kyuhyun. Ingin
menghindari tapi dia menginginkannya. “Astaga!!! Han Hye-Na apa yang sedang kau
lakukan. Bisa-bisanya kau berpikiran seperti itu” Bisik Hye-Na dalam hati. Jarak mereka tinggal
beberapa centimeter, Hye-Na hanya mampu mundur dan ahkirnya mereka sampai di
sudut kelas. “Cho Kyuhyun!! Apa yang sedang kau lakukan!!!” tanya Hye-Na
ketakutan
“Menunjukkan kepadamu seberapa lemahnya aku” potong Kyuhyun. “Apa kau tahu
aku berencana mengikuti Klub Basket dan Klub Taekwondo?? Apa aku masih cukup
lemah buatmu??” Kyuhyun menyeringai. Kyuhyun menyudutkan Hye-Na, menaruh
tangannya di tembok tepat di kanan kiri wajah Hye-Na yang pucat pasi. Dia
mendekati wajahnya ke wajah Hye-Na yang tinggal beberapa centi, entah dorongan
apa yang membuat Kyuhyun bisa melakukan itu.
Wajah gadis itu terlalu menyilaukan matanya, matanya yang bulat,
bibirnya yang tipis dan merah, langsung membuat kepalanya pening jika harus
menatapnya dalam jarak sedekat ini.
Hye-Na menatap Kyuhyun dengan takut, kenapa auranya sangat menakutkan??
Matanya, aku bisa melihat perlindungan dan ambisi di sana walau kelihatannya
sangat menakutkan. Hye-Na tersadar dari lamunannya, dia tahu dia harus
bertindak sebelum kejadian yang tak di inginkan terjadi. Dia tak ingin menjadi
gadis populer saat ini karena menjadi bahan perbincangan setiap siswa dengan
topik ‘di tindas oleh seorang namja bodoh’. Tanpa berpikir Hye-Na menggerakkan
kakinya dengan sekuat tenaga menendang ke arah sensitif para pria. “Bruukkk”
bunyi yang cukup keras hingga membuat Kyuhyun meringgis kesakitan dan jatuh
terduduk sambil memegang area sensitifnya yang mungkin bisa menjadikan dirinya
gagal menjadi seorang pria tulen. Hye-Na sukses melancarkan balas dendamnya,
setidaknya tendangan tadi sudah membayarkan kejadian yang telah terjadi. Terdengar
tepuk tangan dan sorak sorai dari siswa yang menonton sedari tadi. Beberapa
pria berusaha membantu Kyuhyun untuk berdiri namun tampaknya Kyuhyun masih
merasakan sakit yang luar biasa. Hye-Na berjongkok di depan Kyuhyun sambil
tersenyum mengatakan, “Mungkin ada baiknya kau harus tahu, aku sudah
mendapatkan sabuk hitam di Taekwondo. Kau
harus belajar lebih baik lagi Cho Kyuhyun~ssi. Arraseo!!” Selesai mengucapkan
itu Hye-Na menepuk pundak Kyuhyun dan menyengir puas.
****
At Kantin
16:10
Kantin |
“Itu hanya gerakan refleks untuk menyelamatkan diri dari seorang pria bodoh
yang sok kuat. Mungkin suatu hari aku akan mengajarkannya padamu. Agar pria-pria
bodoh di luar sana tidak meremehkan kita sebagai perempuan”
Hye-Na mengingat kejadian yang barusan terjadi di ruang kelas, dia melihat
Kyuhyun sepertinya sangat kesakitan, apa dia terlalu keras menendang namja
bodoh itu?? Gadis itu kembali ketempat duduknya seolah tak terjadi apa-apa dan
beberapa teman laki-lakinya berusaha membantu Kyuhyun untuk membawanya keklinik
sekolah. Jam pelajaran pertama pun di mulai, wali kelas masuk dan mulai
menerangkan visi misi sekolah dan mulai mempersilakan para murid untuk
memperkenalkan diri di depan kelas secara satu-persatu. Di saat bagiannya maju
untuk memperkenalkan diri, Kyuhyun masuk kedalam kelas dengan melewatinya,
menunjukkan tatapan mata yang sangat menusuk dan dendam membara, sepertinya
lonceng perperangan telah dimulai. Hye-Na mulai menyesal masuk ke sekolah ini,
kehidupan sekolahnya akan berjalan amat merepotkan dan dia tahu, dia harus
menyiapkan diri untuk melewatinya. Ditambah kenyataan yang makin membuatnya
kaget bukan main, namja bodoh yang belakangan dia kenal bernama Cho Kyuhyun
memilih duduk tepat di sebelah kanannya yang hanya dipisahkan dengan ruang
jalan untuk para siswa. Hidupnya benar-benar tidak akan berjalan dengan mudah.
“Ah, aku beruntung berteman denganmu. Ngomong-ngomong apa kau mengenal Cho
Kyuhyun, aku dengar dia salah seorang anak dari pemilik saham di sekolah ini. Dia
sungguh tampan, jago bermain basket yang katanya akan di pasangkan dengan Song
Joong Ki oppa dari kelas dua itu. Pasangan yang menakjubkan sepanjang sejarah
sekolah Myung High School” terang Hyun-Na Hye-Na hanya mendengarkan penjelasan
yang di berikan Hyun-Na sambil menikmati bekal yang di bawakan eomma tanpa
menyelanya sedikit pun karena ada informasi Song Joong Ki oppa di sana. Sedang
asik-asiknya makan, tiba-tiba ada yang duduk disebelahnya tanpa di suruh,
menempel kepadanya seakan perbuatan itu amat sering terjadi. Dia menoleh dan
mendapati Song Joong Ki oppa di sampingnya. Hye-Na tak bisa berkedip untuk
sesaat melihat ketampanan Joong Ki berada di depan matanya saat ini. “Oppa,
sedang apa oppa di sini??” tanya Hye-Na penasaran karena dari pagi belum bisa
menyapanya seperti biasa yang dia lakukan di rumah. Beberapa hari ini Joong Ki
oppa jarang bermain kerumahnya mungkin sedang sibuk dengan teman-teman klub
basketnya. Biasanya dia akan datang sambil membawakan kaset game dan minuman
coklat panas untuknya.
“Annyeong Hye-Na~Ah, aku hanya ingin menyapamu karena belakangan ini aku
tak melihatmu. Mianhe, aku tak bisa berangkat bersama tadi pagi karena aku ada
rapat Klub untuk mempersiapkan pembukaan penerimaan anggota baru. Kau sudah
memilih akan masuk klub apa?? Bukankan kau harus mengikuti klub jika ingin
lulus karena itu persyaratannya setidaknya hingga kau kelas dua nanti. Ah, iya
bagaimana kabar eomma?? Aku ingin makan kue beras buatan eomma mu”
“Ah, nea. Aku belum memutuskannya oppa, lagipula kau kan tahu aku tak
terlalu menyukai kegiatan seperti itu. Tapi kalau harus memilih mungkin aku
akan mengikuti klub fotografi, ahkir-ahkir ini aku menyukai memotret. Eomma
akan marah besar jika aku mengikuti Klub Taekwondo lagi. Kalau saja ada klub
game aku akan sangat menyukainya. Hahaha...” terang Hye-Na. “Eomma baik-baik
saja, hanya saja semakin hari eomma semakin cerewet. Dia memintaku untuk
berubah menjadi feminim. Diluar kebiasaan yang aku lakukan” sungut Hye-Na
Joong ki oppa tertawa dan mengelus lembut atas kepala Hye-Na, kebiasaan
yang selalu Joong Ki oppa lakukan yang membuat Hye-Na terkadang salah tingkah. “Ah,
itu bagus untukmu. Mencoba sesuatu yang baru. Kenapa kau tidak mencoba
mengikuti Klub Basket saja?? Akan lebih bagus jika aku bisa menjagamu.” ajak
Joong Ki sambil menurunkan tangannya dari atas kepala Hye-Na
“Kenapa itu tak terpikir olehku? Aku bisa terus berdekatan dengannya, ah
bukankah itu bagus??” Bisik Hye-Na dalam hati. “Ah, Nea oppa akan aku pikirkan”
Jawab Hye-Na
Song Joong Ki melihat kearah Kim Hyun-Na yang sedari tadi hanya melihat
saja. “Annyeong, mianhe aku tak menyapamu. Apa kau teman baru Hye-Na~ah?? Naneun,
Song Joong Ki, kakak laki satu-satunya yang dia miliki, kakak kelas Hye-Na
sekaligus tetangga sebelah rumahnya” ucap Joong Ki memperkenalkan diri ke
Hyun-Na
“Ah, Nea. Tak apa-apa Joong Ki oppa.” Hyun-Na tersenyum senang. “Ye, aku
teman baru Hye-Na, naneun Kim Hyun-Na. Senang berkenalan denganmu.” Hyun-Na memperkenalkan diri sambil setengah
membungkuk
“Ah, nea. Senang berkenalan denganmu juga. Kau sungguh manis Hyun-Na~ssi,
beruntung sekali kau Hye-Na~ah bisa mendapatkan teman semanis ini.” canda Joong
Ki
“Hahahaaaa....Gomawo.” Hyun-Na tertawa dan tersipu setelah di puji
“Aiisshh,,, oppa kau sama saja seperti eomma, apa kau menyesal mengenalku
yang seperti ini??” gerutu Hye-Na kesal menampakkan muka cemberut
“Hahahaaa~ kau juga sungguh sangat manis Hye-Na~ah dan akan tetap seperti
itu. Jika ada waktu aku akan mengunjungimu. Ah, aku dengar kau telah membuat
keributan dengan menendang seorang pria di kelasmu, apa itu benar??”
“Mwo? apa kau mengetahuinya juga oppa?? Pria itu telah membuatku kesal jadi
aku hanya membuat pelajaran sedikit untuknya”
“Aigooo~ kau benar-benar gadis yang kuat. Tapi lain kali bersikap lah
seperti gadis yang seharusnya. Jangan membuatku khawatir Hye-Na~ah. Kau akan
tetap menjadi gadisku yang manis. Arraseo-mengerti?!!” Joong Ki oppa
mengingatkan
“Nea, oppa...Arraseo” jawab Hye-Na patuh
Joong Ki oppa tersenyum lembut yang makin membuat Hye-Na tersenyum senang,
mengelus puncak kepala Hye-Na lagi dan sedikit mengacak-acak rambutnya.
“Bagus. Hye-Na, sampaikan salamku untuk eomma mu. Aku harus kembali ke
kelas sekarang. Ah, pidatomu sangat bagus tadi, semoga kau bisa menemukan pria
yang tepat untukmu. Kalau kau memerlukan sesuatu kau bisa mengirimiku pesan
atau langsung ke kelasku yang berada di belakang kelasmu. Oke!!” Joong Ki oppa
menjelaskan
Ternyata Hye-Na baru mengetahui kalau kelasnya bersebelahan dengan pria
idamannya dan itu membuatnya mencoba menyukai sekolah ini. Entah sampai kapan
dia bisa menyimpan perasaannya, menutupnya rapat-rapat tapi yang jelas dia
menyukai saat-saat seperti ini. Dan itu tak bisa terbayarkan dengan apapun. Belum
sempat Hye-Na menjawab, Joong Ki oppa bangkit dari tempat duduknya dan
meninggalkan mereka berdua.
“Bye Hye-Na~ah... bye Hyun-Na ~ah” Joong Ki melambaikan tangan
“Bye~~ Joong Ki oppa” sahut mereka berbarengan sambil membalas melambaikan
tangan
****
At Home
19:00
“Aku pulang eomma....” Teriak Hye-Na dari depan pintu rumah
Hye-Na meletakkan sepatu di tempatnya dan langsung menemui Min-In, eomma
nya di ruang makan. Memeluknya dari belakang. “Eomma.. aku merindukanmu.” ucapnya
manja
“Yak, Hye-Na~ah. Kenapa kau jadi manja seperti ini?!! Aigooo~ gadis kecilku
ternyata sudah besar yah. Baru sehari saja kau masuk sekolah, kau sudah manja
seperti ini” Eomma mengelus rambut Hye-Na lembut. “Lebih baik, kau membersihkan
diri dan bersiap untuk makan malam. Sebentar lagi appa akan pulang”.
“Appa pulang??? Ah, senangnya. Pasti Appa akan membawakan aku kaset game
terbaru lagi” ujar Hye-Na senang
Plakk~ Min-In memukul kepala Hye-Na dengan
daun bawang yang sedang dipegangnya untuk di masak, “Aisshh... kau, dalam
pikiranmu hanya game saja. Sudah sana, cepat mandi dan bantu Eomma
mempersiapkan makan malam”
“Aaaa... nea, Eomma..” sahut gadis itu sambil mengelus kepalanya yang telah
dipukul Min-In tadi
****
Ruang Tamu
20:00
“Aku pulang....” sahut seseorang dari luar pintu rumah
“Appa!!” teriak Hye-Na sambil berlari menghampiri Appa nya di ruang tamu. Hye-Na
memeluk pria setengah baya itu dengan sangat eratnya karena sudah lama tak
bertemu. Dia sangat merindukan Appa nya yang hanya bisa dia temui beberapa
bulan sekali.
“Aigooo~~ Hye-Na~ah, gadisku satu-satunya. Sepertinya kau sangat merindukan
Appa yah, kau sudah sangat besar. Gadisku sudah besar”. ucap Appa nya dengan rindu
yang sama
“Yak, Hye-Na~ah. Biarkan Appa mu masuk dahulu. Kau benar-benar seperti anak
kecil saja”. sela Min-In Eomma Hye-Na
“Hahaha~ Biarkan sayang, mungkin dia sangat merindukan Appa nya. Ayo
Hye-Na~ah apa kau tidak lapar?? Sepertinya Eomma mu memasak makanan enak. Appa
sangat lapar sekarang” ajak Appa nya
Hye-Na melepaskan pelukannya dan menggandeng tangan Appa nya ke arah ruang makan. Setelah selesai mempersiapkan
makan malam. Keluarga kecil itu memulai makan malam dengan sangat bahagia
karena bisa berkumpul kembali.
“Appa, apa kau membawa kaset pesananku??” tanya Hye-Na sambil mengunyah
makanannya
“Yak, Hye-Na~ah. Di pikiranmu hanya ada kaset game. Kenapa tak kau
ceritakan bagaimana hari pertama sekolahmu tadi??” protes Min-In
“Ah, benar sayang. Aku jadi ingat harus menceritakan sesuatu. Saat aku di
tugaskan berada di Jepang beberapa hari yang lalu, aku bertemu dengan kawan
lama ku. Cho Young-Hwan. Kami sudah 25 tahun tak bertemu dan ternyata dia
sekarang tinggal di daerah Bucheon, baru pindah beberapa minggu yang lalu. Ketika
itu dia sedang membereskan beberapa barang yang masih tertinggal di Jepang dan
dari keterangan yang dia berikan sepertinya anak lelaki satu-satunya bersekolah
di Myung High School, tempatmu bersekolah sekarang dan dia juga baru masuk di
sana sama denganmu Hye-Na~ah. Aku lupa menanyakan nama nya, tapi aku sudah
memberitahukan namamu padanya, mungkin kalian bisa bertemu dan berteman baik
dengannya”. Han Seuk-Gil menjelaskan
“Cho??”. Sepertinya marga itu terdengar similiar di telinganya. Tapi Hye-Na
lupa di mana dia bisa mengingatnya.
“Bagaimana dengan hari pertama sekolah mu Hye-Na~ah, apakah sangat
menyenangkan??” tanya Appa nya melanjutkan perbincangan
“Ah, Nea. Sepertinya”. jawab Hye-Na asal
“Sepertinya?? Apa kau tidak berangkat bersama dengan Song Joong Ki?? Bukankah
dia juga bersekolah disana?? Apakah ada kejadian yang tak kau sukai??” lanjut
Appa nya bertanya
“Aku hanya bertemu dengannya di kantin sekolah, dia bilang sangat
merindukan kue beras Eomma dan sedang sibuk dengan Klub Basketnya jadi tak bisa
mampir ke rumah. Aku hanya berharap masa High School ku segera berahkir Appa”.
Hye-Na dengan malas menceritakan semua kejadian yang terjadi selama di sekolah tadi
pagi sambil mengaduk-aduk makanan yang ada di piring
“Mwo?? Kenapa seperti itu?? Kau seharusnya menikmati masa muda mu karena
itu akan menjadi kenangan yang amat manis untuk di kenang nanti sayang. Jadi,
nikmatilah”.
“Kenangan manis?? Hah, sepertinya tidak akan pernah” bisik Hye-Na dalam
hati
****
At Bucheon
07:10
Beberapa bulan setelah kegiatan sekolah di mulai dan Hye-Na menjalani nya
dengan amat menyesal. Dia dan Kyuhyun seperti musuh bebuyutan yang tak akan
pernah ada kata damai. Selain itu sekolahnya menjadi amat membosankan karena
lelaki yang sangat di harapkan tidak pernah mengunjunginya lagi di rumah atau
pun di kelas. Gadis itu hanya mampu memandanginya dari balik jendela kamar yang
kebetulan bersebrangan dengan kamar Joong Ki Oppa. Joong Ki oppa terlalu sibuk
dengan kehidupan sekolahnya sekarang. Terkadang di sekolah pun Hye-Na hanya
mampu memandanginya dari jauh. Melihatnya bermain basket atau merasa iri saat
dia melihat Joong Ki Oppa sedang berkumpul dengan teman-temannya. Dia merasa
kehilangan namja itu, pria yang menjadi harapan satu-satunya. Semakin hari
perasaan yang dia simpan terasa begitu menyesakkan. Ingin rasanya dia
membuangnya tapi seakan dia tak akan mampu untuk melakukannya. Hye-Na hanya
mampu diam dan memendam perasaan itu jauh-jauh, mengunci kuat-kuat. Namun pagi
ini sangat berbeda. Hye-Na sangat menyukai pagi hari ini. Semua terasa indah
dan berbunga, karena hari ini Joong Ki oppa mengajaknya pergi bersama ke
sekolah. Ahhh, semua terasa indah bukan??. Setelah beberapa bulan tak bisa
berbicara bahkan untuk memandangnya secara dekat, membuat kadar ketampanan
Joong Ki oppa bertambah berkali-kali lipat. Dia merasakan pandangan matanya
berubah saat melihat Hye-Na, seperti ada yang di sembunyikan di sana. Namun itu
tetap mata yang sama bagi Hye-Na, mata yang selama ini menatapnya dengan lembut
dan mata yang selalu ada di saat dia merindukannya. Berjalan beriringan menuju
sekolah, tidak ada yang lebih menyenangkan dari itu semua, termasuk mendapatkan
point tertinggi dalam bermain game.
“Hye Na~ah, Mianhe.. Aku baru bisa pergi sekolah bersamamu hari ini. Kau
tidak marah denganku, kan??” tanya Joong Ki sambil menatap Hye Na lembut
“Ah, nea oppa. Tak apa-apa, aku tahu kesibukkanmu ahkir-ahkir ini karena
sebentar lagi ada pemilihan pemain inti dalam Turnamen Basket antar High School.
Aku dengar kau sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti tes itu?? Bukankah oppa
sudah menjadi pemain tetap dalam Klub Basket dan menjadi pemain inti di sana??”
tanya Hye Na balik
“Ya, tapi aku masih harus mengikuti tes lagi jika ingin menjadi pemain inti
dalam turnamen besok agar tidak ada diskriminasi antara anggota Klub Basket”. terang Joong Ki
“Ah, benar” jawab Hye Na singkat sambil tersenyum ke arah Joong Ki
“Dengar, Hye Na~ah” potong Joong Ki dan menghentikan langkahnya. Mengarahkan
tubuhnya ke arah Hye-Na. “Aku sepertinya harus memberitahukan sesuatu yang
mungkin bisa merubah keadaan kita sekarang tapi aku bingung harus memulai dari
mana. Hah, bisakah kau menunggu saat itu tiba hingga aku bisa membicarakan
semuany kepadamu??” pinta Joong Ki sambil mengenggam kedua tangan Hye-Na.
Hye-Na merasakan jarinya gemetar karena di genggam kuat oleh Joong Ki.
“Ini bukan tentang reaksi apa yang akan kau berikan kepadaku nanti. Atau
bagaimana kita akan menjadi setelahnya setidaknya aku sudah mencapai proses
itu.” lanjut Joong Ki serius
Hye-Na bingung harus menjawab apa dari pembicaraan tersebut namun nampak
nya ini akan menjadi pembicaraan yang paling serius yang pernah mereka miliki.
Joong Ki menatapnya serius, menunggu jawaban yang akan Hye-Na berikan. “Baiklah
Oppa, aku akan menunggu saat itu tiba” jawab Hye-Na
Joong Ki mengelus puncak kepala Hye-Na sambil tersenyum dan berkata, “Gomawo
Hye-Na~ah”
****
At Class
08:00
“Annyeong Hye-Na~ssi, kenapa wajah mu seperti itu?? Apakah kau baik-baik
saja??” tanya Hyun-Na yang baru memasuki kelas dan langsung duduk di samping
Hye-Na yang masih melamun
“Annyeong, Hyun-Na~ssi. Ah, aku tak apa-apa hanya sedikit bingung” jawab
Hye-Na
“Apa ini mengenai Joong Ki oppa?? Kapan kau akan memberitahukan perasaanmu
padanya. Apa itu sangat sulit?? Kalian sudah saling mengenal lebih dari 9
tahun, apalagi yang harus kau tunggu. Dan sampai kapan kau bisa menyimpan perasaan
mu ini kepadanya??”
“Entahlah, aku hanya takut mengungkapkan perasaanku langsung kepadanya. Aku
takut dia kan menolakku dan hubungan yang selama ini telah aku jalin akan
hancur begitu saja. Terkadang aku berpikir, menjadi adik perempuan yang baik
atau menjadi kekasihnya?? Sebuah pilihan yang amat sulit untukku” ujar Hye-Na
depresi sambil membenamkan wajahnya di lipatan tangan di atas meja
Hyun-Na bingung dengan sikap teman nya itu. Mungkin jalinan persahabatan
yang mereka miliki baru berumur beberapa bulan namun dia merasa Hye-Na adalah
teman yang baik. Dia menyukai sikap Hye-Na yang apa adanya tanpa melihat
seberapa tinggi status orang tersebut dan terkadang dia bisa di jadikan
bodyguard pribadi.
“Ah, maja!!! Hye-Na~ah, apa kau mempunyai pulpen warna merah? Dan juga
penghapusan?” ucap Hyu-Na menunjukkan wajah seperti mendapatkan ide cemerlang
“Mwo?? Pulpen dan penghapusan?? Untuk apa??” jawabnya sambil memberikan
kedua barang tersebut kepada Hyun-Na
“Begini, karena kau tak berani mengungkapkan perasaanmu kepada Joong Ki
oppa ada satu cara yang mungkin bisa kau lakukan walau aku tak tahu ini bisa
berhasil atau tidak. Sebenarnya ramalan ini sedang nge-tren belakangan ini. Tulis
nama orang yang kau sukai di penghapus, lalu tutup dengan bungkusnya. Katanya
kalau memakai ini tanpa di ketahui orang lain, cinta kita bisa tersampaikan”. ujar
Hyun-Na bersemangat menjelaskan
“Mwoya!! Bagaimana bisa, kau seperti anak kecil saja Hyun-Na. Darimana kau
mendapatkan informasi seperti itu” seru Hye-Na tak percaya
“Ya sudahlah jika kau tak percaya, sini aku pinjam pulpen merahnya”. ujar
Hyun-Na sedikit memaksa
“Memangnya kau akan menulis nama siapa di penghapus itu??” tanya Hye-Na
penasaran dengan tingkah teman nya itu
“Hehehe.....” Hyun-Na berusaha menjadi misterius
“Andwae!!! Jangan bilang kau akan menulis nama Cho Kyuhyun disana?!” cegah
Hye-Na
“Sepertinya kau benar”. Sebelum Hye-Na menjawab Hyun-Na melanjutkan
perkataanya, “ Apa kau tak tahu belakangan ini Cho Kyuhun
dan Song Joong Ki sedang diperbincangkan di kalangan murid dan guru. Siapa yang
akan masuk tim inti dalam turnamen nanti. Dan Cho Kyuhyun oppa ahkir-ahkir ini
menjadi sangat keren. Wajahnya sangat tampan dan juga misterius”
“Cih, dia bertanding dengan Joong Ki oppa. Apa bisa namja bodoh dan arogan
seperti dia bisa menang dari Joong Ki oppa yang jelas-jelas sudah menjadi
Shooter terbaik di sekolah ini”
Tanpa Hye-Na harapkan, dia mendapatkan timpukan pulpen di belakang kepalanya
dan dia bisa menebak mahluk seperti apa yang bisa berbuat seperti ini
kepadanya. Cho Kyuhyun. Musuh satu-satunya di sekolah ini. Bahkan dalam
hidupnya.
“YAK!!!” teriak Hye-Na sambil menoleh kebelakang
“Kenapa kau membandingkan aku dengan Joong Ki?? Apa yang bodoh dari ku??
Dasar pendek!!” tandasnya Kesal
“Pendek??!! Dasar Cho Kyuhyun babbo!!!” balas Hye-Na
“Lihat saja kau, gadis pendek. Akan aku buktikan siapa yang paling hebat
antara aku dan Joong Ki Hyung!! Jika aku bisa mengalahkannya kau harus rela
menjadi budak ku untuk dua bulan kedepan, eotthe??
“Cih, bermimpi saja kau Cho Kyuhyun. Aku akan buktikan Joong Ki oppa 100%
lebih baik darimu”
Melihat suasana makin panas antara Hye-Na dan Kyuhyun. Hyun-Na merasa harus
turun tangan untuk menghentikan perkelahian mereka berdua atau semua nya akan
menjadi lebih buruk dari sebelumnya. “Ya,ya,ya.. Apa kalian berdua tidak bisa
untuk tidak berkelahi sejam saja. Bisakah kalian berdamai demi kelangsungan
ekosistem yang ada??” ucap Hyun-Na mencoba mendamaikan
“Padahal di dunia ini banyak gadis manis seperti Hyun-Na~ah tapi kenapa di
sebelahku duduk gadis pendek dan ganasnya minta ampun” sahut kyuhyun
“Apa maksud dari perkataan mu, hah??!!” sengit Hye-Na
“Bukan apa-apa” jawab Kyuhyun singkat sambil duduk di tempatnya memperlihatkan
muka polos
“K-A-U!!!!!” ucap Hye-Na penekanan di setiap huruf
“Sudah, Hye-Na~ah. Kau akan semakin tua jika marah. Biarkan saja Kyuhyun
berbicara apa” Hyun-Na berusaha meredakan amarah Hye-Na
Jam pelajaran pun di mulai karena merasa bosan Hye-Na mencoret-coret buku
yang dia miliki dan teringat kembali ramalan yang Hyun-Na ceritakan. Dia sempat
berpikir, “Kenapa tak aku coba, mungkin saja akan berhasil” dibalas dengan
gelengan kepala merasa itu adalah perbuatan bodoh tapi pada ahkirnya dia mengambil
penghapusnya, membuka bungkusnya dan mulai menuliskan sebuah nama di sana. Setelah
beberapa menit barulah dia sadar apa yang barusan dia lakukan. “Perbuatan
bodoh, bagaimana bisa perbuatan anak kecil seperti ini bisa terkabulkan” bisiknya
dalam hati. Gadis itu langsung menutup penghapusnya dan berusaha untuk langsung
menyembunyikannya karena jika ada seseorang yang tahu mungkin itu adalah aib
yang tak akan pernah dia lupakan. Ketika dia akan memasukkan penghapus itu
kedalam tas, tiba-tiba Kyuhyun merebut penghapus itu dari gengamannya. Hye-Na
hanya mampu terpaku dan melongo.
“Gadis pendek, aku pinjam penghapusnya” ujar Kyuhyun mengembalikan
kesadaran Hye-Na yang sempat hilang
“Yak, Namja Babbo!! Bisa kau kembalikan penghapusku!!!” teriak Hye-Na berusaha
merebut penghapus dari tangan Kyuhyun
Ternyata yang di dapati Hye-Na hanya bungkus penghapusnya saja.
Penghapusnya masih dalam gengaman Kyuhyun. Hye-Na berpikir cepat bagaimana
mengambil penghapus yang ada tulisan nama seseorang disana tanpa Kyuhyun menyadarinya,
tapi sepertinya semua sudah terlambat, Kyuhyun menyadari itu semua dan membaca
dengan jelas nama siapa yang berada di penghapus itu. Kyuhyun merasa dirinya
mendapatkan jaminan seumur hidup untuk bisa menyiksa Hye-Na dengan benar.
Kyuhyun menyeringai, memamerkan senyum setannya. Hye-Na menatapnya dengan
perasaan takut luar biasa karena dia tahu hidup nya tidak akan lama lagi.
Bel pulang berbunyi seperti biasanya menandakan jam sekolah pun telah
selesai. Hye-Na membereskan peralatan sekolahnya dengan gontai tak bersemangat.
Hyun-Na bingung dengan sikap aneh temannya itu. Apalagi saat melihat Kyuhyun
yang memancarkan aura kesenangan yang luar biasa. Seakan-akan hidupnya akan di
penuhi dengan kegembiraaan yang tak akan pernah habisnya. Suasana hati yang
sangat bertolak belakang. Tapi dia semakin menyukai sosok Kyuhyun yang seperti
itu, bagi Hyun-Na, Kyuhyun sudah di jadikan pria satu-satu nya dalam hidupnya. Terkadang
dia merasa iri dengan Hye-Na yang bisa bersikap semaunya di depan Kyuhyun,
sedangkan dia harus mencari berbagai cara untuk bisa berbicara dengan pria itu.
Melihatnya dari jauh saja sudah membuat jantungnya berdetak dengan sangat
cepat, apalagi harus bertingkah semaunya, bisa-bisa dia bisa kehilangan detak
jantungnya saat itu juga. Hyun-Na sangat menyukai Kyuhyun. Hyun-Na berusaha
mencari tahu apa yang sedang terjadi pada Hye-Na, “Hye-Na~ah, apa yang sedang
terjadi padamu? Apa kau sakit?? Mukamu pucat sekali”
“Ah, Hyun-Na~ah, gwenchana??. Kau pulang saja duluan aku ada keperluan
sebentar” jawab Hye-Na malas
“Benar kau tak apa-apa?? Apa perlu aku panggilkan Joong Ki oppa untuk
mengantarmu pulang?” Hyun-Na mencoba memberi saran
“Aniyo-tidak usah, kau tak perlu memanggil Joong Ki oppa. aku baik-baik
saja”
“Ah, Nea. Kalau kau perlu apa-apa, kau bisa mengirimiku pesan. Aku pulang
duluan Hye-Na~ah. Jaljayo~” pamit Hyun-Na
Sepeninggalan Hyun-Na, Hye-Na merasakan kerah kemeja belakangnya di tarik, hanya
bisa mendengar suara Kyuhyun berkata, “ Ikut aku sekarang juga!!” tanpa bisa
melihat wajah pria itu. Kyuhyun dengan mudahnya menarik Hye-Na tanpa
perlawanan, karena Hye-Na tahu, pintu nerakanya baru saja dibuka. Kyuhyun
membawanya ke taman belakang sekolah, disana ada beberapa bangku kayu yang
melingkar dan di sekelilingnya terdapat pohon-pohon Maple yang daunnya sedang
berwarna hijau terang pertanda musim semi telah tiba. Hye-Na sangat menyukai
memandang pohon Maple ketika musim berganti karena warna daun-daun itu akan berubah sesuai
musim, menjadi merah ketika musim gugur datang, berwarna hijau ketika musim
panas tiba dan jika musim dingin tiba tak ada satu pun daun yang menempel di
dahannya, semua daun berguguran seakan kehidupan baru akan di mulai. Seharusnya
pemandangan ini menjadi pemandangan yang sangat indah untuk di lihat olehnya
saat pertama kali di sekolah Tapi Hye-Na harus buang jauh-jauh kata ‘indah’ dalam
kamusnya sekarang.
“YAK, CHO KYUHYUN!!! Bisa kau lepaskan tanganmu dari bajuku!!!” Ahkirnya
Hye-Na memberanikan diri untuk berontak
“Baiklah, Nona Han Hye-Na~ssi” jawab Kyuhyun dengan senyum setannya.
Kyuhyun melepaskan tangannya dari kerah baju Hye-Na, menepukkan kedua tangannya
seperti membersihkan debu yang melekat setelah memegang baju Hye-Na. Kyuhyun
tahu, sebenarnya Hye-Na bisa melawan ketika di tarik olehnya tapi sepertinya gadis
mutan itu tak bisa melawan lagi karena kartu AS Hye-Na sudah berada di tangannya.
Sekarang dia sedang mencari cara agar gadis mutan itu bisa tersiksa setiap
harinya.
“Apa yang kau harapkan Cho Kyuhyun dari ku, hah?? Sekarang bisa kau
jelaskan atau kau kembalikan penghapusku dan tutup mulutmu itu!!” perintah
Hye-Na
“Molla-tidak tahu... Aku bingung harus memilih yang mana.” jawab Kyuhyun acuh
sambil duduk di bangku kayu seakan tak mengerti
“Aisshh, sudahlah. Jangan kau sembunyikan wajah setanmu itu. Aku tahu kau
ingin membalas dendam kepadaku, kan?!!” desak Hye-Na yang seakan mengerti arti
senyum setan yang Kyuhyun tunjukkan
“Hmm.... mungkin”. Kyuhyun mulai menyukai permainan ini
“Kyuhyun... jebal-tolong. Kita lupakan semua yang terjadi. Dengar, aku bisa
melakukan apapun untukmu asal kau mengembalikan penghapusku dan menutup
rapat-rapat mulutmu, eotthe??!”
“Melakukan apapun untuk ku?? Sepertinya itu ide yang bagus Hye-Na~ssi”
jawab Kyuhyun senang
“Aiisshh... Sepertinya aku telah salah berbicara hingga membuat setan itu
tersenyum senang” gumam Hye-Na kesal
“Mwo, apa yang kau ucapkan??” tanya Kyuhyun karena tak mendengar apa yang
Hye-Na ucapkan
“Ani, Aniyo... aku tak mengatakan apa-apa”. ujar Hye-Na sambil menggerakkan
tangan. “Dengar, Kyuhyun~ah. Itu hanya lelucon, jadi kumohon jangan katakan
pada siapapun termasuk Joong Ki oppa, aku hanya bermaksud memendamnya di dalam
hati. Kumohon lupakanlah” mohon Hye-Na dengan amat memelas. Kyuhyun sepertinya
benar-benar tidak akan melepaskan kesempatan itu begitu saja. Sekarang Hye-Na
benar-benar merasa menderita.
“Eiiiii~ Menurutku, perasaan itu harus segera di ungkapkan bukan!! Kalau
tidak, kau akan menyesal jika tak bisa menyampaikan perasaan itu. Apa, aku saja
yang harus menyampaikannya pada Joong Ki hyung??” Kyuhyun mencoba memberi saran
“ANDWAE!!! Kau tidak bisa melakukan itu. Dia hanya menganggapku sebagai
dongsaengnya, jadi lupakan soal ‘menyampaikan’
itu. Jebal...Kyuhyun~ah”. rengek Hye-Na memohon mengosok-gosokkan kedua
tangannya
“Baiklah jika itu mau mu. Sepertinya aku menerima penawaran yang kau
ucapkan. Hitung saja sebagai tutup mulut. Kau harus melakukan apapun mau ku. Kedengarannya
memang sangat bagus” Kyuhyun tersenyum miring
“Aiishh.. Kau benar-benar menyebalkan Kyuhyun~ah, memakai kelemahanku untuk
membalas dendam”.
“Selama itu bisa dilakukan kenapa tidak!! Apa kau tak ingat, kau yang
menawarkan itu padaku!!” sanggah Kyuhyun
“Oke...Oke... Aku menyerah. Aku akan melakukan apa pun mau mu selama
sebulan?? Eotthe??” tawar Hye-Na
“Aniyo... aku ingin waktunya 5 bulan” jawab Kyuhyun tidak terima
“Aiisshhh... Kau ingin membunuhku!! Tiga bulan, atau tidak sama sekali!!”
Kyuhyun berpikir keras, jika dia menolak yang ini dia akan melewatkannya
begitu saja. Dia tahu Hye-Na adalah gadis yang bisa mengambil resiko apa saja.
Kesempatan untuk membalas dendam bisa hilang. Jadi kyuhyun menyerah dan menjawab,
“ Oke, aku setuju. tiga bulan cukup”.
“Untuk kau mengingatku kembali” bisiknya dalam hati
****
At Kamar Hye-Na
05:30
Hari-hari kelam Hye-Na pun di mulai.
Siksaan pertama untuk Hye-Na. Pagi-pagi
sekali Kyuhyun mengiriminya pesan yang isinya, “Hye-Na~ah, si gadis pendek. Kau harus datang pagi ini lebih awal.
Kutunggu kau jam 06:00 di lapangan basket belakang sekolah. Bawakan aku
sandwich dan susu coklat panas. Dan kau harus siap untuk menjadi partner
tandingku. Bawa pakaian ganti, Arraseo!!! ᕦ(ò_óˇ)ᕤ”. Hye-Na dengan setengah tersadar membaca pesan itu, dia tidak memperdulikannya sama
sekali. Pikirnya buat apa pagi-pagi ke taman hanya menuruti permintaan Kyuhyun
Babbo-bodoh itu, membuang jam tidurnya begitu saja bagi Hye-Na amat sangat merugikan.
Baru 10 menit Hye-Na terlelap lagi, ponselnya berbunyi dengan keras pertanda
ada telepon masuk. Hye-Na mengambil ponselnya dan melihat nama yang tertera di
layar ponsel dan sial nya nama ‘Kyuhyun
Bodoh’ ada di sana. Baru saja dia memencet tombol menerima panggilan masuk, di sebrang sana sudah terdengar
suara yang sangat keras, “YAK!!!! GADIS BODOH!! CEPAT DATANG ATAU KAU AKAN
MATI!!!” ucap Kyuhyun keras. Dalam hitungan
detik Hye-Na langsung terjaga dalam tidurnya. “YAAAKKK!!! PRIA BODOH!!! KENAPA
AKU HARUS MENURUTIMU!! AKU MASIH INGIN TIDUR. JANGAN GANGGU AKU. MENGERTI
KAU!!” balas Hye-Na tak kalah kerasnya. “Oh,
kau sudah melanggar kesepakatan kita rupanya. Oke, kau boleh tidur kembali dan
jangan harap kau bisa melihat sekolah lagi. Akan aku sebarkan semuanya langsung ke Joong Ki Hyung tanpa ada kata yang dihilangkan satupun.”ancam Kyuhyun langsung mematikan
telepon. Hye-Na kesal bukan main, dia langsung mengacak-acak rambutnya dengan
kesal, “Aaiisshhhh…..kenapa mahluk itu selalu menganggu hidupku!!!” keluh Hye-Na.
Walaupun kesal gadis itu langsung
menyiapkan semua apa yang diinginkan Kyuhyun. Tanpa sarapan dia langsung
berangkat begitu saja dan pamit kepada Eomma nya, Min-In sangat aneh melihat tingkah anak gadisnya itu,
apalagi jika dia harus menyiapkan sandwich dan susu coklat kesukaannya sendiri.
Dia hanya mampu mengeleng-gelengkan kepala melihat tingkah anak perempuan
satu-satunya. Dengan amat terburu-buru Hye-Na sampai di taman belakang sekolah,
lapangan basket. Dia melihat Kyuhyun sedang mencoba long shoot, namun gagal
berkali-kali. Dia mendrible bolanya secara perlahan dan mencoba lagi dan
ahkirnya bola itu masuk kedalam keranjang dengan sempurna. Tanpa sadar Hye-Na
tersenyum senang dan Hye-Na langsung bingung mengapa dia bisa tersenyum, apa
karena bola masuk kedalam keranjang atau karena dia melihat Kyuhyun bisa
tersenyum dengan lepas, bahagia. Pria
itu kelihatan berbeda dari biasanya, mengapa sekarang dia kelihatan begitu
menyilaukan. Perasaan aneh mulai merasuk ke dalam pikiran Hye-Na, tapi dia
hanya menganggapnya sebagai angin lalu karena dia tahu hati nya hanya untuk
Joong Ki oppa. Gadis itu menghampiri Kyuhyun yang sedang mengelap keringat dengan handuk di wajahnya, menyodorkan
susu coklat panas dan kotak makan tepat di depan wajah Kyuhyun. Pria itu langsung menatap Hye-Na
dengan sadis, memicingkan mata dan berkata, “Kau!!! Apa kau benar-benar ingin
mati di tanganku, hah!!! Aku bilang jam 06:00 tapi mengapa kau datang jam 07:
20? Kau tuli atau bodoh? Kau, ingin main-main denganku!!”
“Cih, bocah ini masih saja marah.
Padahal aku sudah menuruti apa yang dia pinta. Benar-benar menyusahkan” gumam Hye-Na. “Yak!! Cho Kyuhyun. Bisakah kau menghargai apa yang sudah aku lakukan,
kau pikir untuk berjalan kesini aku tak membutuhkan waktu apalagi harus
membuatkanmu susu dan sandwich itu!! Kau pikir, kau siapa, hah?!”. sergah
Hye-Na
“Karena aku adalah raja mu dan kau
adalah budak ku sekarang, apa kau ingat pembicaraan kita kemarin, nona?!” seru Kyuhyun
“Aihhh… kau benar-benar...” jawab Hye-Na tanpa menyelesaikan kata-katanya, dia malas membahasnya lebih jauh. Dia berjalan menuju bangku
besi yang berada di ujung lapangan basket sekolah.
Hye-Na duduk di bangku, di bawah pohon Cherry Blossom, Azalea, yang sedang berbunga dengan
indahnya. Menikmati segarnya udara pagi di bawah bunga Cherry Blossom
membuatnya malas untuk bertengkar, apalagi belakangan
ini dia masih bingung dengan kata-kata yang di ucapkan Joong Ki oppa waktu itu.
Setelah pembicaraan itu, Joong Ki oppa seperti menghindar dari nya, Hye-Na
pernah melihat Joong Ki oppa dengan wanita lain, teman kelas Joong
Ki oppa di koridor sekolah sepertinya wanita itu
sangat dekat dengan Joong Ki oppa, dia sangat cantik. Rambutnya pirang panjang
dan ikal di ujung rambutnya, tubuhnya tinggi, langsing dan sangat feminim
berbanding terbalik dengan diri nya. Mereka berdua tertawa lepas, seakan-akan
mereka sering menghabiskan waktu berdua dan baru kali itu Hye-Na bisa melihat Joong Ki oppa
bisa tertawa seperti itu, membuatnya sangat iri. Hye-Na tahu kalau Joong Ki
oppa bukan hanya miliknya, ia bisa bebas memilih wanita manapun untuk dijadikan
pedamping hidupnya, toh, mereka hanya sebatas tetangga dan teman jadi Hye-Na
hanya bisa merelakannya walau itu perih.
“Hhaaaaahhhh….” desah Hye-Na, menarik napas panjang berusaha
mengilangkan sedikit beban yang terus mengelayut dipikirannya. Menggembungkan
mulutnya. “Kau
sedang apa pendek!!!” sahut Kyuhyun menggamburkan lamunan Hye-Na menghampiri gadis
itu.
“Molla-tidak tahu, aku tak mengerti apa yang sedang aku
pikirkan” jawab Hye-Na
asal
Plaakk~ karena kesal Kyuhyun memukul
kepala Hye-Na, “Bisakah kau bersikap dewasa sedikit!! Jika kau memang
mencintainya kau bisa menyampaikan perasaanmu itu. Kau itu seperti burung yang
terbang tanpa arah. Kau menyukainya dan dia menyukaimu, jadi buatlah menjadi
lebih sulit Hye-Na, mudahkan?!” cibir Kyuhyun
“Yak, Bisakah kau
jangan memukulku!! Aku wanita, babbo!!! Dan apa maksud perkataanmu, dia
menyukaiku??” tanya Hye-Na balik tak mengerti apa yang barusan
Kyuhyun ucapkan
“Kenapa kau begitu bodoh Hye-na~ssi!! Suatu saat kau akan mengerti.
Aku ingin kembali ke kelas sekarang, Ah Maja!! tugas kedua mu, Besok setelah jam
sekolah kau harus datang ke sini dan bawakan aku manisan lemon,
Arraseo!!” Kyuhyun membereskan barang-barangnya dan melanjutkan perkataannya
lagi, “ Awas kalau kau tak datang!!!” ancam Kyuhyun menatap Hye-Na tepat di manik matanya sambil
mengacungkan jari telunjuknnya di depan wajah Hye-Na
Kyuhyun meninggalkan Hye-Na yang masih duduk di bangku besi lapangan basket, sebenarnya Kyuhyun bisa dengan
mudahnya mengatakan kalau dia juga mempunyai perasaan kepada Hye-Na. Dia mencintai gadis itu, gadis yang selama ini dia nantikan,
gadis yang menjadi cinta pertamanya. Saat melihat Hye-Na pertama kali di koridor kelas, di saat pertama
kalinya dia bisa melihat Hye-Na sudah beranjak dewasa. Gadis itu kelihatan begitu sempurna
untuknya. Baginya tak ada yang lebih indah di saat matanya bisa melihat
senyuman menghiasi wajah polos gadisnya itu. Dia tahu perasaannya tak akan pernah
tersampaikan, Karena Hye-Na mencintai pria lain, tetangganya. Joong Ki Hyung, kakak
kelasnya. Seandainya waktu bisa berputar kembali ingin rasanya dia mengulang
masa kecilnya. Gadis itu telah dia kenal sejak kecil, persahabatan di
mulai dari kedua ayah mereka. Kyuhyun kecil sering sekali mengunjungi rumah
Hye-Na karena dulu mereka tinggal berdekatan, bersebelahan. Dia bisa
menghabiskan separuh hari nya di kamar Hye-Na, bermain bersama, game yang
menjadi favorit mereka. Kyuhyun sangat menyukai kenangan-kenangan yang ia miliki saat
bersama Hye-Na, seperti merebut susu coklat milik Hye-Na, menarik rambutnya, mencium pipinya di saat
Hye-Na tertidur karena lelah atau melihat Hye-Na tersenyum bahagia jika
mendapatkan kaset game terbaru. Saat itu Hye-Na berumur 6 tahun dan Kyuhyun 7
tahun, Kyuhyun ingin
bisa membayar semua kenangan itu kembali. Mungkin Hye-Na tidak akan pernah
ingat siapa dirinya, karena kebersamaan nya hanya bertahan 2 tahun. Appa
Kyuhyun harus pindah rumah ke jepang karena di tuntut pekerjaan. Kyuhyun sangat
sedih karena harus meninggalkan peri kecilnya yang mengantarkan kepergiannya
dengan airmata yang mengalir deras. Hye-Na menangis dan dia pun sangat sedih,
namun dia berjanji akan kembali dan menemui peri kecilnya itu walau kenyataannya
sekarang Hye-Na tak mengenali dirinya sedikit pun. Apa gadis itu telah
menghapus kenangan bersama dirinya? Melupakan begitu saja, janji yang pernah
mereka buat.
****
At Myung High School
18:00
Entah atas dorongan apa Hye-Na bisa
berada di Lapangan basket sekolah sore ini. Ditambah dia membawa manisan lemon
yang dia buat kemarin malam. Dia memotong lemon itu secara berantakan,
menaburkan gula dan menyimpannya di dalam lemari es, seperti yang Kyuhyun
intruksikan karena dia belum pernah membuat manisan itu. Sore ini lapangan
basket di penuhi para anggota Klub Basket yang akan berlatih, sekarang Kyuhyun
dan Joong Ki oppa sedang bermain di lapangan. Mereka tim yang hebat. Sama-sama
menjadi Forward atau penyerang, saling mengoper bola. Joong Ki oppa mengoper bola
secara over head pass dan di terima Kyuhyun, lalu dia mendibblenya secara
perlahan dan melakukan jump shoot. Ternyata membawa kemenangan di tim mereka.
Kyuhyun telah mencetak angka. Hye-Na sangat senang menonton pertandingan itu,
dia bisa melihat dengan jelas sorotan mata Kyuhyun saat melakukan jump shoot,
seakan-akan dia hanya menginginkan keranjang itu. Ada sinar ambisi di sana dan
dia berhasil mendapatkan apa yang dia inginkan. Dari sekian banyak orang di
lapangan saat ini mengapa tujuan arah mata Hye-Na hanya terarah kepada Kyuhyun,
seperti magnet yang menarik arah pandangannya.
“Yak, Hye-Na~ssi ...” teriak Kyuhyun
dari tengah lapangan sambil melambaikan tangan. Dia berlari kecil menghampiri
Hye-Na yang berada di pinggir lapangan. Semua mata siswa dan siswi melihat
kepada mereka tak terkecuali Joong Ki oppa yang sedang berbicara dengan manajer
Basket. “Yak, Hye-Na~ssi, gadis pendek. Apa kau membawa pesananku??” tanya
Kyuhyun tersenyum senang
“Nih, sesuai pesananmu” jawab Hye-Na
meyodorkan kotak makan
“Aish, mengapa kau mengupas
kulitnya?? Bentuknya menjadi tak karuan seperti ini dan rasanya pun asam. Kau
kurang banyak menaruh gulanya. Bagaimana kau ini!!” gerutu Kyuhyun sambil
memakan lemon yang masih terasa asam
“Mwo??!! Apa kulitnya tak harus di
kupas?? Apa rasanya tak manis?? Tapi kenapa kau masih memakannya, bodoh!!”
“Lemon walau mentah pun masih bisa di makan. Gadis bodoh” terang Kyuhyun
Hye-Na melihat Joong Ki oppa sedang memperhatikan mereka saat ini. Tatapan
mereka pun bertemu namun Joong Ki oppa langsung membuang wajahnya dan
meninggalkan lapangan. “Apa, Joong Ki oppa marah padaku??” tanya Hye-Na dalam
hati. Hye-Na bingung dengan sikap Joong Ki oppa ahkir-ahkir ini. Ingin rasanya
dia menanyakan kapan dia akan memdengar apa yang ingin Joong Ki oppa katakan,
namun dia hanya sanggup bertanya dalam hati tanpa bisa menanyakannya langsung.
****
At Bucheon
06:00am
Minggu pagi, seharusnya Hye-Na masih terdampar di tempat tidur nya hingga
matahari beranjak tinggi. Kecuali, hari minggu ini. Kyuhyun sudah mengirimi nya
pesan tadi malam kalau dia harus menemani Kyuhyun berlatih basket di lapangan
sekolah. Sepertinya Kyuhyun mempunyai kegemaran lain yaitu ‘menyiksa hidup
Hye-Na sampai ke akar-akarnya’. Kemarin malam Hye-Na baru bisa tidur ketika jam menunjukkan jam tiga pagi karena level game yang semakin sulit untuk di
mainkan, dia hanya mempunyai tiga jam
untuk tidur dan tak terbayangkan rasa mengantuknya sekarang. Hanya menyisakan
lingkaran hitam di bawah matanya. Hye-Na bangun dengan malas, membersihkan
diri, menguncir rambutnya menjadi satu menjadikannya seperti ekor kuda, memakai
kaos kebesaran di tubuhnya, celana training dan sepatu skets. Penampilannya sudah seperti atlet handal yang siap
bertanding di segala pertandingan. Dia berkacak pinggang di depan kaca dan dia
baru menyadari dia cukup manis sebagai gadis dan menyesalkan mengapa Joong Ki
oppa tak bisa melihat hanya kepada dirinya. “Pikiran yang bodoh!!” gumamnya.
Dia langsung pergi kelantai bawah menuju dapur, mengambil manisan lemon, sandwich,
dan susu coklat panas, yang biasa di inginkan
Kyuhyun.
Sementara Kyuhyun sedang berlatih menshoot bola menunggu kedatangan Hye-Na
yang di rasakannya lama sekali. Seminggu lagi tes mencari tim inti akan di
laksanakan, Kyuhyun tidak berharap banyak bisa mengalahkan Joong Ki hyung di
pertandingan besok, karena dia tahu Joong Ki hyung adalah pemain inti kebanggaan
Myung High School yang sudah mengantarkan sekolahnya selalu dalam juara tiga
besar antar sekolah, tapi Kyuhyun selalu berpikir ‘setidaknya harapan itu
selalu ada untuk orang yang berusaha menjalankan mimpinya walau hasilnya tidak
sesuai dengan apa yang dia harapkan’. Dia hanya perlu berlatih lebih keras dari sebelumnya. Hye-Na sampai di lapangan sesuai waktu yang
di janjikan, dia langsung mencari tempat yang nyaman untuk menonton latihan
Kyuhyun, pria itu kelihatan berbeda saat di lapangan, sorot matanya sangat
tajam namun
lembut. Hye-Na melihat Kyuhyun
begitu bersinar di bawah sinar mentari pagi, semakin lama Hye-Na merasakan
perasaan hangat mengalir dalam hatinya. Pria itu menjadi begitu sempurna di hadapannya sekarang. Matanya melihat
setiap gerak yang Kyuhyun lakukan. Dia sangat suka ketika Kyuhyun berhasil memasukkan bola ke dalam
keranjang, kelihatan.. begitu.. tampan... dan bersinar... “Aiisshhh... aku sudah hilang akal jika berpikir seperti itu!!! Kenapa
aku sekarang menganggapnya menjadi tampan?? Aahh, ada yang salah dengan otakku ini!!” umpat Hye-Na sambil mengacak-acak
rambutnya.
“Yak, Hye-Na~ssi , apa yang kau lakukan dengan rambutmu itu??” teriak Kyuhyun di samping Hye-Na
“Mwo?!” ucap Hye-Na kaget dengan
keberadaan Kyuhyun yang ada di sampingnya sekarang. Hye-Na merapikan kembali
rambutnya yang telah berantakan karena kelakuannya yang di luar kebiasaan.
Hye-Na tak ingin pikiran bodohnya yang menganggap Kyuhyun tampan di ketahui
namja bodoh itu. “Tapi melihatnya berkeringat, rambutnya yang berantakan dan
penampilannya seperti ini kenapa terlihat jauh lebih tampan dari yang
sebelumnya” pikir Hye-Na lagi.
“Arrggggggghhh~~” Hye-Na berteriak.
“Gadis pendek, kenapa kau!!! Kau benar-benar aneh.” selidik Kyuhyun terus menatap
Hye-Na
“Aiisshh... tidak usah kau pedulikan apa yang sedang ku lakukan. Kau makan
saja semua pesananmu itu!!” jawab gadis itu meninggalkan Kyuhyun sendiri
menghabiskan bekal yang dia bawa. Dia tak ingin pikiran kotornya terus datang
silih berganti. Sepertinya ada yang salah pada dirinya, bukan Kyuhyun yang
seharusnya dia pikirkan tapi Joong Ki oppa. Hye-Na mengambil bola dan mencoba
memasukannya kedalam keranjang untuk menghilangkan pikiran bodoh itu namun tak pernah berhasil. Tiba-tiba saja
Kyuhyun ada di belakangnya, memegang tangannya, dan dia merasakan napasnya
berhenti saat itu juga. Menyadari Kyuhyun di dekatnya sekarang membuat jantungnya
berdetak dengan sangat cepat tak terkendali, paru-parunya berhenti bekerja, dia
kehilangan oksigennya untuk bernapas.
“Gadis bodoh, kau tidak akan bisa memasukkan bola jika tangan dan posisimu
seperti itu. Kau harus membentuk tanganmu seperti ini” perintah Kyuhyun memberikan contoh sambil memegang tangan Hye-Na
Tapi bukan itu yang ada di pikiran Hye-Na sekarang, dia hanya berusaha
mengembalikan napasnya yang terhenti begitu saja. Mencari kembali oksigennya. Dia
kehilangan kesadarannya. Hye-Na berusaha mengembalikan kesadarannya, menghirup
oksigen sebanyak-banyaknya.
“Yak, Kyuhyun~ah, jangan dekat-dekat
denganku!!!” usir Hye-Na
“Apa kau bilang!! Apa aku membawa virus bagimu!! Terserah kau saja!!” teriak
Kyuhyun melepaskan tangannya dari tangan Hye-Na
“Aisshhh... namja yang aneh”. Hye-Na sudah kehilangan mood nya bermain
basket. Dia kembali ke bangku besi dan mendapati kotak makannya benar-benar
kosong
“Yak, Kyuhyun bodoh!! Kau telah memakan semua nya tanpa menyisakanku?!”
tanya Hye-Na
“Kali ini manisan mu tepat Hye-Na~ah, kau telah lulus. Hahahhaa...” Kyuhyun
menghampiri Hye-Na yang menunjukkan wajah merenggut dan mengacak-acak
rambutnya. Kyuhyun tersenyum lebar.
****
At Lapangan Basket
17:00
Hari pemilihan tim inti pun dimulai, kedua orang itu Joong Ki dan Kyuhyun
menghadap ke arah wasit melakukan jumpball, setelah bola di lemparkan bola di
kuasai oleh Joong Ki, Man to man defence, satu pemain menjaga pemain lawan.
Kyuhyun berusaha merebut bola dari Joong Ki namun gagal. Bola langsung di Shoot
Joong Ki dari jauh dan bola pun masuk kedalam keranjang, Joong Ki mendapatkan
point 2, tepuk tangan pun terdengar menyemangati kedua orang tersebut. Hye-Na
menahan napas, entah siapa yang harus mendapat dukungannya, Joong Ki oppa atau
Kyuhyun. 45 menit pun berlalu, skor kedua peserta pun saling mendahului, Joong
Ki 6 point sedangkan Kyuhyun 5 point. Waktu bertanding tinggal 45 detik lagi,
kali ini sorot mata Kyuhyun benar-benar serius, dia berusaha mengambil bola
yang sedang di dribbel, Kyuhyun berhasil mengambil bola tersebut, Joong Ki
menghalangi Kyuhyun yang ingin memasukkan bola, Kyuhyun memcoba peruntungannya
kali ini, dia sudah berlatih dengan sangat keras dan dia tidak mau semua nya
hancur begitu saja. Kyuhyun menahan napas begitu pun Hye-Na yang hanya
memperhatikan gerakan Kyuhyun dari awal hingga ahkir pertandingan padahal hari
ini dia datang atas ajakan Joong Ki oppa tadi pagi. Kyuhyun melakukan long
shoot, bola memutar di lubang keranjang, berharap keajaiban terjadi, berharap
bola masuk tapi nyatanya bola itu terjatuh tanpa masuk kedalam keranjang dan
game pun berahkir.
Joong Ki terpilih sebagai tim inti dan Kyuhyun terlihat kecewa namun dia
tetap menerima kekalahannya secara adil. Kyuhyun memeluk dan memberi semangat
kepada Joong Ki. Hye-Na bisa melihat jelas kesedihan yang sedang dirasakan
Kyuhyun. Dia menghampiri mereka, Kyuhyun melihat Hye-Na mendekat dan memanggil
dia, “Hye-Na~ssi, Joong Ki oppa telah masuk tim inti sekarang saatnya kau
mengungkapkan perasaanmu padanya” ucapnya
“Apa kau tahu Hyung, demi cinta nya dia telah menulis namamu di penghapus”
lanjut Kyuhyun beralih ke Joong Ki
“Mwo???” sahut Hye-Na dan Joong Ki
bersamaan
“Dan kau harus tahu Hye-Na~ssi. Joong Ki Hyung bilang ahkir-ahkir ini gadis
tetangganya bertambah manis jadi dia
sedang berusaha mengumpulkan keberanian untuk mengungkapkan perasaannya padamu”
terang Kyuhyun lagi membuat keadaan jadi hening seketika
Jadi, kalian berdua tidak usah saling membohongi perasaan, kenapa kalian
tidak jadian saja?” saran Kyuhyun
“KYUHYUN BODOH!!” teriak Hye-Na dan
berlari meninggalkan mereka berdua.
Joong Ki berusaha mengejar Hye-Na yang berlari dan menemukan gadis yang dia
sukai itu sedang terduduk di taman belakang sekolah. Hye-Na sedang memikirkan
semua yang terjadi ahkir-ahkir ini, kenapa Kyuhyun dengan bodoh nya bisa
mengatakannya, apa pria itu tidak tahu kalau ahkir-ahkir ini dia melakukan
semua bukan karena perjanjian itu tapi karena Hye-Na ingin berdekatan dengan
Kyuhyun, hanya ingin melihat senyumnya. Hanya
ingin melihat wajahnya. Hye-Na masih belum mengerti apa yang dia rasakan saat
ini yang dia tahu dia menyukai menghabiskan waktu bersama Kyuhyun.
Joong Ki memberanikan diri mendekati Hye-Na dan duduk di sampingnya, Hye-Na
menyadari kehadiran Joong Ki oppa. Hye-Na menoleh dan tersenyum. Ah, dia sangat
menyukai saat melihat gadis itu tersenyum, membuat hati nya bahagia. “Hye-Na~ah,
aku senang sekali ternyata kau memiliki rasa yang sama denganku. Aku
menyukaimu.” ungkap Joong Ki
“Oppa..... tapi...” jawab Hye-Na bimbang
“Pembicaraan kita waktu itu sebenarnya aku ingin mengungkapkan perasaanku
padamu, karena takut kau akan menolaknya jadi aku membutuhkan waktu untuk
memikirkan semuanya. Berusaha untuk menerima jawaban apa yang akan kau berikan
tapi ternyata kau juga menyukaiku, senangnya. Jadi.... kita saling menyukaikan?!”
tanya Joong Ki berusaha meyakinkan diri
“Ah, oppa.. aku...” Ingin rasanya Hye-Na menjawab tidak bisa, hatinya telah
berubah namun lidahnya kelu untuk berbicara yang sesungguhnya
“Mulai besok aku akan berangkat bersama denganmu, menjadi kekasihmu. Aku
pergi dulu Hye-Na~ah kembali ke Klub,
bye~~” Joong Ki pergi begitu saja, Hye-Na ingin menjelaskan kalau dulu dia memang
menyukai pria itu tapi sekarang telah berubah. Perasaannya telah beralih ke
pria lain namun terlambat Joong Ki oppa telah salah paham.
****
At Home
20:00
“Annyeonghaseyo.... “ teriak seseorang di luar
“Ye, nuguseyo??” sahut Min-In sambil membukakan pintu
“Naneun, Cho Young Hwan imnida. Teman Han Seuk Gil, apakah beliau ada di
rumah??”
“Ah, nea.. “ ujar Min-In sambil membuka pintu dan membiarkan Cho Young-Hwan
masuk. “Annyeonghaseyo, mianhe.. aku tak tahu kau akan berkunjung. Silakan
masuk, aku akan memanggilnya di dalam. Apa kau berkunjung sendiri?? Sudah lama
kita tak bertemu Young Hwan~ssi ”
Young-Hwan duduk dan menjawab, “Ah, Nea sudah lama tidak berjumpa. Aniyo, aku
datang dengan istri dan anak-anakku. Tapi sofa tapi di cegah Min-In. “Sebentar,
kau duduk saja di sini biar anak perempuanku yang memanggil mereka”. Young-Hwan
duduk kembali dan tersenyum, “Ye... Ghamsapnida-terima kasih”
“Hye-Na~ah, bisakah kau turun sebentar. Ada tamu disini.” teriak Min-In
“Eomma~~ aku sedang sibuk” sahut Hye-Na dari kamar
“Cepat kebawah atau kau harus merelakan semua kasetmu itu!!” ancam Min-In
kesal melihat tingkah anak perempuannya yang tak kenal sopan santun itu
“Aiisshh... ye, aku turun kebawah” Hye-Na turun dan menghampiri Eommanya
yang ada di dapur, melihat sekilas keruang tamu ada seorang pria berumur di
sana
“Eomma, siapa di sana?? Ada keperluan apa memanggilku, aku sedang mengerjakan
sesuatu eomma” sungut Hye-Na
Plaakk~ Min-In memukul kepala Hye-Na, “Bisakah kau sebentar saja membantu
Eomma, orang itu teman Appa mu. Kau bisa melanjutkan game mu itu setelah
memanggil istri dan anaknya di depan rumah”
“Issshh,, appo Eomma!! Ye, aku akan memanggil mereka” ucap Hye-Na kesakitan
Hye-Na keluar pintu menuju mobil yang terpakir di depan halaman rumah. Dia
paling kesal kalau kegiatan favoritenya di ganggu orang meskipun itu orang tua
sendiri, apalagi dia sedang punya mood yang buruk ahkir-ahkir ini. Seharusnya
dia bahagia tidak bertemu lagi dengan pria bodoh itu, Kyuhyun, tapi malah
membuatnya makin uring-uringan. Dia ingin mendengar suara namja bodoh itu,
ingin mendengarnya berteriak, menyuruhnya dan melihatnya tersenyum. Otaknya
benar-benar rusak, seharusnya dia sadar sekarang ada Joong Ki oppa di
sampingnya, pacarnya. Baru dia akan mendekati mobil itu seseorang pria keluar
dari sana, seseorang yang dia kenal. Namja yang menyita seluruh pikirannya
belakangan ini. Cho Kyuhyun. Dia benar-benar merasakan otaknya benar-benar
rusak, dia berhalusinasi atau dia sedang
bermimpi?? Hye-Na mengedipkan matanya berkali-kali, menggigit bibir bawahnya,
mencoba meyakinkan penglihatannya. Dan berkali-kali itu juga dia melihat
Kyuhyun sedang menatapnya dengan pandangan aneh. “Aaiissshh... apa benar itu
dia?!” gumam Hye-Na meyakinkan diri kalau yang dilihatnya nyata bukan ilusi. “Yak,
gadis bodoh apa yang sedang kau lakukan disana?” sahut Kyuhyun sambil terkikik
melihat tingkah Hye-Na yang aneh. Dia berjalan mendekat dan menyentil kening
Hye-Na. “Kau terlihat bodoh dengan tampang polosmu itu. Sebegitu terpesonanya-kah
kau kepadaku sampai harus mengigit bibirmu itu?”
“Mwo? Yak, kau!! “ Hye-Na mendelik kesal. “Sedang apa kau di sini?”
tanyanya. Hye-Na melihat dua orang perempuan juga keluar dari mobil itu,
memperhatikan dengan senyum kepada Hye-Na dan Kyuhyun. “Annyeonghaseyo.. Naneun
Han Hye-Na imnida” salam Hye-Na sambil membungkukkan kepala. “Annyeonghaseyo..
apa kau teman Kyuhyun dan anak perempuan dari Han Seuk-Gil??” tanya Kim Ha-Na
ibu dari Kyuhyun. “Ah, nea.. Ajumma-bibi. Aku anak perempuannya dan teman
sekelas Kyuhyun”. “Kau sudah dewasa Hye-Na~Ah menjadi gadis yang cantik” tambah
Kim Ha-Na lagi sambil tersenyum. Cho Ah-Ra menyeletuk dan menatap Kyuhyun, “Ah,
jadi ini gadis itu Kyu~ah. Dia cantik. Pantas kau bertingkah seperti itu”. Cho
Ah-Ra mendekati Hye-Na dan memeluknya lembut, “Hye-Na~ah, kau sudah dewasa. Lihatlah!
kau begitu cantik sudah begitu lama aku tak melihatmu. Senang bisa memelukmu
lagi” ucap Cho Ah-Ra sambil melepaskan pelukkannya. “Gomawoyo Onnie Ah-Ra” ujar Hye-Na tersenyum. “Mwo??
Bertingkah seperti itu? Apa maksudnya?” tanya Hye-Na dalam hati
“Yak Noona!! bisakah kau tutup mulutmu itu.Aiishh.. jinjja” sergah Kyuhyun
“Eiiiiiii~~” dibalas senyum menggoda Ah-Ra kepada adik laki-lakinya itu. “Yak,
gadis pendek! Bisakah kau tunjukan pintu rumahmu, aku bisa mati kedinginan di
sini” seru Kyuhyun sebelum kakak perempuannya menggodanya lagi. Kyuhyun tidak
ingin Hye-Na menyadari kalau mukanya sudah semerah kepiting rebus yang siap di
santap. “Mwo?? Pendek!! Cih, Kau benar-benar menyesalkan Kyuhyun~ssi” dengus
Hye-Na
****
“Ah, jadi kalian sekelas?? Apa kalian berteman dengan baik??” tanya Han
Seuk-Gil, ayah Hye-Na melihat kearah Kyuhyun
dan Hye-Na
“Nea, Ajusshi-paman. Kami sangat berteman baik dan kami juga duduk
bersebelahan walau tidak sebangku” sahut Kyuhyun ringan diiring senyum
“Uuuhhukkk...uhuukk” Hye-Na tersedak makanan yang sedang dikunyahnya ketika
menjawab pertanyaan yang di lontarkan Appa nya itu
“Kau kenapa Hye-Na~ah, ini minum” tanya Min-In, eomma nya, sambil
memberikan segelas air putih
Hye-Na menggeleng dan mengambil gelas dari tangan Eomma nya dan menengak
semua isinya hingga habis. Hye-Na merasakan ada yang aneh dengan namja di
hadapannya sekarang. Sejak kapan mereka berteman baik?? Kyuhyun bertingkah
sangat sopan dan bagi Hye-Na malah membuat Kyuhyun tampak mengerikan karena
bertingkah seperti itu. Kyuhyun melihat tatapan Hye-Na yang menatapnya aneh dan
tak percaya dia bisa menjawab seperti itu. Dia menjawab tatapan itu dengan
mengangkat bahu dan tersenyum manis.
“Seuk-Gil~hyung bagaimana kalau kita menjodohkan anak kita? Sepertinya itu
akan menjadi rencana yang sangat bagus untuk mempererat hubungan kita selama ini?”
ujar Cho Young-Hwan memberi inisiatif kepada sahabatnya itu
“Sepertinya itu ide yang bagus” jawab Appa Hye-Na
“Uuhhukkkk...uuhhukkkk” Hye-Na dan Kyuhyun tersedak secara bersamaan, kaget
mendengar apa yang ayah mereka bicarakan
“Mwoya?!! Menjodohkan? Appa~ apa maksudnya itu?” tanya Hye-Na
“Menjodohkanmu dengan kyuhyun. Ah, apa kau sudah punya pacar Hye-Na~ah”
sela Cho Young-Hwan, Appa nya Kyuhyun
“Ah, aniyo Ajusshi. Tapi setahuku ini abad ke dua puluh apa hukum
perjodohan itu masih ada?? Dia juga bukan tipe pria yang baik”
Hahaha~ semua orang di ruang makan itu tertawa mendengar perkataan Hye-Na,
kecuali Hye-Na dan Kyuhyun yang sekarang saling menatap kikuk. “Benar Appa,
kalau aku jadi Hye-Na aku tidak mau di jodohkan dengan pria macam Kyuhyun, beraura
gelap dan menakutkan. Lagipula Kyuhyun menyukai gadis berpenampilan feminim. Bukan
begitu Kyu~ah?!” sahut Ah-Ra sambil menyikut Kyuhyun yang berada di sampingnya
“Yak, noona!! Berhenti mengangguku!!” desis Kyuhyun dengan muka memerah
“Sudah Ah-Ra~ah jangan kau ganggu adikmu itu. Biarkan mereka memilih
pasangan yang tepat untuk mereka berdua, kita sebagai orang tua hanya bisa
mendukung dan berdoa selama mereka bahagia. Itu lebih baik” Kim Ha-Na merelai
kedua anaknya
“Nea, itu benar” jawab Min-in setuju
****
Hye-Na Room’s
22:22
“Aaaah, jadi ini ruang kramatmu??” ucap Kyuhyun sembari melihat sekeliling
ruangan yang sering dia masuki dulu. Tiada yang berubah, warna cat yang sama,
aroma yang sama, Lily. Kyuhyun menujukan matanya kearah meja belajar yang
berada di depan jendela, ada beberapa pigura di sana. Matanya hanya tertuju
pada satu pigura, berwarna merah bata dengan ukiran yang berbentuk daun maple
yang berwarna kecoklatan. Itu adalah fotonya bersama gadisnya, foto yang
diambil 10 tahun yang lalu, dia ingat saat itu mereka sedang berada di taman
kesukaannya, duduk di bawah pohon maple di musim semi. Dia ingat itu adalah
hari terahkirnya berada didekat gadisnya itu, ketika dia harus meninggalkannya
sendiri. Memori yang sangat di bencinya. Di foto itu wajahnya kelihatan sedih
kelihatan kontras sekali dengan gadis yang di sebelahnya yang menampakkan wajah
bahagia karena akan dijanjikan coklat yang banyak untuknya. Ternyata Hye-Na
masih menyimpan foto ini, foto kenangan mereka berdua. Apakah Hye-Na sudah
mengingat dirinya? Mengingat janjinya dulu kepada gadis itu?
“Yak, Kyuhyun~ssi, sedang apa kau di situ??” ucap Hye-Na membuyarkan
lamunannya
“Ah, aku hanya melihat foto ini. Foto siapa disana?” tanya Kyuhyun mencoba
menyelidiki
“Oh, sepertinya dia teman kecilku dulu tapi aku tak begitu mengingatnya. Saat
itu aku berumur 5 atau 6 tahun, bagaimana aku bisa mengingatnya?? Entahlah..
tapi pasti aku menyukai ekspresi pria kecil dalam foto itu dan sepertinya ada
sesuatu yang terjadi antara aku dan dia”
“Mwo?? Kau benar-benar tak ingat siapa pria itu?”
“Hem...Nea, aku tak mengingatnya. Memang nya kenapa? Apa kau mengenalnya?”
tanya Hye-na balik
“Aniyo, hanya saja... Ya, sudahlah tak usah kau paksakan untuk mengingatnya”
****
At Bucheon
08:00
Baru dua minggu yang lalu Hye-Na dan Joong Ki berpacaran dan Hye-Na harus bisa
menerima kenyataan kalau Kyuhyun pun telah menjalin hubungan dengan temannya
Hyun-Na. Gadis itu melihat Kyuhyun dan Hyun-Na sedang berkencan di taman
hiburan sama seperti dirinya dengan Joong Ki oppa, mereka sesekali bercanda dan
tertawa lepas. Saling berpegangan tangan. Seharusnya dia yang ada di posisi
Hyun-Na sekarang, memegang tangan itu dengan erat, tertawa bersama. Gadis itu
sedang bersama dengan Joong Ki oppa namun pikirannya melayang hanya tertuju
pada Kyuhyun. Dia merasa tak mampu untuk menahannya bahkan untuk mengungkapkan
segalanya yang sebenarnya kepada Kyuhyun, Joong Ki oppa atau pada Hyun-Na
tenang perasaannya.
Dia menjalani hubungan ini dengan setengah hati, berharap perasaannya bisa
kembali seperti dulu. Tetap mencintai Joong Ki oppa bukan Kyuhyun. Tapi
sepertinya itu tak akan pernah terjadi lagi. Hati dan perasaannya telah berubah
****
Beberapa hari sebelumnya “Hyun-Na Pov’s”
At Home
21:50
Saat di sekolah tadi, Aku memberanikan diri menyatakan perasaan kepada Kyuhyun
saat jam istirahat. Walau aku tahu sebenarnya Kyuhyun hanya melihat Hye-Na,
temannya. Aku juga menyadari kalau temannya, Hye-Na juga mempunyai perasaan yang sama dengan
Kyuhyun, tapi aku juga ingin memiliki Kyuhyun di sisiku hanya untukku. Aku tahu
aku egois, aku bukan sahabatnya yang baik tapi apa aku salah kalau aku menyukai
orang yang sama dengan sahabatku sendiri??
“Kyuhyun~ah, aku menyukaimu. Bisakah kau menjadi pacarku?? Aku tahu kau
menyukai Hye-na~ssi tapi bisakah kau mencoba denganku?? Aku mohon...” Aku
mengucapkannya begitu saja ketika mengetahui kalau Hye-Na sudah menjalin
hubungan dengan Joong Ki oppa. Walau sebenarnya aku juga tahu Hye-Na tidak
mempunyai rasa yang sama dengan sebelumnya kepada Joong Ki oppa.
“Kau tahu aku menyukai Hye-Na~ah, apa kau bermaksud untuk mengatakan itu
padanya??” Kyuhyun bertanya dengan sikap hati-hati
Aku menggeleng dan menjawab, “Ah, Ani... aku tak akan mengatakannya”
“Mianhe-maaf, aku tak bisa Hyun-Na~ssi, aku menyukai Hye-Na~ssi, hanya dia
yang selalu ada dalam hati dan pikiranku. Jadi mianhe, jeongmal mianhe. Aku
mohon tolong rahasiakan perasaanku kepada Hye-Na~ssi aku tak ingin merusak
hubungannya dengan Joong Ki hyung, Arraseo?!” Kyuhyun memohon kepadaku, wajahnya
tampak kelelahan. Kyuhyun, namja yang aku kenal tidak seperti ini. Dia bisa
melakukan apa pun yang dia inginkan dengan usaha yang maksimal namun kenapa dia
membiarkan perasaannya begitu saja. Sedangkan aku, memohon kepadanya agar bisa
mencintaiku. Kau gadis yang bodoh Hyun-Na~ah, kau benar-benar gadis yang bodoh,
umpatku dalam hati, memohon cinta kepada seorang namja yang tak mencintaimu
karena mencintai sahabatmu itu sangat menyedihkan.
“Aah, nea. Tapi bisa kah kau pura-pura menjadi pacarku untuk sebulan saja
Kyuhyun~ah?? Jebal... Aku... ” Aku menghentikan kata tak tahu harus berkata
apalagi agar Kyuhyun menerima perasaanku. Mungkin cukup bagiku untuk
mencintainya tanpa dia harus menerima cintaku. Ah, mataku terasa panas. Aku
menundukkan pandangan dan siap meninggalkan Kyuhyun karena aku tahu dia tidak
akan menerimaku. Setidaknya aku telah menggungkapkannya.
“Ahhh,,,, Nea.. akan aku lakukan” jawab Kyuhyun pasrah
“MWO?! Kau.. kau benar menerimaku?” ucapku kaget mendengar apa yang barusan
Kyuhyun katakan.
“Heemm.. mungkin kita bisa mencoba nya dalam sebulan Hyun-Na~ssi, aku juga
tak ingin terus terpuruk karena gadis yang aku cintai bersama pria lain. Aku
masih termasuk pria tampan kan Hyun-Na?!” canda Kyuhyun tersenyum
“Tentu saja, kalau kau tidak tampan, mengapa aku bisa menyukaimu!” seruku
sambil tertawa
“Hahaha~~ kau benar”
“Gomawo Kyuhyun~ssi, mohon kerjasamanya” Tanpa sadar aku tersenyum dengan
sangat bahagia
****
****
Pov’s Hye-Na
At Bangku Taman Sekolah
Puff~~ Bunyi dering pesan masuk dalam ponselku, tertera nama Song Joong Ki
disana, aku menghapus bekas airmata yang telah mengering dan tanpa semangat aku
membuka pesan itu, “Hye-Na~ah, dangsin-eun eodiiss-eo-dimana kau sekarang?? Aku mencarimu
ke kelas tapi kau tidak ada disana?? Apa kau terluka?? Aku mengkhawatirkanmu,
kabari aku, jebal”. Puff~~ bunyi dering pesan kedua masuk dalam ponsel,
aku langsung membukanya, “Na~ya, eodiss-eo-dimana?? Apa kau tahu Song
Joong Ki hyung sangat mengkhawatirkanmu. Apa yang terjadi padamu?? Apa kau
selalu seperti ini pendek?? Aku akan langsung berada di sampingmu jika kau
membutuhkanku. Ku mohon, kabari aku!!”. “ Babbo, aku menyukai saat kau
memanggilku Na~ya dan mengapa kau sangat menyukai kata “pendek”?! aku tak
pendek tahu, Cho Kyuhyun babbo!!!” Aku meneriaki ponsel yang aku pegang dan
menertawai diri sendiri. “ Kau memang pendek Na~ya jadi jangan kau pungkiri
itu, kau tahu!!” terdengar sahutan dari arah belakang. Aku menoleh dan melihat
Kyuhyun di sana menyeringai memperlihatkan senyum miringnya dan seperti biasa
aku menyukainya. “ Cih, sedang apa kau
disini? Dan darimana kau tahu aku ada di sini?” tanyaku kecut. Dia berjalan
mendekatiku, berjalan perlahan sambil memasukkan kedua telapak tangannya
kedalam saku jins, dan dia langsung duduk di sampingku.
Dia menatap langit dan berkata, “Hah, udara musim semi memang selalu segar
dan manis, bukan?? Musim kesukaanmu. Aku tahu kau akan berada di sini karena
lokasi ini juga menjadi tempat favoritku, tempat aku bertemu denganmu”. Setelah mengucapkan itu dia menengokkan wajahnya
sambil tersenyum manis, menatapku. “Ah, nea. Kau benar. Seorang pria bodoh akan
selalu bertemu dengan wanita cantik di tempat yang indah. Hahaha..” jawabku
“MWO!! Aku bodoh dan kau cantik?? Teori darimana itu Na~ya?? Selamanya kau
akan jelek dan pendek. Kau tahu itu!!!” dengus Kyuhyun.
“Yak!! Bisakah kau berhenti mengatakan aku pendek!! Aku rasa pendek itu
bukan kata yang tepat tapi mungil kelihatannya lebih bagus. Eotthe??” aku
merajuk.
“Hah, mungil. Kau jangan pernah
membuatku menyesal terlahir di dunia karena harus mengakui kau mungil Na~ya” cemoohnya.
Sebenarnya Kyuhyun bisa mengganti predikat itu dengan mudah. Ingin rasanya dia
meneriakkan pujian yang tak akan habis di ucapkan untuk wanita satu-satunya
yang ada di pikirannya saat ini. Satu-satunya gadis yang dia pikirkan saat akan
membuka mata di pagi hari sampai malam menutup mata. Haruskah dia
memberitahukan kalau dia telah melakukan kesalahan terbesar dalam hidupnya
karena telah bersikap bodoh dengan menutupi perasaan yang menyesakkan ini. Sekarang
dia tak berharap untuk bisa memaksakan keegoisannya untuk memiliki gadis itu,
yang dia tahu sekarang harus melihat dan membuat gadisnya bisa bahagia walau
tanpa dia di sisinya. Toh, Song Joong Ki pria yang baik dan Han Hye-Na juga
mencintainya, itu lebih baik.
“Hahaha.. Kyuhyun~ssi bodoh”.
“Yah, aku memang bodoh Na~ya karena
harus merelakan gadis yang aku cintai jatuh dalam pelukan orang lain” bisik
Kyuhyun tersenyum kecut
“Mwo??? Apa yang kau katakan barusan Kyuhyun~ah, aku tak mendengarmu”
tanyaku penasaran karena tak mendengar apa yang barusan kyuhyun ucapkan.
“Ah, ani... Aku tak mengatakan apa-apa”. Kyuhyun menatap Han Hye-Na lembut
dan melihat sesuatu yang aneh di wajah gadisnya itu. Apa dia habis menangis? Apa
Song Joong Ki telah menyakitinya? Tanpa sadar dia mengulurkan tangan menyentuh
pipi gadis itu dan terasa lembab disana. Menghapus sisa airmata di sana. Ini
salah Na~ya, seharusnya kau bahagia bukan seperti ini. Apa yang salah??
“Na~ya, apa kau habis menangis?? Apa kau tak bahagia??” ujarnya masih
dengan tangan di pipi Han Hye-Na
Aku hanya diam dan tersenyum, membiarkan tangan yang biasa dia hayalkan
bisa dia gengam dengan erat dan mengapa tangan itu terasa lebih hangat di
banding tangan Song Joong Ki yang selalu menggengamnya. “Aniyo, aku hanya
menikmati pemandangan di sini dan tanpa terasa aku menangis begitu saja. Kau
kan tahu aku gadis sentimentil, gampang bersedih karena hal yang sepele. Aku
bahagia Kyuhyun~ah, kau tak perlu mengkhawatirkanku. Kim Hyun-Na lebih pantas
mendapatkan itu”. Ucapan bodoh terlontar begitu saja, menggambarkan kalau aku
iri dengan keadaan sekarang
Kyuhyun menurunkan tangannya dari pipi Han Hye-Na. Menghela napas. Mungkin
ini saat nya mengungkapkan semuanya tanpa harus dia menanggungnya lagi. Walau
semuanya akan berubah setidaknya dia bisa jujur pada dirinya sendiri, kalau dia
benar-benar mencintai peri kecilnya itu.
“Na~ya....” Panggil Kyuhyun. Hye-Na menoleh dan mendapati wajah Kyuhyun
merubah sangat serius. “Dengar, mungkin ini bisa di bilang sesuatu hal yang
bodoh dan akan membuatmu merasa membenciku. Aku akan menerima semua konsekwensi
yang akan terjadi nanti.” Kyuhyun menyiapkan diri dan mulai menatap Hye-Na
tepat di manik matanya. “Aku tak pernah menjalin hubungan dengan Hyun-Na~ssi,
dia memang mengungkapkan perasaannya kepadaku tapi aku hanya memberinya
kesempatan untuk mencobanya, berusaha menghilangkan sesosok yang sangat ingin
aku miliki. Ternyata itu kesalahan selanjutnya yang aku perbuat. Tanpa sadar
aku menyakiti perasaan Hyun-Na yang tulus menyayangiku sedangkan hatiku tak
pernah ada untuknya.”
“MWO!!! Bagaimana bisa kau seperti itu?! Kau menyakiti perasaan mu terlalu
jauh Kyuhyun~ssi. Kenapa kau tidak menyampaikan perasaanmu kepadanya??” tanyaku
yang pertanyaan itu lebih di tujukan untuk dirinya sendiri
“Karena orang yang aku sukai itu adalah kau, Na~ya. Peri kecilku.” Kyuhyun
ahkirnya menyampaikan hal yang sebenarnya
“MWOYA!!! Hahaha.... Aku?? Cho Kyuhyun, kau tidak salah kan? Atau kinerja
otakmu terganggu??” ucapku kaget tak percaya dan... senang
“Isshhh.... kau!!! Apakah salah kalau aku menyukaimu?? Aku tahu kau
menyukai Joong Ki hyung jadi aku tak berharap kau bisa menerima perasaanku ini,
cukup kau mengetahuinya dan aku harap kita bisa berteman seperti biasanya. Aku
tak ingin kehilanganmu. Aku bisa bahagia jika melihat kau dengan orang yang kau
sukai.”
“Hahahaha....” Aku hanya bisa tertawa keras hingga mengeluarkan airmata.
“YAK!!!! Kau, benar-benar gadis menyebalkan Hye-Na~ssi!! Bisa-bisanya kau
tertawa di saat seperti ini” teriak Kyuhyun kesal
“Haahahaaa.... Kau tahu tuan Cho Kyuhyun.” Aku menarik napas, “Aku juga
merasakan hal yang sama. Nado Sarangheyo” ujarku ahkirnya. Sepertinya semua
beban terangkat begitu saja. Setidaknya dia juga merasakan hal yang sama. Ah,
biarlah aku menyakiti orang lain, aku hanya ingin jujur pada diriku sendiri.
Kyuhyun kaget dengan pernyataan Hye-Na tadi, gadisnya juga menyukainya.
Tanpa sadar dia tersenyum lepas dan memeluk Hye-Na, membisikkan kata,
“Sarangheyo, Na~ya. Aku telah menyimpan perasaan ini lebih dari 10 tahun.
Jangan pernah lagi meninggalkanku, walau untuk sedetik saja. Arahkan
pandanganmu hanya kepadaku”. Aku kaget dengan reaksi Kyuhyun yang memelukku
begitu saja. Perasaan hangat langsung menyelubungi hatiku, apakah ini rasanya
jika orang yang kita sayangi, menyayangi kita juga?? Ingin rasanya waktu
berhenti dan dia bisa merasakan perasaan ini selamanya. Kyuhyun melepaskan
pelukannya dan tersenyum dengan sangat lembut, tatapan matanya membuatku
tenang. Aku mengengam tangannya, tangan yang selama ini ingin aku rasakan
kehangatannya. Ternyata tangan itu lebih hangat dari yang terlihat.
“Kenapa kau tak memberitahukanku sejak dulu, Kyuhyun~ah??”
“Hmm... apa??”
“Perasaanmu itu padaku?? kenapa kau mengatakan kepada Joong Ki oppa kalau
aku menyukainya?? Apa kau tahu saat kau mengatakan itu, aku membencimu. Kau
telah menyakiti perasaanku. Kau bodoh Kyuhyun~ah”
“Yak, aku hanya berusaha ingin membuatmu bahagia Na~ya, karena aku tahu kau
menyukai Joong Ki hyung. Setidaknya Joong Ki hyung bisa memperlakukanmu dengan
baik karena dia juga mencintaimu”
“Tapi kau bodoh!!! Kau tak tahu perasaanku yang sesungguhnya. Kau... yang
dengan beraninya mencuri perasaanku begitu saja. Apa kau tahu? Joong Ki oppa
lebih baik tampan darimu” dengus ku sambil mengerucutkan bibir
“Aigoo~~, kau memang gadis bodoh karena menyukaiku Na~ya. Hahaha...” ujar
Kyuhyun senang
“Ya, aku tahu aku gadis bodoh yang dengan bodohnya memberikan hatiku secara
percuma kepadamu. Aku adalah gadis tercantik, kau tahu itu!!” ucapku percaya
diri
“Aiisshh.. kau cepat sekali besar kepala, Nona Hye-Na~ssi. Apa kau tahu
kalau aku adalah anak dari sahabat ayahmu?? Yang pernah menempati sebelah rumah
mu sebelum Joong Ki hyung? Anak kecil yang ada di foto, di kamar mu itu. Apa
kau tak ingat??” Kyuhyun menatap Hye-Na dengan intens, berusaha membuat Hye-Na
mengingat tentang dirinya, tentang janji mereka.
“Heem... apakah itu benar?!” jawabku acuh seperti mengingat itu bukan hal
yang menarik
“Ah, kau benar-benar telah melupakan aku. Saat itu aku pernah berjanji
kepadamu di bangku taman di bawah pohon Maple, aku akan kembali kepadamu dan
menjadikanmu satu-satunya milikku, kau menjawab bersedia. Apa kau benar lupa
kejadian itu?”
“Hmm... sepertinya aku melupakan kejadian itu, tapi ada satu kenangan manis
yang ku ingat saat itu” Aku tersenyum berusaha membuat Kyuhyun penasaran
“Apa??” tanya Kyuhyun penasaran
Cuupph~~Kisseu~..
Aku mencium pipi Kyuhyun, seperti kejadian 10 tahun yang lalu. Di bawah
pohon Maple, saat dia berjanji kepadaku untuk kembali. Di musim yang sama,
musim semi. Aku mengingat semua yang terjadi 10 tahun yang lalu, namja yang aku
cintai sejak kecil. Namja yang selama ini aku tunggu kedatangannya dan dengan mencium
pipinya berharap dia akan selalu ingat dengan janji nya tersebut. Dan harapan
itu pun terjadi. Cho Kyuhyun, kenangan yang hilang telah kembali. Kami pun
tertawa bahagia bersama.
****
Song Joong Ki Pov’s
At Bangku Taman Sekolah
Aku melihat mereka disana, gadisku dan sahabatku. Mereka tertawa bahagia,
sepertinya Hye-Na sudah mengungkapkan perasaannya atau Kyuhyun yang terlebih
dahulu mengungkapkan perasaan tapi yang jelas aku mengetahuinya. Mereka saling
menyukai dan itu membuatku menderita. Tapi aku tak bisa membuat Hye-Na lebih
menderita lagi, dia harus bersama dengan pria yang dia cintai. Aku tak bisa
memaksakan segalanya, walau itu menyakiti diriku sendiri. Hye-Na, gadis yang
aku cintai akan lebih bahagia bersama dengan pria yang dia cintai juga. Aku
tersenyum melihat mereka mengalahkan airmata yang seharusnya jatuh. Aku akan
tetap mendukung mereka apapun yang terjadi karena hanya itu yang bisa aku
lakukan. Melepaskan orang yang kita cintai adalah cinta terbesar daripada harus
memiliki, itu yang terbaik.
THE END~
Kyaaaa......Kyyaaaaaaaa~~ #Goyang-goyang#
Finally FF ketiga yang paling selesai pertama #Sigh#, Daebak!!!! 54 page dan enggak percaya atas apa yang telah saya perbuat walau aku tahu FF ini tidak apa-apa nya tapi yang pasti "Im proud with my self"... Sejarah FF ini ada karena Yuli Pritania mengadakan sayembara untuk memperingati annivesary Blognya yang kedua. Tidak menang sih, tapi cukup berpuas diri...#Pow pow#. Saya persembahkan FF ini untuk para Ruangkers yang setia menemani saya selama ini. Hikssss... Mohon komentarnya yah...Pleeaasssee...
Selamat Menikmati....~ Annyeong....Bow~~
Finally FF ketiga yang paling selesai pertama #Sigh#, Daebak!!!! 54 page dan enggak percaya atas apa yang telah saya perbuat walau aku tahu FF ini tidak apa-apa nya tapi yang pasti "Im proud with my self"... Sejarah FF ini ada karena Yuli Pritania mengadakan sayembara untuk memperingati annivesary Blognya yang kedua. Tidak menang sih, tapi cukup berpuas diri...#Pow pow#. Saya persembahkan FF ini untuk para Ruangkers yang setia menemani saya selama ini. Hikssss... Mohon komentarnya yah...Pleeaasssee...
Selamat Menikmati....~ Annyeong....Bow~~
2 komentar:
Nice story,,, Kisah sekolah yang cukup manis.. Keep trying girl!!
Ghamsapmida~~ Bow~~
Posting Komentar
Yours Comment